ANALISIS PERUBAHAN RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN MODEL JAGANNATHAN-APLIN PADA GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DAN PENGARUHNYA TERHADAP CUACA DI BANGKA TENGAH

Gandini, Ryantika (2016) ANALISIS PERUBAHAN RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN MODEL JAGANNATHAN-APLIN PADA GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DAN PENGARUHNYA TERHADAP CUACA DI BANGKA TENGAH. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Title.pdf

Download (20kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Abstract.pdf

Download (167kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Table_of_content.pdf

Download (330kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Chapter1.pdf

Download (81kB) | Preview
[img] Text
S_FIS_1200477_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Chapter3.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
S_FIS_1200477_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Chapter5.pdf

Download (66kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_FIS_1200477_Bibliography.pdf

Download (76kB) | Preview
[img] Text
S_FIS_1200477_Appendix1.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (137kB)
[img] Text
S_FIS_1200477_Appendix2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (873kB)
[img] Text
S_FIS_1200477_appendix3.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (567kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Pengamatan terhadap parameter cuaca telah dilakukan di Pantai Terentang, Bangka Tengah yang merupakan salah satu lokasi Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016. Perekaman data dilakukan selama tiga hari menggunakan stasiun pengamat cuaca otomatis portabel dengan resolusi perekaman data sebesar 1Hz untuk mengamati pengaruh GMT terhadap insolasi Matahari yang mempengaruhi parameter cuaca lainnya. Akibat adanya awan tebal pada fase awal, penurunan insolasi yang terjadi tidak sebanding dengan persentase tertutupnya Matahari serta tidak sesuai dengan model perubahan insolasi Jagannathan-Aplin. Oleh karena itu dilakukan koreksi pada model serta data insolasi gerhana untuk memperoleh pola perubahan insolasi yang sesuai, dengan cara melakukan pencocokan kurva pada data insolasi gerhana. Kurva hasil pencocokan tersebut digunakan untuk mengurangi model Jagannathan-Aplin sebagai koreksi adanya awan tebal, sehingga diperoleh kurva perubahan insolasi selama GMT tanpa gangguan. Koreksi model yang dilakukan menghasilkan faktor pengurang insolasi Matahari yang diakibatkan oleh adanya awan tebal, yaitu sebesar 50,98%-66,45%. Penurunan insolasi mulai sebanding dengan persentase tertutupnya Matahari terjadi setelah awan tebal berangsur-angsur hilang, dari 123W/m2 menjadi bernilai nol, tepat 5 menit sebelum fase puncak GMT. Hal yang berbeda terjadi pada temperatur udara yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan penelitian menunjukkan penurunan sebesar 0,10C setelah fase puncak. Kelembaban udara selama GMT menunjukkan nilai tinggi rata-rata sebesar 89%, sebagai akibat dari rendahnya tekanan udara selama GMT akibat penurunan insolasi Matahari. Pengaruh GMT terhadap parameter cuaca dapat dilihat lebih jelas dengan analisis sinyal menggunakan metode transformasi Fourier untuk mengidentifikasi pola periodogram masing-masing parameter cuaca. Transformasi dilakukan dengan mengubah domain sinyal dari domain waktu menjadi domain frekuensi, sehingga hasilnya berupa spektrum yang pada spektrum data gerhana menunjukkan perubahan sebesar 66% dari hari normal untuk insolasi. Spektrum yang dihasilkan menunjukkan pengaruh besar GMT terhadap insolasi serta parameter cuaca lainnya;--- Observations of the meteorological variables have been conducted in Terentang coastal area, Central Bangka which is located in totality path of Total Solar Eclipse on March 9, 2016. These measurements were made before, during and after the solar eclipse using a portable automatic weather station with 1 Hz data recording to investigate the influence of total solar eclipse on the incoming solar radiation and other weather variables. Due to the cloudiness at the first phase of the eclipse, the reduction of the radiation is not proportional to the percentage of the sun's obscuration and does not fit with the Jagannathan-Aplin model of changes in insolation.Therefore, a correction on the model and the eclipse data had been carried out to obtain the corresponding pattern of insolation changes, by doing a curve fit to the eclipse data.The curve fitting is used to reduce the Jagannathan-Aplin model as the correction of thick cloud, thus it generated the curves of eclipse-insolation changes without disruption.This model correction produces the reduction factor of insolation which caused by thick clouds, which is amounted 50,98%-66,45%. Along with the disappearance of thick clouds, solar radiation changes is corresponding to sun dimmer until it reaches the lowest value from 123 W/m2 to zero point at 5 minutes before the maximum phase. In contrast to the radiation decrement, decreasing air temperature was not comparable to the sun’s obscuration because it was not only determined by radiation, but also it was impacted by surrounding environment. High relative humidity, on average 89%, was discovered as an effect of the low atmospheric pressure which is affected by the extremely insolation decline. The effect of total solar eclipse can be seen more clearly with spectrum analysis using Fourier transformation to identify periodogram patterns of each meteorology variable. The transformation carried by changing the domain signal from the time domain into the frequency domain, its result a spectrum which is higher than before and after the eclipse event on the insolation which is 66% higher than normal days. The spectrum represents that total solar eclipse has considerable effect to the incoming solar radiation and others which is indicated by the change of the spectrum period.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: Nomor Panggil : S FIS GAN a-2016; Nama Pembimbing : I. Nanang Dwi Ardhi II. M Lid Mujtahiddin
Uncontrolled Keywords: gerhana, insolasi Matahari, transformasi Fourier, cuaca, koreksi.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography
Q Science > Q Science (General)
Q Science > QC Physics
Divisions: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Fisika > Program Studi Pendidikan Fisika
Depositing User: Mr mhsinf 2017
Date Deposited: 14 Sep 2017 06:10
Last Modified: 14 Sep 2017 06:10
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/25843

Actions (login required)

View Item View Item