DUGAAN CANDAAN ATAU HINAAN DALAM CUITAN DI BASE TWITTER ASKRLFESS

Wulandari Febrianti, - (2023) DUGAAN CANDAAN ATAU HINAAN DALAM CUITAN DI BASE TWITTER ASKRLFESS. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_IDN_1901471_Tittle.pdf

Download (455kB)
[img] Text
S_IDN_1901471_Chapter 1.pdf

Download (547kB)
[img] Text
S_IDN_1901471_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (342kB)
[img] Text
S_IDN_1901471_Chapter 3.pdf

Download (391kB)
[img] Text
S_IDN_1901471_Chapter 4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img] Text
S_IDN_1901471_Chapter 5.pdf

Download (138kB)
[img] Text
S_IDN_1901471_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

Teknologi memperkenalkan adanya interaksi di ruang virtual. Adanya proses interaksi tersebut sering kali menciptakan suatu komunikasi yang menyebabkan sebuah tuturan menjadi dua pemaknaan sehingga menimbulkan sebuah dugaan seperti pada konteks candaan atau hinaan. Kasus tersebut dapat dijumpai dalam media sosial seperti pada penelitian ini yakni base Twitter @askrlfess. Secara lebih spesifik, masalah dalam penelitian ini meliputi empat hal berikut: (1) implikatur tuturan dalam cuitan di base Twitter @askrlfess yang mengandung dugaan candaan atau hinaan; (2) daya ilokusi tuturan dalam cuitan di base Twitter yang mengandung dugaan candaan atau hinaan; (3) aspek sosiologi penutur yang memengaruhi tuturan dalam cuitan di base Twitter @askrlfess yang mengandung dugaan candaan atau hinaan; (4) tingkat validitas tuturan dalam cuitan di base Twitter @askrlfess yang mengandung dugaan candaan atau hinaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis sosiopragmatik untuk meninjau maksud dan daya tuturan dari penutur dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah unggahan kolom komentar pada akun @marshel_widianto dalam cuitan base Twitter @askrlfess. Melalui teknik observasi, simak digital, dan dokumentasi data telah terkumpul dan direduksi menghasilkan sebanyak 12 data yang terbagi menjadi enam data tuturan dan enam data penutur. Instrumen penelitian ini menggunakan kartu data untuk proses klasifikasi data. Temuan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut. Pertama, implikatur tuturan dalam cuitan tersebut menunjukkan adanya pelanggaran maksim kuantitas dan maksim cara, adanya dugaan atas tuturan tersebut menjadi suatu hinaan kepada pengunggah karena tuturan tersebut termasuk ke dalam implikatur candaan penggantian kata, ironi, dan sarkasme. Kedua, daya ilokusi dari keenam tuturan keseluruhan termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi asertif yakni menyatakan pengategorian karakter untuk menciptakan tindakan candaan. Ketiga, aspek sosiologi penutur diketahui keenam penutur memiliki hubungan kekerabatan dengan pengunggah baik dari lingkup pertemanan dan satu profesi sehingga konteks sosial yang memengaruhi tuturan tersebut menciptakan gaya komunikasi yang santai dan informal terkhusus melihat latar belakang pengunggah ialah komedian. Keempat, tingkat validitas tuturan tersebut valid dikatakan sebagai candaan. Hal tersebut berdasarkan analisis data tuturan dan penutur yang telah dilakukan yang membuktikan bahwa penutur memiliki kewenangan untuk menciptakan gaya interaksi seperti itu dikarenakan adanya kesungguhan penutur untuk menuturkan sebagai tindak candaan. Dengan demikian, tuturan yang bersifat dugaan candaan atau hinaan dalam cuitan di base @askrlfess dapat dibuktikan sebagai candaan. Tendensi tuturan tersebut bisa menjadi hinaan apabila tidak memenuhi aspek sosiologi penutur yang menujukkan hubungan kekerabatan pada penutur: Technology introduces interaction in virtual spaces. The existence of the interaction process often creates a communication that causes an utterance to have two meanings, causing a conjecture such as in the context of jokes or insults. Such cases can be found in social media as in this study, namely the Twitter base @askrlfess. More specifically, the problems in this study include the following four things: (1) the implicature of speech in tweets on Twitter base @askrlfess containing alleged jokes or insults; (2) the illocutionary power of speech in tweets on Twitter base containing alleged jokes or insults; (3) the sociological aspects of speakers that influence speech in tweets on Twitter base @askrlfess containing alleged jokes or insults; (4) the level of validity of speech in tweets on Twitter base @askrlfess containing alleged jokes or insults. This research uses a sociopragmatic theoretical approach to review the intent and power of the speakers' utterances with a qualitative descriptive method. The data source in this research is the upload of the comment column on the @marshel_widianto account in the @askrlfess Twitter base tweet. Through observation, digital listening, and documentation techniques, the data has been collected and reduced to produce 12 data which are divided into six speech data and six speaker data. This research instrument uses data cards for the data classification process. The findings in this study are as follows. First, the implicature of the speech in the tweet shows a violation of the maxim of quantity and the maxim of manner, there is a suspicion of the speech being an insult to the uploader because the speech is included in the implicature of word substitution jokes, irony, and sarcasm. Second, the illocutionary power of the six overall utterances is included in the assertive illocutionary speech acts, namely stating character categorization to create joking actions. Third, the sociological aspect of the speakers is known that the six speakers have a kinship with the uploader both from the friendship linkup and one profession so that the social context that influences the speech creates a relaxed and informal communication style especially seeing the background of the uploader is a comedian. Fourth, the validity level of the speech is valid as a joke. This is based on the analysis of the data of the utterance and the speaker that has been done which proves that the speaker has the authority to create such an interaction style due to the seriousness of the speaker to say as a joke. Thus, the alleged jokes or insults in the tweets on the @askrlfess base can be proven as jokes. The tendency of the speech can be an insult if it does not fulfill the sociological aspects of the speaker that show the kinship relationship of the speaker.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: ID SINTA Dosen Pembimbing Mahmud Fasya: 5978112 Afi Fadlilah: 5995742
Uncontrolled Keywords: dugaan candaan atau hinaan, sosiopragmatik, twitter; alleged jokes or insults, sociopragmatics, twitter
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
Q Science > QA Mathematics > QA76 Computer software
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Depositing User: Wulandari Febrianti
Date Deposited: 01 Sep 2023 07:17
Last Modified: 01 Sep 2023 07:17
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/99761

Actions (login required)

View Item View Item