ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) BERDASARKAN WATAK

Padillah Nur Nasution, - (2019) ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) BERDASARKAN WATAK. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] PDF (Title,)
1. T_Matematika_1707269_Title.pdf - Cover Image

Download (412kB)
[img] Text
2. T_Matematika_1707269_Chapter 1.pdf

Download (576kB)
[img] Text
3. T_Matematika_1707269_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (275kB) | Request a copy
[img] Text
4. T_Matematika_1707269_Chapter 3.pdf

Download (185kB)
[img] Text
5. T_Matematika_1707269_Chapter 4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
6. T_Matematika_1707269_Chapter 5.pdf

Download (182kB)
[img] Text
7.T_Matematika_1707269_ Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB) | Request a copy
Official URL: http://respository.upi.edu

Abstract

Pemecahan masalah merupakan menemukan cara untuk keluar dari kesulitan dan mencapai tujuan yang terkadang tidak kita pahami bentuknya. Walaupun tujuan yang akan dicapai sama, tetapi setiap orang memiliki kesulitan yang berbeda untuk keluar dari masalah tersebut. Dengan demikian, perlulah adanya suatu kajian mengenai dibagian mana yang menjadi kesulitan setiap orang dalam mencari jalan keluar dari sebuah permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa sekolah menengah pertama berdasarkan watak. Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan metode deskriptif kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII yang kemudian secara spesifik diambil 4 orang untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan instrumen tes, interview dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 1.) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa phlegmatis untuk kategori soal rutin mengalami kesulitan dalam melaksanakan perhitungan dengan tepat, sementara untuk kategori soal non-rutin kesulitan yang terjadi selalu pada tahap memahami unsur-unsur yang disajikan dan unsur-unsur yang ditanyakan dalam soal. Memperoleh pujian atau bujukan ternyata memiliki keterkaitan menjadikan siswa ini lebih kreatif dalam memodelkan masalah, namun mendapat kritikan tajam hanya akan mematikan sisi kreatif subjek dalam berpikir. 2.) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melankolis untuk kategori soal rutin sangat sempurna dan tidak memiliki kesulitan apapun, sementara untuk kategori soal non-rutin kesulitan terjadi pada saat memahami unsur-unsur yang disajikan dan memodelkan penyelesaian. Sifat teliti dan kritis memberikan keterkaitan positif analisis pemecahan masalah yang sangat baik, namun sifat ini juga memberikan keterkaitan negatif yaitu sering membuang waktu yang cukup lama dalam proses analisis . 3.) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa koleris untuk kategori soal rutin mengalami kesulitan dalam memahami unsur dan menerapkan langkah-langkah penyelesaian dengan tepat,sementara untuk kategori soal non-rutin kesulitan pada menerapkan langkah-langkah penyelesaian dengan tepat. Sifat tergesa-gesa pada subjek ini memberikan keterkaitan negatif menjadi tidak teliti didalam menerapkan langkah-langkah penyelesaian sementara keterkaitan positifnya sering memodelkan penyelesain yang begitu sederhana untuk menyelesaiakan suatu masalah. 4.) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sanguinis untuk kategori soal rutin mengalami kesulitan memahami unsur dan memeriksa kembali jawaban, sementara untuk kategori soal non-rutin kesulitan memahami unsur-unsur pada permasalahan dan memodelkan penyelesaian. Memberikan kebebasan dalam bergerak saat mengerjakan soal maka hal ini memberikan keterkaitan yaitu subjek menjadi lebih kreatif dalam memodelkan masalah. Subjek tipe ini sangat gampang menyerah sehingga memiliki keterkaitan ketika subjek dihadapkan dengan soal yang sulit maka respon yang diberikan juga menjadi cenderung cepat menyerah dalam proses pengerjaan soal.----------Solving problems means finding a way to get out of trouble and achieve goals, in which sometimes we do not really understand how we do that. Even when the goals are the same, each person experiences different difficulties to get out of problems. Thus, it is necessary to conduct a study on difficulties that people have in solving problems. This research aims to explore the mathematical problem-solving ability of junior high school students based on their character. It adopted the descriptive qualitative method. The participants in this study were seventh grade students, with four students specifically selected for further investigation. This research employed test, interview, and observation as data collection instruments. The findings show that in terms of mathematical problem-solving ability: 1) Phlegmatic students have difficulty in carrying out calculations correctly for routine problem categories, while for non-routine problem categories the difficulties always occur at the stage of understanding the elements presented and those in question. Rewarding or persuading these students turns out to make then more creative in modeling problems, but giving sharp criticism will only turn off their creative thinking; 2) Melancholy students do not have any difficulty in solving routine problems, whereas for the category of nonroutine problems difficulties occur when understanding the elements presented and modeling solutions. Their characters of being conscientious and critical positively affect their problem-solving ability; however, these traits also have a negative impact on the long time taken in the analysis process; 3) Choleric students have difficulty in understanding the elements and implement the steps of mathematical problem completion appropriately for the category of routine problems; similarly, for the category of non-routine problems they have difficulty in applying the steps of solving problems appropriately. Being hasty is negatively linked to being inaccurate in applying the steps of problem completion, but it has an advantage of making the students often model a simple solution to solve a problem; and 4) Sanguine students have difficulty understanding the elements and re-checking the answers for the routine problem category, while for the non-routine problem category, they find it difficult to understand the elements of the problem and model the solution. Giving these students freedom of movement when working on problems will make them more creative in modeling the problems. This type of students is very easy to give up; hence, when they are faced with difficult problems, they tend to give up easily.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: Kemampuan pemecahan masalah matematis, siswa menengah pertama, berdasarkan watak, strategi Polya.
Subjects: L Education > L Education (General)
L Education > LB Theory and practice of education
Q Science > QA Mathematics
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Matematika S-2
Depositing User: Padillah Nur Nasution
Date Deposited: 28 Jul 2020 04:04
Last Modified: 28 Jul 2020 04:04
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/44232

Actions (login required)

View Item View Item