Nursyamsiah, Ai Nisa (2018) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE CRITICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN CIVIC INTELLIGENCE SISWA DALAM PEMBELAJARAN PPKN : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 7-5 SMP Negeri 1 Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_PKN_1401231_Title.pdf Download (142kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Abstract.pdf Download (138kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Table_of_content.pdf Download (224kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Chapter1.pdf Download (233kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (415kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Chapter3.pdf Download (251kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (690kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Chapter5.pdf Download (152kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Bibliography.pdf Download (219kB) |
|
Text
S_PKN_1401231_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (146kB) |
Abstract
Proses pembelajaran dapat dikatakan suatu pembelajaran yang kontekstual ketika suatu masalah yang terjadi dalam mayarakat dibahas secara terbuka dalam pembelajaran, dengan hal tersebut pula secara tidak langsung pembelajaran yang dilaksanakan akan menunjang terbentuknya kecerdasan warga negara pada peserta didik. Pada kenyataannya pembelajaran di sekolah masih sering diasingkan atau dipisahkan dengan keadaan masyarakat, baik yang berhubungan dengan masalah ketidakadilan, gejolak politik dan masalah sosial lainnya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif (Mix Methode) dengan metode penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukan pada tahap awal peneliti dan guru mitra melakukan perencanaan yang dituangkan dalam pembuatan RPP yang disusun secara sistematis sesuai dengan kurikulum dan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berdasarkan kesepakatan dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dimana pada setiap siklusnya dilakukan observasi dan penilaian terhadap aktivitas guru dan peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam Civic Intelligence siswa pada setiap tindakan siklusnya. Presentase nilai yang dihasilkan setiap siklusnya secara berturut-turut adalah 40,23%, 60,35%, 80,27% dari kategori Cukup, Baik, sampai Sangat baik. Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran diantaranya, kurangnya kemampuan guru dalam mengelola dan mengkondisikan kelas, sedangkan kendala yang dihadapi peserta didik diantaranya kurangnya keseriusan siswa dalam belajar dan kondisi siswa yang cenderung pasif pada saat pelaksanaan pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan meningkatkan profesionalitas guru dan meningkatkan kemampuan guru untuk memotivasi siswa supaya aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hal di atas menunjukkan bahwa model Deep Dialogue Critical Thinking ini sangat tepat digunakan untuk meningkatkan Civic Intelligence peserta didik khususnya dalam pembelajaran PPKn.;---Learning can be said a contextual learning when a problem that occurs in society discussed openly in learning, with it also indirectly learning that will be implemented will support the formation of intelligence of citizens to learners. In fact, school learning is still often isolated or segregated with the state of society, whether related to problems of injustice, political turmoil and other social problems. The research approach used is qualitative approach and quantitative approach (Mix Methode) with classroom action research method. The result of the research shows that in the early stages the researcher and the partner teacher do the planning as outlined in the preparation of RPP which is arranged systematically in accordance with the curriculum and the learning model that will be implemented. Implementation of this class action research based on agreement carried out in three cycles, in which each cycle is done observation and assessment of the activities of teachers and learners. Based on the results of the study showed a significant increase in Civic Intelligence students in each cycle action. Percentage of values generated each cycle in a row is 40.23%, 60.35%, 80.27% of the category Enough, Good, to Very Good. Constraints encountered in the implementation of learning, among others, the lack of ability of teachers in managing and conditioned the class, while the constraints faced by learners such as lack of seriousness of students in learning and the conditions of students who tend to passive during the implementation of learning. Efforts by teachers to overcome these obstacles is to improve the professionalism of teachers and improve the ability of teachers to motivate students to be active in learning. Based on the above points shows that the Deep Dialogue Critical Thinking model is very appropriate to be used to improve the Civic Intelligence of learners, especially in learning Civic Education.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : S PKN NUR p-2018; Pembimbing : I. Aim Abdulkarim, II. Susan Fitriasari; NIM, : 1401231. |
Uncontrolled Keywords: | Model Pembelajaran Deep Dialogue Critical Thinking, Civic Intelligence, Pendidikan Kewarganegaraan, Learning Model Deep Dialogue Critical Thinking, Civic Intelligence, Civic Education. |
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Kewarganegaraan |
Depositing User: | Isma Anggini Saktiani |
Date Deposited: | 03 May 2019 08:46 |
Last Modified: | 03 May 2019 08:46 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/34548 |
Actions (login required)
View Item |