Suci Noer Wulan Sari, - (2019) LEARNER AUTONOMY IN HIGHER EDUCATION: LEARNING FROM NON-ENGLISH MAJOR STUDENTS’ AND ENGLISH TEACHERS’ VOICES. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_B.ING_1602594_Title.pdf Download (742kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Chapter2.pdf Download (613kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Abstract.pdf Download (390kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Table_of_content.pdf Download (406kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Chapter1.pdf Download (448kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (613kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Chapter3.pdf Download (767kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (998kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Chapter5.pdf Download (395kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Bibliography.pdf Download (550kB) |
|
Text
T_B.ING_1602594_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (884kB) |
Abstract
Learning in higher education should be more student-centered. Consequently, learner autonomy should be promoted for its high importance. Many studies in promoting learner autonomy have been well-documented. However, it is important to see how autonomy is perceived before coming to the discussion of how it is promoted. Thus, the present study was conducted to identify non-English major students’ perceptions of learner autonomy in English language learning, find out activities they usually undertake to encourage themselves to be autonomous in learning English, identify English teachers’ perceptions of learner autonomy in English language learning, and see the efforts they usually make to help their learners become autonomous. A qualitative descriptive study was employed. Student questionnaires and teacher questionnaires were administered. For semi-structured interviews, 10 students and 7 teachers took part in. The study revealed that the students’ perceptions were more psychological emphasizing motivation as the key aspect in learning English. To develop their autonomy, they tried to learn beyond the classroom (e.g. making use of technology in learning English). Meanwhile, the teachers’ perceptions were more sociocultural. They believed that learning autonomously did not mean learning without teacher. To promote learner autonomy, they usually made a good use of technology, implemented a project-based learning, did a collaborative work, and gave their students opportunities to learn how to self-assess their learning. The pedagogical implication drawn from the study is that teachers are expected to find ways to foster their students’ creativity in deciding their own ways in learning English.; Belajar di lingkup perguruan tinggi sebaiknya lebih berpusat pada pembelajar. Kemandirian dalam belajar harus ditingkatkan karena hal itu penting. Beberapa penelitian dalam peningkatkan kemandirian dalam belajar telah didokumentasikan. Namun, hal mengenai bagaimana kemandirian itu dilihat menjadi penting sebelum berbicara tentang cara meningkatkan kemandirian dalam proses belajar tersebut. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi para mahasiswa jurusan non-Bahasa Inggris terhadap kemandirian dalam belajar, aktivitas otonom yang mereka lakukan dalam mempelajari Bahasa Inggris, persepsi dosen Bahasa Inggris mereka terhadap kemandirian dalam belajar, dan usaha yang mereka lakukan dalam meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa. Desain kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner diberikan kepada para mahasiswa dan dosen Bahasa Inggris. Sebanyak 10 mahasiswa dan 7 dosen Bahasa Inggris juga menjadi peserta wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap kemandirian dalam belajar cenderung mengarah ke perspektif psikologi yang mana menitikberatkan motivasi sebagai aspek penting dalam mempelajari Bahasa Inggris. Untuk meningkatkan kemandirian, mereka biasanya belajar di luar kelas (misalnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Inggris). Di sisi lain, persepsi dosen Bahasa Inggris lebih mengarah ke perspektif sosiokultural. Mereka percaya bahwa belajar secara mandiri itu bukan berarti belajar tanpa guru. Untuk meningkatkan kemandirian, mereka memanfaatkan teknologi, melakukan pembelajaran berbasis projek, pembelajaran kolaboratif, dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar menilai pembelajarannya secara mandiri. Implikasi secara pedagogi yang diambil dari penelitian ini adalah dosen diharapkan untuk menemukan cara untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam memutuskan cara mereka sendiri dalam mempelajari Bahasa Inggris.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Additional Information: | No Panggil : T BING SUC l-2019; Pembimbing : I. Nenden Sri Lengkanawati; NIM : 1602594 |
Uncontrolled Keywords: | Kemandirian dalam belajar, persepsi, desain kualitatif deksriptif, mahasiswa jurusan non-Bahasa Inggris, dosen Bahasa Inggris |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > PE English |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Inggris S-2 |
Depositing User: | Yayu Wulandari |
Date Deposited: | 28 May 2020 06:27 |
Last Modified: | 28 May 2020 06:27 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/48924 |
Actions (login required)
View Item |