Siti Sartika, - (2018) PENGUATAN KOMPETENSI PROFESIONALITAS GURU SENI BUDAYA ANGGOTA KOMUNITAS 22 IBU : Studi Kasus Guru Seni Budaya Wanita Anggota Komunitas 22 Ibu di Kota Bandung. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_PSN_1602822_Title.pdf Download (1MB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Abstract.pdf Download (205kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Table_of_Content.pdf Download (249kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Chapter1.pdf Download (421kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Chapter2.docx Restricted to Staf Perpustakaan Download (83kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Chapter2.pdf Download (875kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Chapter3.pdf Download (452kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Chapter5.pdf Download (402kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Bibliography.pdf Download (568kB) |
|
Text
T_PSN_1602822_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (8MB) |
Abstract
Penelitian ini berkenaan dengan penguatan kompetensi guru seni budaya anggota Komunitas 22 Ibu di Kota Bandung. Fokus penelitian diarahkan untuk mencapai tujuan mendeskripsikan latar belakang guru wanita seni budaya; menganalisis kompetensi guru seni budaya; dan menemukan pola peningkatan kompetensi guru seni budaya melalui Komunitas 22 Ibu. Secara teoritis, Modernisasi di perkotaan telah mengubah perubahan fungsi keluarga. Wanita tidak hanya bekerja di rumah melainkan berperan dalam berbagai bidang kehidupan. Perubahan ini telah menggeser peran, termasuk dalam mengajar dan menjadi pelukis. Karena itu memerlukan kompetensi, baik kepribadian, sosial maupun paedagogiknya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan penggalian data pengamatan atau wawancara di lapangan, sejumlah informan kunci, maka diperoleh hasil temuan: (1) lahirnya Komunitas 22 Ibu diinspirasi Hari Jadi Ibu di Indonesia yang jatuh tanggal 22 Desember yang dimaknai berkiatan dengan kebangkitan wanita untuk berkarier; (2). Motivasi berkarya seni rupa mereka adalah membangun solidaritas kelompok dan mengembangkan bakat berkarya. Selain itu terdapat alasan harga diri kaum wanita, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Pengalaman spiritual kewanitaan tampak dari tema-tema karya yang dipamekan dalam karya lukisan di berbagai kota; (3) Tingkat kompetensi para ibu guru bervariasi dalam kompetensi kepribadian dan cenderung kurang optimal dalam kemantapan, stabil, dan dewasa; Kearifan dan berwibawa; dan teladan bagi siswa. Sedangkan kompetensi sosial dipandang sudah berstandar. Kompetensi paedagogik masih harus ditingkatkan dalam memahami dan menerapkan landasan kependidikan; memahami dan menerapkan teori pembelajaran; dan menumbuhkan kepribadian peserta didik; (4) usaha yang dilakukan untuk mengoptimalkan dilakukan dengan penyelenggaraan pelatihan materi kepribadian sebagai guru seni budaya, melaksanakan workshop membangun citra diri, pembinaan dalam perilaku dan budaya kerja guru profesinal dan pengabdian pada masyarakat. Dalam peningkatan kemampuan paedagogik dilakukan dengan mengikuti program sertifikasi guru, menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi MGMP Seni Budaya di Kota Bandung dan sekitarnya.;--This research concerned about strengthening arts teacher’s, members of community 22 Ibu, competence in Bandung. Focus on achieving the objectives the background of female art teachers; analyze their competences; and found a pattern of increasing it. Modernization has changed family funcation. Woman also play a role in various areas of life, include becoming teacher and painter. Personality, social and pedagogic competences are the requirement. Using a qualitative approach, and observation, interviews, informants, the findings are; (1) The community 22 Ibu founded on 22nd December – inspired by Indonesia Mother’s Day, strongly related to the revival of career women; (2) Their creative artistic motivation is to build group solidarity, develop talent, selfesteem, and improve the family economic welfare. Femininity spiritual experience reveal on their works had exhibited in several places; (3) The teacher’s competency level varies in personality but has not optimize in stability, and maturity, wisdom and dignity needed as to students role models. While social competence is standarized. Paedagogic competence need to improve in understanding and a flaying the educational foundation learning theory; in other to develope the student personality; (4) To optimize it, some personality training as art teacher, workshop to build self-image, teacher’s behaviour and society dedication developing. Improving the paedagogic ability by ontaining the teacher certification program, taking a higher education level, estabilishing better and wider relationship to through professional organization MGMP Art and Culture around Bandung.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : T PSN SIT p-2018; Pembimbing : I. Ayat Suryatna, II. Zakaria S. Soeteja; NIM : 1602822. |
Uncontrolled Keywords: | Peningkatan kompetensi, Mengajar seni rupa dan Komunitas 22 Ibu, Increased Competence, Art Teacher and Community 22 Ibu. |
Subjects: | L Education > LC Special aspects of education > LC5201 Education extension. Adult education. Continuing education N Fine Arts > NX Arts in general |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Seni S-2 |
Depositing User: | Cintami Purnama Rimba |
Date Deposited: | 01 Aug 2019 04:04 |
Last Modified: | 01 Aug 2019 04:04 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/36745 |
Actions (login required)
View Item |