PERKEMBANGAN KESENIAN ANGKLUNG BADUD DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 1996-2016

Bani Nurul Haq, - (2019) PERKEMBANGAN KESENIAN ANGKLUNG BADUD DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 1996-2016. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SEJ_1401216_Title.pdf

Download (322kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Abstract.pdf

Download (389kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Table_of_content.pdf

Download (386kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Chapter1.pdf

Download (430kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (490kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Chapter3.pdf

Download (469kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Chapter5.pdf

Download (411kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Bibliography.pdf

Download (303kB)
[img] Text
S_SEJ_1401216_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (854kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Skripsi ini berjudul “Perkembangan Kesenian Angklung Badud di Kota Tasikmalaya Tahun 1996-2016”. Penelitian ini mengkaji mengenai perkembangan kesenian Angklung Badud yang ada di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai perkembangan kesenian Angklung Badud, untuk membatasi ruang lingkup penelitian dibuat 4 permasalahan utama, pertama bagaimana latar belakang munculnya kesenian Angklung Badud, kedua perubahan yang terjadi dalam kesenian Angklung Badud, ketiga faktor pendorong dan penghambat kesenian Angklung Badud, keempat upaya yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat dalam melestarikan kesenian Angklung Badud. Pemilihan kesenian Angklung Badud sebagai objek penelitian didasari oleh ketertarikan penulis terhadap kesenian Angklung Badud yang merupakan kesenian tradisional tetapi masih eksis di tengah-tengah maraknya budaya asing yang lebih modern yang masuk ke Indonesia. Guna mengurai permasalahan tersebut penulis menelitinya dengan metode historis, yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yaitu pertama, mengenai latar belakang munculnya kesenian Angklung Badud tidak bisa dilepaskan dari tradisi mengarak padi sebagai bentuk penghormatan terhadap Nyai Sri Pohaci yang dipercaya sebagai penguasa alam. Kedua, perubahan kesenian Angkung Badud yang sebelumnya telah berubah fungsi dari pengarak pesta panen menjadi pengarak pengantin sunat, kemudian terjadi lagi perubaha sehingga kesenian Angklung Badud bisa ditampilkan di dalam berbagai acara. Ketiga, ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan kesenian angklung Badud seperti kreativitas seniman, kecintaan terhadap kesenian Angklung Badud dan bantuan pemerintah, kemudian yang menghambat perkembangan kesenian Angklung Badud seperti pewarisan kesenian Angklung Badud, apresiasi masyarakat dan perkembangan budaya modern. Keempat upaya yang dilakukan untuk melestarikannya melibatkan pemerintah Kota Tasikmalaya, Kelurahan Sukamaju Kaler dan masyarakat.; This paper is titled "The Development of Angklung Badud Art in the Tasikmalaya City in 1996-2016". This study examines the development of Angklung Badud art in Tasikmalaya City. This study aims to describe the development of Angklung Badud art, to compile a research space that made 4 main issues, the first how to turn on operations at Angklung Badud, which occurred in Angklung Badud arts, the three driving and inhibiting factors for Angklung Badud art, three efforts made by the government or the community in preserving Angklung Badud art. The selection of Angklung Badud art as an object of research is based on the author's interest in Angklung Badud art which is a traditional art but still exists in the midst of the more modern culture that has entered Indonesia. In order to solve the problem the author examined it with historical methods, that consist of four steps namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. According to the results of the research, First, The Background of Angklung Badud cannot be separated by the rice parading tradition as a respect for Nyai Sri Pohaci who is believed to be the ruler of nature. Secondly, the ninth art of Angklung Badud which had previously changed function from the harvest party to the bride circumcision of the circumcision, then there was another change from the Angklung Badud art that could be displayed in various events. The third, there are several factors that encourage Badud angklung art such as the creativity of artists, the love of Angklung Badud art and government assistance, which then hampers the development of Badud Angklung art such as the inheritance of Badud Angklung art, appreciation from the community and the development of modern culture. Fourth, the effort taken to preserve it is to involve the government of Tasikmalaya City, Kelurahan Sukamaju Kaler and the community.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No Panggil : S SEJ BAN p-2019; Pembimbing : I. Ayi Budi Santosa, II. Tarusena; NIM : 1401216
Uncontrolled Keywords: Angklung Badud, Kesenian, Tradisional
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Yayu Wulandari
Date Deposited: 16 Jun 2020 04:14
Last Modified: 16 Jun 2020 04:14
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/49354

Actions (login required)

View Item View Item