PAMALI DALAM TRADISI SUNDA SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS KONTEMPORER

Maya Resita, - (2018) PAMALI DALAM TRADISI SUNDA SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS KONTEMPORER. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SRP_1307119_Title.pdf

Download (226kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Abstract.pdf

Download (125kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Table_of_content.pdf

Download (123kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Chapter 1.pdf

Download (135kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (887kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Chapter 3.pdf

Download (581kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Chapter 4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Chapter 5.pdf

Download (123kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Bibliography.pdf

Download (220kB)
[img] Text
S_SRP_1307119_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (191kB)
Official URL: http://www.repository.upi.edu

Abstract

Pamalimerupakan salah satu tradisi lisanSunda berupa pantangan yang lebih dikenal sebagai mitos. Pamali memiliki makna bernilai edukasi yang dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Namun, seiring dengan perkembangan zaman tradisi lisan ini mulai terlupakan terutama di kalangan anak-anak. Untuk mengingatkan kembali dan memberi informasi mengenai nilai-nilai edukasi dari pamalidiperlukan sebuah media. Media yang dipilih adalah karya seni lukis kontemporer. Penulis mengembangkan gagasan pamalidan mendeskripsikan visualisasi pamali ke dalam karya tersebut.Setelah menentukan gagasan dan melalui proses kontemplasi dan stimulasi dipilihlah sepuluh ungkapan pamaliyang relevan bagi anak-anak.Kesepuluh pamalitersebut dipilih berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil wawancara. Karya divisualisasikan menggunakan mixmedia dengan teknik plakat dan drawing. Dibuat pada bahan kayu mangga berdiameter 25-30cm dengan jumlah sepuluh karya.Masing-masing karya menampilkan potret anak-anak bergaya semi realis dengan dua bagian, unsur bumi pada bagian bawah dan unsur langit pada bagian atas. Unsur bumi diberi dasar warna putih dan unsur langit dibiarkan tanpa warna dasar agar karakteristik permukaan kayu dapat terekspos. Kedua bagian tersebut berisi kumpulan objek mengenai pamalidan simbol dari makna yang terkandung di dalamnya. Objek-objek dalam unsur bumi dan langit hanya menggunakan warna akromatis sedangkan pada bagian potret anak-anak menggunakan warna hideung(hitam), hawuk (abu-abu), bodas(putih), kopi (coklat), dan bungur (ungu).Visualisasi karya dari tradisi lisan pamali ini dapat dijadikan sarana untuk menginspirasi penciptaan karya serupa. Selain itu karya-karya ini diharapkan mampu menjadi pengingat nilai-nilai edukasi yang terkandung dalam pamali melalui apresiasi sehingga pamali dapat dipandang sebagai hal positif;---Pamali is one of Sundanese oral traditions that hold prohibition or also known as myth. Pamali bears educative values that can be taught to children since early age. However, along with the time, these traditions are starting to be forgotten especially by children. In order to restore and provide the information regarding the educative values of Pamali, a medium is needed. The medium that was selected is contemporary paintings. The writer developed the concept of Pamali and applied the visualization into the paintings. After deciding the concept through contemplation and simulation process, 10 expressions of Pamali that are relevant to children were chosen. The 10 selected expressions are based on personal experience and the results of interview. These paintings were visualised using mix-media by using placard and drawing techniques. The 10 paintings were created on mango's woods with 25-30 cm in diameter. Each painting displays portrait of children in semi-realist style with two parts, the earth element at the bottom and the sky element at the top of the paintings. The earth element has the basic colour, white; and the sky element is left without any basic colour to expose the texture/characteristics of the wood. Those elements hold objects regarding Pamali and the symbol of the meaning of Pamali. The objects of those elements used achromatic colours only, meanwhile the portrait of the children used hideung (black), hawuk (grey), bodas (white), kopi (brown), and bungur (purple). The visualization of Pamali can be made as inspiration in creating similar paintings. Besides, these paintings are expected to be the reminder of educative values that Pamali bears, through appreciation. Thus, Pamali can be seen as something positive.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No. Panggil : S SRP MAY p-2018; Nama Pembingbing : I. Tri Karyono II. Yulia Puspita; NIM : 1307119;
Uncontrolled Keywords: pamali, sunda, seni lukis kontemporer, pamali, sunda, contemporary paintings
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Depositing User: Ryan Taufiq Qurrohman
Date Deposited: 04 Mar 2020 06:38
Last Modified: 04 Mar 2020 06:38
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/47490

Actions (login required)

View Item View Item