Ekayanti, Afrida (2014) PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI TERMOKIMIA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_KIM_0909153_Title.pdf Download (121kB) | Preview |
|
|
Text
S_KIM_0909153_Table_of_content.pdf Download (151kB) | Preview |
|
|
Text
S_KIM_0909153_Abstract.pdf Download (195kB) | Preview |
|
|
Text
S_KIM_0909153_Chapter1.pdf Download (144kB) | Preview |
|
Text
S_KIM_0909153_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (281kB) | Request a copy |
||
|
Text
S_KIM_0909153_Chapter3.pdf Download (447kB) | Preview |
|
Text
S_KIM_0909153_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (484kB) | Request a copy |
||
|
Text
S_KIM_0909153_Chapter5.pdf Download (134kB) | Preview |
|
|
Text
S_KIM_0909153_Bibliography.pdf Download (254kB) | Preview |
|
Text
S_KIM_0909153_Appendix1.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) | Request a copy |
||
Text
S_KIM_0909153_Appendix2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian yang berjudul “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Termokimia” bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi termokimia. Keterampilan berpikir kritis siswa SMA diukur dengan menggunakan alat ukur berpikir kritis dalam bentuk pilihan ganda beralasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek penelitian siswa SMA sebanyak 162 orang di tiga SMA Negeri dengan cluster tinggi, sedang dan rendah di kota Bandung. Data penelitian diperoleh melalui tes tertulis, angket dan lembar observasi. Profil keterampilan berpikir kritis yang diteliti mencakup keterampilan menganalisis argumen, menilai kredibilitas sebuah sumber, membuat deduksi dan menilai hasil deduksi, serta membuat dan mempertimbangkan keputusan yang bernilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa dalam keterampilan menganalisis argumen pada peringkat sekolah tinggi dan sedang tergolong kategori cukup, sedangkan peringkat sekolah rendah tergolong kategori kurang; keterampilan berpikir kritis siswa dalam mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber pada peringkat sekolah tinggi dan rendah tergolong kriteria cukup, sedangkan siswa peringkat sekolah sedang tergolong kriteria kurang; keterampilan membuat deduksi dan menilai hasil deduksi pada peringkat sekolah tinggi, sedang, dan rendah tergolong kategori kurang; dan keterampilan membuat dan mempertimbangkan keputusan yang bernilai pada peringkat sekolah tinggi, sedang, dan rendah tergolong kategori kurang. Hasil observasi menunjukkan sub indikator keterampilan berpikir kritis yang diajarkan adalah sub indikator menganalisis argumen di peringkat sekolah tinggi dan sedang, sub indikator mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber hanya diajarkan di peringkat sekolah tinggi, sedangkan sub indikator membuat deduksi dan menilai hasil deduksi serta membuat dan mempertimbangkan keputusan yang bernilai tidak diajarkan di sekolah. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis untuk keseluruhan siswa tergolong kurang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara faktual dan akurat mengenai seberapa jauh keterampilan siswa SMA untuk berpikir kritis pada materi termokimia. Penelitian yang berjudul “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Termokimia” bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi termokimia. Keterampilan berpikir kritis siswa SMA diukur dengan menggunakan alat ukur berpikir kritis dalam bentuk pilihan ganda beralasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek penelitian siswa SMA sebanyak 162 orang di tiga SMA Negeri dengan cluster tinggi, sedang dan rendah di kota Bandung. Data penelitian diperoleh melalui tes tertulis, angket dan lembar observasi. Profil keterampilan berpikir kritis yang diteliti mencakup keterampilan menganalisis argumen, menilai kredibilitas sebuah sumber, membuat deduksi dan menilai hasil deduksi, serta membuat dan mempertimbangkan keputusan yang bernilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa dalam keterampilan menganalisis argumen pada peringkat sekolah tinggi dan sedang tergolong kategori cukup, sedangkan peringkat sekolah rendah tergolong kategori kurang; keterampilan berpikir kritis siswa dalam mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber pada peringkat sekolah tinggi dan rendah tergolong kriteria cukup, sedangkan siswa peringkat sekolah sedang tergolong kriteria kurang; keterampilan membuat deduksi dan menilai hasil deduksi pada peringkat sekolah tinggi, sedang, dan rendah tergolong kategori kurang; dan keterampilan membuat dan mempertimbangkan keputusan yang bernilai pada peringkat sekolah tinggi, sedang, dan rendah tergolong kategori kurang. Hasil observasi menunjukkan sub indikator keterampilan berpikir kritis yang diajarkan adalah sub indikator menganalisis argumen di peringkat sekolah tinggi dan sedang, sub indikator mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber hanya diajarkan di peringkat sekolah tinggi, sedangkan sub indikator membuat deduksi dan menilai hasil deduksi serta membuat dan mempertimbangkan keputusan yang bernilai tidak diajarkan di sekolah. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis untuk keseluruhan siswa tergolong kurang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara faktual dan akurat mengenai seberapa jauh keterampilan siswa SMA untuk berpikir kritis pada materi termokimia. This study aims to describe the critical thinking skills of high school students in the thermochemistry. High school students' critical thinking skills were measured using a critical thinking’s two-tier multiple choice test instrument. This study used a descriptive method. Subjects were 162 high school students in three high school cluster of high, medium and low at Bandung. Data were obtained through written tests, questionnaires and observation sheets. The profiles under studied include the skills to analyzing arguments, judging the credibility of a source, deducing and judging deduction, and making and judging value judgments. The result showed that students from high and middle clusters’ ability in analyzing argument were identified as sufficient; while the students from low clusters’ ability in the same indicator were identified as low level. As students’ ability in judging the credibility of a source were identifed as sufficient for students from high and low cluster; while the sudents from middle cluster showed a low level. Students’ ability in deducing and judging deduction for all three clusters were showed a low level. As the last indicator, the ability of making and judging value judgments were identified as low level for all three clusters. Observations indicated sub-indicators of critical thinking skills that are taught in the high and middle clusters is sub-indicators to analyzing arguments, sub-indicators of judging the credibility of a source is only taught in high cluster, while the sub-indicators to deducing and judging deduction and making and judging value judgments is not taught in school. In general, it can be concluded that the average critical thinking skills for students classified as less overall. This research is expected to provide factual and accurate picture of the extent to which the skills of high school students to think critically on thermochemistry.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No.Panggil: S KIM EKA p-2014 |
Uncontrolled Keywords: | keterampilan berpikir kritis siswa sma pada materi termokimia |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Kimia > Program Studi Pendidikan Kimia |
Depositing User: | Staff DAM |
Date Deposited: | 06 Mar 2015 02:46 |
Last Modified: | 06 Mar 2015 02:46 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/13764 |
Actions (login required)
View Item |