Amuinikeu, Tia (2017) PENGARUH METODE PECS (PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC: Penelitian SSR pada Siswa Cerebral Palsy Spastic di SLB D YPAC Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_PKH_1300507_Title.pdf Download (155kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Table_of_Content.pdf Download (258kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Abstract.pdf Download (89kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Chapter 1.pdf Download (181kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (524kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Chapter 3.pdf Download (653kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (489kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Chapter 5.pdf Download (87kB) |
|
Text
S_PKH_1300507_Bibliography.pdf Download (196kB) |
|
Text
S_PKH_1300507Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (883kB) |
Abstract
Hambatan komunikasi adalah salah satu gangguan yang terjadi pada beberapa anak cerebral palsy spastic yang merupakan manifestasi dari ketidakmampuan anak dalam mengoordinasikan motorik organ bicara atau adanya gangguan pada sistem neuromotor. Anak sulit mengungkapkan ide, perasaan, maupun kebutuhannya. Akibatnya, anak hanya menunjuk-nunjuk ketika menginginkan sesuatu, hal tersebut tentu sulit dipahami oleh mitra komunikasi, sehingga seringkali membuat anak frustasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode PECS dalam meningkatkan keterampilan komunikasi pada siswa cerebral palsy spastic. Metode tersebut menstimulus anak cerebral palsy spastic dengan hambatan bahasa ekspresif, namun memiliki bahasa reseptif yang baik. Berdasarkan permasalahan yang terjadi dilapangan bahwa masih rendahnya keterampilan komunikasi pada siswa cerebral palsy spastic, maka diperlukan adanya perakuan khusus untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tersebut khususnya pada bahasa ekspresif. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan Single Subject Research (SSR) dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu baseline 1 (A1) terdiri dari 3 sesi, intervensi (B) terdiri dari 8 sesi, dan baseline 2 (A2) terdiri dari 3 sesi. Penelitian ini dilakukan pada 1 orang siswa cerebral palsy spastic kelas VI SDLB di SLB D YPAC Bandung. Temuan penelitian ini dibuktikan dengan adanya peningkatan mean level pada fase baseline 1 (A1) sebesar 33,3%, mean level pada fase intervensi (B), yaitu sebesar 62,1%, dan mean level fase baseline 2 (A2) sebesar 76,7%. Peningkatan tersebut terlihat dari setiap siswa yang diukur sesuai kriteria indikator yaitu: 1) mampu mengutarakan keinginan untuk bermain, 2) mampu mengutarakan keinginan untuk makan dan minum, 3) mampu mengutarakan keinginan untuk menggunakan alat tulis, dan 4) mampu mengutarakan keinginan untuk meminta uang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi guru terkait penggunaan metode PECS yang berpengaruh pada peningkatkan keterampilan komunikasi pada siswa cerebral palsy spastic.----------Communication barriers are one of the disturbances that occur in some spastic cerebral palsy children that are manifestations of a child's inability to coordinate speech or speech impairment of the neuromotor system. The child has difficulty expressing his ideas, feelings, or needs. As a result, the child only pointing when wanting something, it is certainly difficult to understand by communication partners, so it often makes children frustrated. This study aims to determine the effect of PECS method in improving communication skills in students of cerebral palsy spastic. The method stimulates spastic cerebral palsy children with expressive language barrier, but has a good receptive language. Based on the problems that occur in the field that is still low communication skills in cerebral palsy spastic students, it is necessary special recognition to improve the communication skills especially in expressive language. The research method used is experimental method with Single Subject Research (SSR) design and using quantitative approach. Data collection techniques conducted in three stages, namely baseline 1 (A1) consists of 3 sessions, interventions (B) consists of 8 sessions, and baseline 2 (A2) consists of 3 sessions. This research was conducted on 1 student of split cerebral palsy class VI SDLB at SLB D YPAC Bandung. The findings of this study is evidenced by the increase in the mean level at baseline 1 (A1) phase of 33.3%, mean level in the intervention phase (B), which is 62.1%, and the mean of the baseline level 2 (A2) level is 76, 7%. The increase is seen from each student measured according to the criteria of the indicators: 1) able to express the desire to play, 2) able to express the desire to eat and drink, 3) able to express the desire to use stationery, and 4) able to express the desire to ask for money . This research is expected to be a recommendation for teachers regarding the use of PECS method to improve communication skills in students of cerebral palsy spastic.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil: S PKH AMU p-2017; Pembimbing: I. Musjafak Assjari, II. Nia Sutisna; NIM: 1300507 |
Uncontrolled Keywords: | PECS, Komunikasi, Cerebral Palsy Spastic, Communications |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa |
Depositing User: | DAM staf |
Date Deposited: | 26 Sep 2018 01:53 |
Last Modified: | 26 Sep 2018 01:53 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/31560 |
Actions (login required)
View Item |