Rita Milyartini, - (2012) MODEL TRANSFORMASl NILAI BUDAYA MELALUI PEMBINAAN SENI DI SAUNG ANGKLUNG UDJO UNTUK KETAHANAN BUDAYA. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
D_PKN_0707308_Title.pdf Download (1MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Abstract.pdf Download (2MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Table_of_content.pdf Download (1MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Chapter1.pdf Download (5MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (13MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Chapter3.pdf Download (3MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (42MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Chapter5.pdf Download (1MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Bibliography.pdf Download (2MB) |
|
Text
D_PKN_0707308_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (4MB) |
Abstract
Fenomena desonansi nilai budaya sertaxenocentrisme menandakan lemahnya ketahanan budaya. Studi kasus irii bertujuari untuk merighasilkaii model transformasi nilai budaya melalui pembinaan seni untuk mengembangkan ketahanan budaya. Saung Angklung Udjo dipilih sebagai kasus karena di sini ada indikasi berkembangnya ketahanan budaya. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan cara pandang Udjo tentang cinta yang berdampak pada pola pembinaan seni bagi putra-putri Udjo maupun anak lainnya. Beriandaskan perspektif agama Islam, Udjo melakukan refleksi dan menyadari bahwa cinta adalah landasan penting dalam pendidikan. Nilai budaya Sunda, silih asih, silih asuh dan silih asah digunakan daiam mengajar angklung. Terjadi metamorfosis fongsi, struktur, dan bentuk seni angklung. Ketahanan budaya tampak sebagai kemampuan melestarikan, dan mengembangkan nilai budaya Sunda sebagai upaya untuk mengembangkan seni, budaya, kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup. Model transformasi nilai budaya mencakup lima komponen: (1) pemimpin; (2) nilai budaya yang dilandasi nilai agama; (3) angklung dan seni kolektif; (4) Integrasi pendidikan, perturijukan dan prbduksi alat rftusik dalam satu sistem pembinaan; (5) faktor ekstefnal sebagai stimulus. Mekanisme kerja model mulai dari merespon stimulus, raerencanakan, melaksanakan, merefleksi dan membuat penyesuaian. Sintaksis model didasari oleh konsep kudu akur jeung batur sakasur, sadapur, sasumur, dan salembur yang artinya mulai dari lingkungan terdekat ke lingkungan yang iebih luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model transformasi nilai budaya melalui pembinaan seni di SAU mampu menghasilkan ketahanan budaya. Oleh karena itu model ini dapat dijadikan rujukan bagi pembinaan kelompok seni lain yang sejenis. Diperlukan kajian lebih lanjut terkait implementasi model pada kasus pembinaan seni yang bersifat individual, dan riset pengembangan untuk implementasi pembinaan sanggar seni di wilayah budaya lain.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Model, transformasi, nilai budaya, ketahanan budaya, dan pembinaan seni. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) N Fine Arts > NX Arts in general |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-3 |
Depositing User: | Nurul Aini Afandi |
Date Deposited: | 20 Sep 2022 01:59 |
Last Modified: | 20 Sep 2022 01:59 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/81472 |
Actions (login required)
View Item |