PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NAHDLATUL ULAMA : Studi Deskriptif Analitik Guru SLTA di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'rif NU Cabang Jepara Jawa Tengah

Saekan, Mukhamad (2013) PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NAHDLATUL ULAMA : Studi Deskriptif Analitik Guru SLTA di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'rif NU Cabang Jepara Jawa Tengah. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Title.pdf

Download (203kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Abstract.pdf

Download (299kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Table_Of_Content.pdf

Download (240kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Chapter1.pdf

Download (969kB) | Preview
[img] Text
T_ADPEN_959660_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Chapter3.pdf

Download (434kB) | Preview
[img] Text
T_ADPEN_959660_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Chapter5.pdf

Download (312kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_959660_Bibliography.pdf

Download (301kB) | Preview
[img] Text
T_ADPEN_959660_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (437kB)

Abstract

Pendidikan adalah sebuah sistem yang terdiri dari sub sistem tujuan, metode, Pendidik (guru), Peserta didik (siswa), alat, lingkungan. Dari berbagai komponen tersebut pendidik (guru) merupakan salah satu komponen yang memiliki fungsi sebab akibat. Artinya kualitas pendidik akan mempengaruhi kualitas lembaga pendidikan. Penelitian ini mengangkat permasalahan yang berkenaan dengan Pembinaan Kualitas Profesional Guru dengan judul Penelitian " SISTEM PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN (LP) MA'ARIF NAHDLATUL ULAMA" Studi Deskriptif Analitik Guru SLTA Yang di Bawah Naungan LP. Maarif NU Cabang Jepara Jawa Tengah. Maksud mengfokuskan pada lembaga pendidikan NU adalah (1) NU sebagai organisasi sosial keagamaan (jamiyyah diniyah) terbesar di Indonesia terasa belum memiliki peran secara optimal dalam sosio kultural, sehingga banyak lembaga pendidikan di bawah NU belum tertata secara profesional (2) Status LP. Maarif sebagai perangkat departementasi yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan belum berfungsi secara maksimal, sehingga peran LP. Maarif sebagai penyelenggara pendidikan secara baik dan profesional belum mampu dilaksanakan, akhirnya Status LP. Maarif baru sebatas sebuah lembaga yang hanya diakui sebagai lembaga penyelenggara pendidikan oleh warga NU akibat adanya persamaan kultural (3) Sebagai wujud partisipasi dalam memberikan masukan mengenai Sistem pembinaan kemampuan Profesional Guru di lingkungan LP. Maarif NU Kususnya cabang Jepara Jawa Tengah. Sampel penelitian ini terdiri dari empat SLTA yang di bawah naungan LP. Maarif fJU Cabang Jepara Jawa Tengah yakni (a) Madrasah Aliyah Walisongo Kecamatan Pecangaan (b) SMU Islam Al- Maarif Kecamatan Kota (c) Madrasah Aliyah Al-Maarif kecamatan Kota (d) SMU Islam Kecamatan Keling. Masalah yang diteliti adalah berkenaan dengan (a) terkait dalam pembinaan kemampuan profesional guru (b) pendekatan yang digunakan dalam sistem pembinaan (c) aspek yang menjadi penekanan dalam pembinaan (d) pembinaan yang sedang dilaksanakan (e) analisis faktyor pendukung, kelemahan, peluang dan tantangannya (SWOT). Dari penelitian ini ditemukan beberapa hal: 1. Komponen yang terkait dalam sistem pembinaan belum semuanya berperan secara optimal baik lembaga pendidikan dibawah Depag maupun Depdikbud. SLTA yang dibawah Depag komponen yang belum berperan secara optimal adalah LP. Maarif NU, Masjid, C Dan Depag itu sendiri. Sedang SLTA di bawah Depdikbud, komponen yang belum berperan secara optimal adalah LP. Maarif, . Hal ini disebabkan perbedaan kualitas SDM yang ada di dalam lembaga pendidikan tersebut. 2. Pendekatan yang digunakan dalam pembinaan merupakan hasil perpaduan dari pendekatan artistik dan klinis yang dikemas dengan nilai-nilai agama dan dilakukan dengan nuansa ibadah dan pengabdian secara tulus ihlas kepada Allah swt. Oleh sebab itu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan NORMATIF RELIGIUS. 3. Aspek yang menjadi penekanan dalam pembinaan adalah aspek disiplin kerja para guru. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kedisiplinan kerja para guru dapat dijadikan modal dasar untuk mewujudkan kualitas pendidikan. 4. Pembinaan yang dilakukan masih terdapat beberapa kekurangan seperti, sistem seleksi, penentuan standar prestasi kerja dan pemberian kompensasi. Kompensasi hanya diberikan berupa material melalui tunjangan seperti tunjangan kepala sekolah, wakil kepala, wali kelas, ekstra kurikuler atau les. Sedangkan tunjangan moril seperti kesejahteraan keluarga, kesehatan belum dapat diwujudkan. 5. Faktor yang menjadi pendukung, penghambat, peluang dan tantangan dalam pembinaan justru berasal dari karakter pemimpin dan pagawai guru itu sendiri. Jika kondisi SDM para pemimpin dan para guru sudah baik maka akan baik pula kualitas pendidikan di tubuh Oleh sebab itu peningkatan SDM perlu terus dikembangkan. Obyek dan tehnik pembinaan yang dilakukan belum mengacu kepada nilai-nilai faham Ahlussunah wal-jamaah seperti tawasuth, tawazun dan tasammiih. Untuk itu perlu dilakukan obyek dan tehnik yang jelas yang mengacu kepada nilai-nilai ASWAJA sehingga terdapat perbedaan antara lembaga pendidikan NU dengan lembaga pendidikan lainnya.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Pendidikan S-2
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Pendidikan S-2
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 28 Aug 2013 02:24
Last Modified: 28 Aug 2013 02:24
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/1063

Actions (login required)

View Item View Item