Afryanto, Suhendi (2013) Internalisasi Nilai Kebersamaan Melalui Pembelajaran Seni Gamelan Sunda :Sebagai Upaya Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa Jurusan Karawitan Di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. eprint_fieldopt_thesis_type_phd thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
D_PU_0907776_Title.pdf Download (226kB) | Preview |
|
|
Text
D_PU_0907776_Abstract.pdf Download (319kB) | Preview |
|
|
Text
D_PU_0907776_Table_of_Content.pdf Download (366kB) | Preview |
|
|
Text
D_PU_0907776_Chapter1.pdf Download (386kB) | Preview |
|
Text
D_PU_0907776_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
||
|
Text
D_PU_0907776_Chapter3.pdf Download (502kB) | Preview |
|
Text
D_PU_0907776_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
||
|
Text
D_PU_0907776_Chapter5.pdf Download (277kB) | Preview |
|
|
Text
D_PU_0907776_Bibliography.pdf Download (356kB) | Preview |
|
Text
D_PU_0907776_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (351kB) |
Abstract
Disertasi ini merupakan hasil penelitian tentang nilai kebersamaan dalam pembelajaran Seni Gamelan Sunda (SG Sunda) yang dilakukan di Jurusan Karawitan STSI Bandung (JKSB) dengan melibatkan 10 orang dosen dan 30 orang mahasiswa dari berbagai angkatan. Masalah pokok yang diangkat dilatarbelakangi oleh adanya ketimpangan perilaku di kalangan generasi muda yang sudah berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan, seperti: (1) sering terjadi tawuran massal antar pelajar bahkan tawuran massal antar mahasiswa, (2) terdistorsinya nilai kebersamaan, serta (3) hilangnya karakter atau jati-diri bangsa secara meluas yang mengakibatkan terjadinya krisis multi dimensi. Oleh karena alasan tersebut, maka perlu adanya solusi alternatif untuk mengembalikan ke dalam kehidupan yang damai dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan sebagai bagian dari karakter bangsa Indonesia melalui dimensi pendidikan formal. Sebagai landasan untuk mencapai hasil penelitian yang optimal, maka dalam pembahasannya didekatkan dengan beberapa teori, di antaranya: (1) teori belajar Konstruktivisme dari Vygotsky salah satunya penggunaan metode Cooperative Learning, (2) Educating for Character dari Lickona, (3) teori olah gending dari Ki Hadjar Dewantara, (4) teori harmoni polyphonic dari Yaap Kunts, (5) Estetika dan Filosofi Budaya dari Jakob Sumarjo, (6) teori fungsi seni Allan P. Merriam, serta (7) Semiotik dan Hermeneutik dari Habermas. Proposisi teori yang dirujuk dimaksudkan untuk memahami pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) apa saja nilai-nilai kebersamaan dalam SG Sunda, (2) bagaimana persepsi dosen JKSB tentang pembelajaran SG Sunda, (3) bagaimana persepsi mahasiswa JKSB tentang pembelajaran SG Sunda, (4) bagaimana proses internalisasi nilai kebersamaan dalam SG Sunda, serta (5) bagaimana proses pendidikan karakter melalui pembelajaran SG Sunda diupayakan. Penelitian dilaksanakan dengan mempergunakan metode kualitatif di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, serta analisis dokumen. Untuk mencapai kesimpulan yang diharapkan, proses analisis data dilakukan dengan mempergunakan tiga cara, yaitu: reduksi data, display data, dan konklusi. Adapun hasilnya ditemukan beberapa hal, di antaranya: (1) nilai kebersamaan dalam SG Sunda dapat memunculkan sikap disiplin, tanggungjawab, toleransi, kepekaan, menghargai perbedaan, kerjasama, dan melatih menjadi pemimpin, (2) SG Sunda dapat membelajarkan etika, memberikan terapi yang mampu mempengaruhi perilaku, melatih kesabaran, serta membangkitkan persaudaraan, (3) melalui pembelajaran kooperatif, SG Sunda dapat menginternalisasikan nilai untuk saling menolong, saling mengoreksi, serta saling menghormati, dan (4) implikasi dari pembelajaran SG Sunda membiasakan para mahasiswa untuk mengembangkan rasa hormat dan tanggung jawab sebagai bagian dari pembentukan karakter. Berdasarkan hasil di atas, direkomendasikan agar SG Sunda dapat dibelajarkan di semua satuan pendidikan formal, mulai tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi non seni, bahkan di masyarakat melalui pendidikan non formal sebagai salah satu model pendidikan karakter berbasis estetika dan etika. The dissertation is resulted from a research about togetherness value in Seni Gamelan Sunda (SG Sunda) Learning which conducted in Karawitan Department of Indonesian Art Higher School Bandung (JKSB) involving 10 lecturers and 30 students from different class. The research is motivated by imbalance behaviors among the younger generation as the responsible generation for continuing the national aspiration which has been in very alarming point. These imbalance behaviors are (1) gang fight between students (2) distortion of togetherness value, and (3) widespread loss of national character or identity that caused multi dimension crisis. Consequently, it is necessary to provide an alternative solution to restore peaceful life and uphold togetherness value as a part of Indonesian national character through formal education dimension. The research uses several theories in its discussion as a foundation to achieve optimal results. These theories are (1) the use of Cooperative Learning method from Vygotsky’s Constructivism Learning Theory, (2) Lickona’s Educating for Character, (3) Ki Hadjar Dewantara’s Olah Gending Theory, (4) Yaap Kunts’ Polyphonic Harmony Theory, (5) Jakob Sumarjo’s Aesthetics and Philosophy of Culture, (6) Allan P. Merriam’s Art Purpose Theory, and Habermas’ Semiotics and Hermeneutics. These referred theoretical proposition are aimed to comprehend following research question: (1) what are the togetherness values in SG Sunda, (2) How JKSB Lecturers’ perception toward SG Sunda learning, (3) How JKSB students’ perception toward SG Sunda learning, (4) How internalization process of togetherness value in SG Sunda and (5) how character education process through SG Sunda are implemented. This research employs qualitative methods and the data are collected through observations, interviews, and document analysis. In order to achieve expected conclusion, the data analysis was done by using three schemes, such as: data reduction, data display, and conclusion. The research found that (1) togetherness value in SG Sunda brings attitude such as discipline, responsibility, tolerance, sensitivity, diversity respect, team work, and leadership, (2) SG Sunda can teaches ethics, functioned as a therapy which affect behavior, patience, and evokes togetherness (3) SG Sunda through its cooperative learning internalized value to help, correct and respect others, and (4) the implications of SG Sunda learning are accustom students to develop their respect and responsibility as a part of character establishment. According to the findings above, it is recommended that SG Sunda can be taught in all formal education units, from elementary school, junior high school, senior high school, non art University, furthermore, in the society through non formal education as a model of aesthetics and ethics-based character education.
Item Type: | Thesis (eprint_fieldopt_thesis_type_phd) |
---|---|
Subjects: | Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-3 |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-3 |
Depositing User: | Riki N Library ICT |
Date Deposited: | 14 Nov 2013 04:39 |
Last Modified: | 14 Nov 2013 04:39 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/3118 |
Actions (login required)
View Item |