PEMBANGUNAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN : Studi Tentang Efek Diklat Indruksi-GuruBaru_Terhadap Pencapaian Dan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

I Made Alit Mariana, - (2001) PEMBANGUNAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN : Studi Tentang Efek Diklat Indruksi-GuruBaru_Terhadap Pencapaian Dan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
D_IPA_959810_Table_of_Content.pdf

Download (261kB)
[img] Text
D_IPA_959810_Chapter1.pdf

Download (565kB)
[img] Text
D_IPA_959810_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
D_IPA_959810_Chapter3.pdf

Download (524kB)
[img] Text
D_IPA_959810_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
D_IPA_959810_Chapter5.pdf

Download (350kB)
[img] Text
D_IPA_959810_Bibliography.pdf

Download (308kB)
[img] Text
D_IPA_959810_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

Latar belakang penelitian, yaitu: (1) perlunya pembinaan guru di tempat keija secara kontinu setelah keluar dari pre-service, (2) adanya kenyataan 51,94% guru yang belum memenuhi kualifikasi secara penuh (sangat membutuhkan pembinaan), dan juga kelompok yang berkualifikasi, perlu pembinaan tertentu untuk memberikan solusi profesional, (3) sebagian besar guru biologi SMU menggunakan buku teks sebagai sumber belajar, sering sekali guru ceramah, (4) beragamnya jenis diklat terhadap guru yang sebagian besar berada di tingkat pusat (325 diklat), dilakukan oleh berbagai instansi, mengakibatkan tumpang-tindihnya diklat yang harus diterima oleh guru, dan (5) sebagian besar diklat belum berdasarkan kepada penilaian kebutuhan, baik kebutuhan ditinjau dari materi tataran maupun peserta diklat. Institusi yang bertanggungj awab melakukan tugas pengembangan diklat belum difungsikan secara optimal. Salah satu bentuk diklat guru, menurut Morant, adalah paket induksi untuk guru baru dengan masa keija 1-6 tahun sebagai guru biologi. Jenis diklat yang lain berdasarkan kebutuhan profesional yang lain yaitu ekstensi, penyegaran, dan konversi.Berdasarkan latar belakang itu, muncul pertanyaan "Bagaimanakah model paket diklat induksi dan pengaruhnya terhadap kinerja pembelajaran guru biologi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan profesional guru biologCl Pertanyaan ini diuraikan menjadi: kebutuhan profesional guru biologi SMU, pendekatan pembelajaran diklat, dan peningkatan kemampuan profesional dalam konteks diklat induksi.Objek penelitian adalah tujuh guru biologi di dua SMU negeri di Kodya Bandung. Data dikumpulkan melalui dua tahap, tahap pertama observasi kebutuhan profesional guru biologi SMU dengan metode wawancara, kursioner, dan metode penentuan prioritas topik yang dibahas dalam diklat. Hasil observasi digunakan untuk menentukan paket diklat, jenis instrumen observasi, dan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (menggunakan SPSS dan secara manual) baik secara empiris maupun justifikasi oleh ahli. Tahap kedua, pelaksanaan diklat dengan paket diklat induksi, program diklat perpaduan antara kebutuhan profesional guru dan kemampuan profesional yang perlu diketahui oleh guru. Selanjutnya dilakukan observasi pencapaian peserta melalui pengisian kuesioner dan wawancara (Penguasaan dan Kayaktnan Pendidikan Biologi, Keterlibatan Peserta dalam Diklat: Keterlibatan dalam Pengembangan Program Diklat dan Keterlibatan Keterampilan Berpikir Peserta dalam Pelaksanaan Diklat), dan observasi langsung untuk menentukan profile kinerja pembelajaran.Penentuan ketepatan harga setiap kemungkinan jawaban instrumen terhadap Keyakinan dan Penguasaan Pendidikan Biologi ada empat butir kuesioner yang ditolak dan lima kuesioner harus direvisi dari 26 butir kuesioner. Reliabilitas soal dapat diterima dengan signifikansi korelasi 0,967. Berdasarkan daya beda soal, berdasarkan pada nilai probabilitas dan uji t diperoleh semua butir mampu membedakan antara responden yang pandai dengan responden yang tidak pandai. Berdasarkan analisis tingkat kesukaran, dua butir soal ditolak karena tergolong mudah. Jadi butir soal yang ditolak sebagai instrumen empat butir soal. Keterlibatan peserta diklat dalam pengembangan program berdasarkan kuesioner terbuka dan analisis prioritas yang disesuaikan dasar pertimbangan, yaitu tingkat penerapan dalam kehidupan sehari-hari, kesulitan guru, kesulitan siswa, dan tingkat ke-abstrak-an konsep.Keterlibatan guru/peserta diklat dalam keterampilan berpikir pada pelaksanaan diklat menggunakan kuesioner yang standar diambil dari http://www.c9lpress.com/ evalform2.html. Kineija pembelajaran guru biologi diobservasi dengan menggunakan STOS (science teaching observation schedule) dengan sedikit penyesuaian, yaitu observasi terhadap dominasi guru (guru membuat pertanyaan, guru membuat pernyataan, dan guru mengarahkan siswa ke sumber belajar untuk memperoleh informasi), dan inisiasi siswa (siswa ke sumber belajar untuk memperoleh informasi, siswa mengacu ke guru untuk berkonsultasi tentang informasi dan kegiatan, serta siswa mempresentasikan hasil kegiatan di depan siswa yang lainnya).Kesimpulan umum penelitian adalah diklat induksi memapankan kemampuan profesional guru (7 orang), meliputi pencapaian peserta yang cenderung menguasai persepsi pendidikan biologi yang ideal, keyakinan melaksanakan pembelajaran biologi, dan profil pembelajaran konsep ekosistem yang didominasi siswa.Hal ini terlihat dari peningkatan pencapaian peserta antara sebelum dan sesudah proses diklat induksi. Penguasaan dan keyakinan terhadap pendidikan biologi dari 2,43 meningkat menjadi 3,17 (skala 0 - 4). Peningkatan inisiasi siswa dari 19% menjadi 53%, dan penurunan dominasi guru dari 81% menjadi 47%.Aktivitas guru 'bertanya* menurun setelah proses induksi, yaitu dari 20% menjadi 16%, dan aktivitas guru 'membuat pernyataan* menurun dari 58% menjadi 19%. Aktivitas guru 'mengarahkan dan menyuruh siswa ke sumber belajar' meningkat dari 4% menjadi 12%, Aktivitas siswa 'mencari informasi kesumber belajar' meningkat dari 2% menjadi 32%.Diklat induksi terdiri atas wawasan filosofis IPA dan hakekat IPA (25%), model pembelajaran biologi (75%). Pola diklat yaitu menyadarkan kebutuhan profesional guru, penyertaan guru dalam pengembangan program dan pelaksanaan diklat, penggunaan pendekatan yang mengembangkan generic skills, melalui situasi problematis. Pola diklat ini juga berasaskan kesegeraan kegunaan, kesiapan peserta, serta pemanfaatan pengalaman dalam pembahasan, implikasi konstruktivisme, keterampilan berpikir dan andragogi dalam pembelajaran.

Item Type: Thesis (S3)
Uncontrolled Keywords: PROFESIONAL GURU
Subjects: L Education > L Education (General)
L Education > LB Theory and practice of education
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan IPA S-3
Depositing User: Windhi Nur'aeni Basuki
Date Deposited: 01 Dec 2020 07:19
Last Modified: 01 Dec 2020 07:19
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/53862

Actions (login required)

View Item View Item