Janulis P Purba, - (2003) PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH : Studi Tindakan Kelas Dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas 1 Program Keahlian Otomotif, Mesin Dan Elektro Pada Tiga SMKN Di Jawa Barat. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
D_IPA_9033307_Table_of_content.pdf Download (365kB) |
|
Text
D_IPA_9033307_Chapter1.pdf Download (739kB) |
|
Text
D_IPA_9033307_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
D_IPA_9033307_Chapter3.pdf Download (865kB) |
|
Text
D_IPA_9033307_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
D_IPA_9033307_Chapter5.pdf Download (1MB) |
|
Text
D_IPA_9033307_Bibliography.pdf Download (352kB) |
|
Text
D_IPA_9033307_appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (466kB) |
Abstract
Penelitian ini berjudul "Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah" merupakan studi tindakan kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas I program keahlian. Otomotif, Mesin, dan Elektro pada dua SMKN di Bandung dan satu SMKN di Sumedang. Permasalahan pokok yang ingin dijawab dalam studi ini ialah gambaran pelaksanaan dan kualitas pembelajaran melalui suatu pengembangan dengan menerapkan model pembelajaran fisika menggunakan pendekatan pemecahan masalah Untuk menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan action research, melalui lima fase, yaitu (1) orientasi, (2) perencanaan, (3) tindakan, (4) observasi, dan (5) refleksi dan revisi. Untuk pengumpulan data digunakan teknik-teknik: observasi, dokumentasi, catatan lapangan, eksperimen, kuesioner, wawancara, dan evaluasi .Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori belajar menurut faham konstruktivis. Ada tiga model belajar yang dijadikan komponen pendekatan pemecahan masalah, yakni: model mengajar konstruktivis, model siklus belajar dan pola pemecahan masalah; yang diterapkan dalam pembelajaran fisika.Penelitian ini dapat menemukan suatu model pembelajaran fisika tidak didasarkan pada pengetahuan awal dan/atau miskonsepsi siswa, kurangnya upaya guru menekankan pemahaman konsep, metode ceramah masih dominan, rata-rata kemampuan siswa dalam memecahan soal gerak melingkar termasuk kategori cukup. Evaluasi tentang prakonsepsi siswa dalam sifat mekanik zat, suhu dan kalor, dan perpindahan kalor sebagai dasar menyusun rencana pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki miskonsepsi.Hasil analisis pada studi pendahuluan menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika tidak didasarkan pada pengetahuan awal dan/atau miskonsepsi siswa, kurangnya upaya guru menekankan pemahaman konsep, metode ceramah masih dominan, rata-rata kemampuan siswa dalam memecahkan soal gerak melingkar termasuk kategori cukup. Evaluasi tentang prakonsepsi siswa dalam sifat mekanik zat, suhu dan kalor, dan perpindahan kalor sebagai dasar menyusun rencana pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki miskonsepsi.Hasil analisis, refleksi, dan evaluasi terhadap implementasi pembelajaran dalam sifat mekanik zat, suhu dan kalor, dan perpindahan kalor menyimpulkan antara lain : (a) optimalisasi pembelajaran fisika dimungkinkan dengan menempatkan prakonsepsi dan/atau miskonsepsi siswa pada posisi sentral pembelajaran; (b) dua guru fisika dapat menerapkan pendekatan pemecahan masalah dengan memadai (cukup), satu guru dapat membuat rencana pembelajaran dan menerapkannya dengan baik ; (c) hasil tes formatif menunjukkan peningkatan penguasaan siswa dari kategori kurang (pre tesi) menjadi kategori tinggi (post test); (d) pendekatan pemecahan masalah dapat menurunkan miskonsepsi siswa (dari pre test ke post test), namun masih terdapat resistensi miskonsepsi tentang konsep-konsep: tegangan, batas elastisitas, kalor jenis, kapasitas kalor, perubahan wujud, konduksi, dan radiasi ; (e) rata-rata hasil belajar siswa dalam tes sumatif termasuk kategori sedang ; (f) kecenderungan perhatian siswa meningkat sejalan dengan peningkatan penerapan pembelajaran ; (g) terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa karena : senang dengan pendekatan yang diterapkan, mudah memahami konsep, tidak membosankan, serta dapat saling tukar pendapat; (h) kendalanya adalah bahwa pengembangan dan implementasi pendekatan pemecahan masalah menuntut kinerja yang spesifik dari guru.Dari temuan penelitian ini ada sejumlah saran yang diajukan diantaranya: (1) pendekatan pemecahan masalah perlu dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu alternatif; (2) diperlukan upaya penelusuran miskonsepsi fisika secara berkelanjutan; (3) guru perlu meningkatkan penguasaan konsep agar tampil lebih baik dalam diskusi kelas ; (4) agar dirintis penyediaan alat peraga/demostrasi; (5) mahasiswa calon guru perlu dibekali metode diskusi, pengetahuan teknologi, dan dasar penelitian tindakan kelas, dan (6) diperlukan penelitian lanjutan dengan ruang lingkup fisika yang lebih luas.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | FISIKA |
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools Q Science > QC Physics |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan IPA S-3 |
Depositing User: | Windhi Nur'aeni Basuki |
Date Deposited: | 01 Dec 2020 07:18 |
Last Modified: | 01 Dec 2020 07:18 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/53885 |
Actions (login required)
View Item |