faizah, noer (2017) MAINAN BUNYI BUDAYA SUNDA: BENARKAH MEMBERIKAN PENGALAMAN ESTETIKA POSITIF DAN NEGATIF PADA SISWA? S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_KDSERANG_1306562_Title.pdf Download (320kB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Abstract.pdf Download (312kB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Table_of_Content.pdf Download (212kB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Chapter 1.pdf Download (353kB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (451kB) | Request a copy |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Chapter 3.pdf Download (577kB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (821kB) | Request a copy |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Chapter 5.rtf Download (18MB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Bibliography.rtf Download (18MB) |
|
Text
S_KDSERANG_1306562_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Menuntut ilmu adalah bagian dari pendidikan, tujuan utama dari pada pendidikan tidak lain mengarahkan siswa supaya menjalani kehidupan yang layak dan bermakna. Belajar bukan lagi sekedar menimba ilmu tetapi lebih dari itu, kita akan mengalami berbagai pengalaman yang akan membuat kita merasakan kenapa, dimana, siapa, dan bagaimana pengalaman itu dapat bermakna. Kebermaknaan pembelajaran terjadi apabila pikiran, perasaan dan lika-liku pembelajaran menyatu dan akan membentuk suatu pengalaman yang disebut pengalaman estetika. Pentingnya tiga aspek pengalaman estetika ini sering kali diabaikan oleh sebagian besar pengajar dikalangan dunia pendidikan. Pengalaman estetika bukan sekedar suatu keindahan pada situasi pembelajaran namun lebih dari itu, pengalaman estetika akan membentuk suatu pengalaman tak terlupakan (kebermaknaan) bagi siswa. Dalam proses pembelajaran pendidikan selalu menampilkan inovasi baru untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebelum pengajar mempraktikkan metode belajar, terlebih dahulu seharusnya pengajar memiliki kemampuan mengamati dan memahami siswa dalam belajar. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam penting untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan tidak lagi fokus guru. Mengenalkan serta mengaitkan budaya bangsa kedalam sebuah konsep pembelajaran juga termasuk salah satu ide yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Menggunakannya sebagai alat atau media penunjang untuk mengajarkan salah satu materi ajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sekaligus menanamkan konsep yang diajarkan. Karinding yang merupakan salah satu warisan budaya sunda digunakan sebagai media yang nantinya siswa akan menemukan (proses Inquiry) sendiri pemahaman pada pembelajaran IPA konsep bunyi. Siswa akan mencoba memainkan alat musik karinding, menganalisa apa yang dialaminya saat mencoba alat musiknya, dan kemudian akan mendefinisikan segala informasi yang siswa dapatkan saat mencoba memainkan alat musik kemudian menyimpulkan apa konsep pembelajaran bunyi yang terdapat pada karinding. Dan segala pikiran, perasaan, serta lika-liku pada proses pembelajaran konsep bunyi ini akan membentuk suatu pengalaman yang dinamakan pengalaman estetika.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | pembimbing 1: herli salim pembimbing 2: supriadi |
Uncontrolled Keywords: | Pengalaman Estetika, Inquiry |
Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education > LB1501 Primary Education |
Divisions: | UPI Kampus Serang > PGSD UPI Kampus Serang |
Depositing User: | UPI Kampus Serang |
Date Deposited: | 09 May 2019 03:11 |
Last Modified: | 09 May 2019 03:11 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/34783 |
Actions (login required)
View Item |