Sulipan, - (2004) PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KEJURUAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Studi Kualitatif Terhadap Diklat Berbasis Kompetensi Program Keahlian Mesin Perkakas di SMKN 2 Serang, SMK YPPT Garut, SMKN 4 Jakarta dan SMK Texmaco Karangan. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
D_ADPEND_009802_table_of_content.pdf Download (277kB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_chapter1.pdf Download (563kB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_chapter3.pdf Download (325kB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_chapter5.pdf Download (1MB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_bibliography.pdf Download (297kB) |
|
Text
D_ADPEND_009802_appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (554kB) |
Abstract
Fokus penelitian pada disertasi ini adalah pada permasalahan dalam pengelolaan diklat berbasis kompetensi kejuruan, adapun pembahasan yang lebih rinci adalah mengenai perencanaan diklat kejuruan, yaitu meliputi penetapan standar kompetensi dan faktor-faktor pendukungnya, kemudian tentang pelaksanaan diklat, meliputi pengelolaan proses pembelajaran dan uji kompetensi, selanjutnya juga diteliti mengenai pembinaan kreativitas dan kewirausahaan dan akhirnya adalah tentang sertifikasi sebagai pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai siswa/peserta diklat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan sampel sekaligus populasi yang diteliti adalah SMKN 2 Serang, SMK YPPT Garut SMKN 4 Jakarta dan SMK Texmaco Karawang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa:(a) Pimpinan sekolah umumnya sudah menyadari pentingnya memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan penerapan diklat berbasis kompetensi, (b) Pimpinan sekolah umumnya juga sudah menunjukkan keseriusannya dalam melengkapi dan merawat fasilitas pembelajaran, walaupun terdapat hambatan dalam hal kekurangan dana untuk melengkapi dan merawat fasilitas belajar, (c) Komunikasi antara pimpinan dan bawahan serta antar bagian di sekolah masih perlu ditingkatkan supaya semua warga sekolah memahami program sekolah, (d) Perencanaan umumnya sudah mengacu pada standar kompetensi namun sebagian faktor pendukung diklat masih belum memadai dan beberapa sekolah perencanaan tidak dilakukan secara terintegrasi. Pengembangan kurikulum telah dilakukan dengan cara melakukan sinkronisasi dari kurikulum yang sudah ada terhadap standar kompetensi yang berlaku Masih terjadi ktsenjangaji antara peralatan yang tersedia dengan tuntutan kompetensi, imUik itu diperlukan outaourdng atau keija sama dengan pihak industri untuk memenuhi tuntutan kompetensi ini. Bahan ajar berupa modul individu masih terbatas jumlahnya, sehingga perlu dikembangkan lebih jauh. Media pembelajaran masih belum mencukupi untuk menunjang penguasaan siswa terhadap matai kompetensi yang dipelajari. Kebanyakan guru belum memiliki sertifikat kompetensi, terutama guru SMK swasta. Siswa antara sekolah negeri dan swasta memiliki perbedaan kemampuan intelektual untuk itu perlu dikembangkan pembelajaran individual di mana kecepatan kemajuan belajar dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa, (e) Pelaksanaan diklat ternyata belum sepenuhnya mengacu pada standar kompetensi., hal ini akan menyebabkan hasil pembelajaran tidak akan sesuai dengan standar kompetensi yang dijadikan acuan. Proses pembelajaran masih dilakukan secara klasikal, namun telah mulai dilakukan pembelajaran remidial sebagai bentuk penerapan belajar tuntas. Uji kompetensi masih dilakukan "biasa saja" menyatu dengan Ujian Akhir Nasional, padahal menurut konsep diklat berbasis kompetensi uji kompetensi dilakukan setiap selesai mempelajari satu kompetensi, (f) Pengawasan pada sebagaian sekolah belum dilakukan dengan baik. (g) Pembinaan kreativitas dan kewirausahaan umumnya belum dilakukan secara sungguh-sungguh, (h) Sertifikasi telah dilakukan oleh lembaga yang berwenang memberikan sertifikat, karena lembaga itu juga yang memiliki standar kompetensi kejuruan tersebut. Tapi yang menguji sebenarnya tidak meiliki hi bungan dengan MPKN sebagai lembaga pemberi sertifikat. Hasil «ji kompetensi lebih baik pada SMK negeri, kemungkinan besar disebabkan pada SMK negeri siswa yang masuk lebih terseleksi, sehingga memiliki kemampuan belajar yang lebih baik dari pada siswa pada SMK swasta.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pengelolaan Pendidikan, Pelatihan, Kompetensi |
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Pendidikan S-3 |
Depositing User: | Ridha Pratama Rusli |
Date Deposited: | 01 Dec 2020 06:48 |
Last Modified: | 01 Dec 2020 06:48 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/55529 |
Actions (login required)
View Item |