Amelia Nurfitri Dewi, - (2019) VARIASI BAHASA PADA TUTURAN K-POPERS DI KOTA BANDUNG : Kajian Sosiolinguistik. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_BSI_1506486_Title.PDF Download (430kB) |
|
Text
S_BSI_1506486_Chapter1.PDF Download (281kB) |
|
Text
S_BSI_1506486_Chapter2.PDF Restricted to Staf Perpustakaan Download (349kB) |
|
Text
S_BSI_1506486_Chapter3.PDF Download (605kB) |
|
Text
S_BSI_1506486_Chapter4.PDF Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
S_BSI_1506486_Chapter5.PDF Download (309kB) |
|
Text
S_BSI_1506486_Appendix.PDF Restricted to Staf Perpustakaan Download (275kB) |
Abstract
Tulisan ini didasari oleh fenomena masuknya Korean wave atau gelombang Korea ke Indonesia yang melahirkan tuturan unik, yaitu bentuk campuran antara Bahasa Indonesia dengan beberapa istilah dari Bahasa Korea, Bahasa Inggris, Bahasa Medan, dan Bahasa Sunda oleh para K-popers. K-popers sendiri bermacam-macam, ada yang menyukai Korea dari segi musik, drama, dan lain sebagainya. Pernyataan tersebut didapat berdasarkan obrolan langsung yang dilakukan oleh para K-popers ketika sedang berada di lingkungannya. Hal ini menarik untuk diteliti karena merupakan fenomena baru dalam dunia bahasa dan sebagai sebuah penggambaran terhadap wujud sikap bahasa remaja di Indonesia. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan variasi bahasa yang ada pada tuturan K-popers di Kota Bandung dalam situasi langsung, (2) mengungkapkan faktor situasional yang melatarbelakangi munculnya variasi bahasa pada tuturan K-popers di Kota Bandung, dan (3) menjelaskan fungsi bahasa pada tuturan K-popers di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif dengan sosiolinguistik sebagai pendekatan teoretisnya. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tuturan K-popers di Kota Bandung yang merupakan bentuk pencampuran antara Bahasa Sunda, Bahasa Medan, Bahasa Indonesia, Bahasa Korea, dan Bahasa Inggris. Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan menggunakan teknik dokumentasi. Temuan yang didapat dari penelitian ini, di antaranya: dari segi penutur didominasi oleh ragam sosiolek; dari segi pemakaian didominasi oleh ragam industri hiburan; kemudian ragam santai pun lebih sering digunakan di dalam segi keformalan; dan yang terakhir dari segi sarana didominasi oleh ragam lisan. Selain itu, faktor situasional yang mendasari penggunaan variasi bahasa pada tuturan K-popers adalah campur kode ke luar dan campur kode ke dalam. Kemudian fungsi bahasa yang digunakan yaitu fungsi interaksional, fungsi regulatoris, fungsi representasional, fungsi instrumental, fungsi personal, dan fungsi imajinatif.;--This article based on the phenomenon of the entry of Korean waves to Indonesia that has been created a unique speech. The speech is a mixture of the Indonesian and several terms from the Korean language, Sundanese language, Batak language and English by K-popers. K-popers themselves were assorted, some people like Korea in terms of music, drama, and so on. The statement was based on direct chat conducted by K-popers while they were in the environment of fellow K-popers too. This is interesting to study because it is a new phenomenon in the world of language and as a description of the form of adolescent language attitudes in Indonesia. The purpose of this study (1) describe language variations in the speech of K-popers at Bandung in a direct situation, (2) revealing situational factors underlying the emergence of language variations in the speech of K-popers at Bandung, and (3) explaining the function of speech in the utterance K-popers at Bandung. This study uses qualitative and quantitative methods with sociolinguistics as its theoretical approach. The data used in this study is the utterance of K-popers at Bandung which is a form of mixing between Sundanesse, Batak, Indonesian, Korean, and some English vocabulary. Data collection techniques used in this study are observation methods using documentation techniques. The findings obtained from this study include, in terms of the dominating speakers, sociolek; in terms of usage, it is variety of entertainment; then the variety of intimate is terms of relax; and the latter in terms of facilities is oral variety. In addition, the situational factors that underlie the use of language variations in this research are mixed codes, which are inner code-mixing and outer code-mixing. The functions of the language used are interactional functions, regulatory functions, representational functions, instrumental functions, personal functions, and imaginative functions.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | variasi bahasa, tuturan K-popers, gelombang Korea, faktor situasional, fungsi bahasa, language variation, K-popers speech, Korean waves, situational factors, language functions. |
Subjects: | P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan) |
Depositing User: | Amelia Nurfitri Dewi |
Date Deposited: | 05 Aug 2020 04:41 |
Last Modified: | 05 Aug 2020 04:41 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/41309 |
Actions (login required)
View Item |