Rita Oktafil Marisa, - (2020) PENGALAMAN BUDAYA GURU PAUD NON SUNDA DI BANDUNG JAWA BARAT. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_PAUD_1707919_Title.pdf Download (378kB) |
|
Text
T_PAUD_1707919_Chapter 1.pdf Download (63kB) |
|
Text
T_PAUD_1707919_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (113kB) | Request a copy |
|
Text
T_PAUD_1707919_Chapter 3.pdf Download (299kB) |
|
Text
T_PAUD_1707919_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (158kB) | Request a copy |
|
Text
T_PAUD_1707919_Chapter 5.pdf Download (83kB) |
|
Text
T_PAUD_1707919_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (794kB) | Request a copy |
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengalaman budaya guru PAUD non Sunda di Bandung Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang budaya guru PAUD non Sunda yang bekerja di sekolah yang menerapkan Rebo Nyunda, dikaitkan dengan asumsi bahwa budaya Sunda di Bandung menjadi sesuatu yang hegemoni dan barangkali ada pengalaman-pengalaman di luar budaya Sunda yang termarginalkan. Penelitian ini menggunakan teori multikulturalisme yang menekankan penghargaan dan penghormatan atas hak-hak minoritas dilihat dari segi etnis, agama, ras, seksual atau warna kulit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Pengambilan data fenomenologi dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada tiga responden dengan latar belakang budaya Jawa, Minang dan Betawi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa saat ini budaya modern dianggap sebagai budaya dominan sehingga keberadaan budaya-budaya tradisional seperti budaya Sunda mulai terancam. Budaya Sunda melakukan resistansi terhadap budaya modern dengan membuat program Rebo Nyunda. Namun sayangnya program Rebo Nyunda ini hanya sekedar selebrasi budaya. Karena dinilai tidak jelas budaya Sunda yang bagaimana yang harus dipelajari di PAUD sehingga pelaksanaannya menjadi sekedar simbolis belaka. Penelitian ini juga mengungkap bagaimana konstruksi liyan yang dilatar belakangi oleh adanya perbedaan budaya. Guru-guru PAUD non Sunda mengalami subtle rasisme karena adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang diantara guru Sunda dan guru non Sunda. Guru PAUD non Sunda terutama Jawa karena logat medoknya memperkuat untuk diliyankan, dimana medok menjadi sangat rasis. Dalam penelitian ini juga menceritakan bagaimana pengalaman akulturasi dan asimilasi, dimana guru-guru PAUD Sunda dan non Sunda membangun persahabatan. Melalui persahabatan, nilai-nilai kepemilikan mulai dinegosiasikan kembali untuk menciptakan penerimaan sosial dan menjalin hubungan yang lebih langgeng.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | budaya Sunda, budaya non Sunda, budaya modern, liyan, hibridisasi |
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education > LB1501 Primary Education |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Anak Usia Dini S-2 |
Depositing User: | Rita Oktafil Marisa |
Date Deposited: | 03 Nov 2020 06:05 |
Last Modified: | 03 Nov 2020 06:05 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/57374 |
Actions (login required)
View Item |