Utami, Ritna Wati (2015) PENGEMBANGAN CIVIC CULTURE MELALUI PENDIDIKAN FORMAL DAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT SUKU NUAULU : Studi Etnografi pada Masyarakat Adat Suku Nuaulu di Pulau Seram, Negeri Nua Nea Kec. Amahai Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
T_PD_1103141_Title.pdf Download (81kB) | Preview |
|
|
Text
T_PD_1103141_Abstract.pdf Download (127kB) | Preview |
|
|
Text
T_PD_1103141_Table_of_Content.pdf Download (71kB) | Preview |
|
|
Text
T_PD_1103141_Chapter1.pdf Download (234kB) | Preview |
|
Text
T_PD_1103141_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (485kB) |
||
|
Text
T_PD_1103141_Chapter3.pdf Download (533kB) | Preview |
|
Text
T_PD_1103141_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (594kB) |
||
|
Text
T_PD_1103141_Chapter5.pdf Download (203kB) | Preview |
|
|
Text
T_PD_1103141_Bibliography.pdf Download (325kB) | Preview |
|
Text
T_PD_1103141_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (973kB) |
Abstract
Penelitian tentang pengembangan budaya kewarganegaraan (civic culture) melalui pendidikan formal dan budaya lokal Suku Nuaulu penting dilakukan karena beberapa alasan berikut: pertama, karakteristik adat budaya lokal Suku Nuaulu memuat nilai-nilai pengajaran dan pendidikan yang dapat dijadikan sarana pedoman etik sehingga wajib di dikembangkan sebagai identitas bangsa; Kedua, Masyarakat Suku Nuaulu mulai menyadari pentingnya pendidikan formal karena dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal maupun internal; Ketiga, melalui pendidikan formal ditemukan iklim yang bercirikan civic culture Indonesia yang ideal salah satunya pada mata pelajaran PKn namun tidak menutup kemungkinan pendidikan direduksi hanya sebagai pembentukan intelektual semata sehingga menyebabakan terjadinya kedangkalan budaya dan hilangya identitas lokal dan nasional. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengembangan civic culture masyarakat melalui pendidikan formal dan budaya lokal masyarakat suku Nuaulu. Subjek penelitian terdiri atas Raja Suku Nuaulu, Sekertaris Desa, Tokoh Masyarakat Suku Nuaulu, Orang Tua, Guru, Siswa, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yaitu dinas pendidikan pemuda dan olahraga, budayawan dan akademisi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Hubermans, yakni melalui tahap pengumpulan data, reduksi, dispaly, verifikasi dan simpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Budaya lokal suku Nuaulu sesuai dengan siklus khidupan manusia meliputi masa kehamilan sembilan bulan dan melahirkan, masa dewasa (pataheri dan pinamou), perkawinan, dan kematian terdapat nilai-nilai yang mengandung civic culture, yaitu religius, saling percaya, tanggung jawab, partisipasi, patriotisme, gotong royong dan, kesetiaan; 2) Mekanisme pengembangan civic culture melalui nilai-nilai budaya lokal berjalan dengan cara natural dan spontan. Melalui pendidikan informal (keluarga), non formal (masyarakat), dan formal (sekolah) dengan cara internalisasi, sosialisasi, dan ekulturasi melalui pendekatan interventif dan habituasi; 3) Persepsi masyarakat suku Nuaulu pada umumnya beranggapan bahwa pendidikan formal adalah penting kondisi ini ditandai dengan keinginan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah dasar sampai yang lebih tinggi. Tetapi karena mayoritas mereka bekerja sebagai petani dengan kondisi perekonomian yang minim, menyebabkan orientasi mereka kepada anaknya setelah menyelesaikan sekolah mendapatkan pekerjaan yang layak,dapat membantu perekonomian keluarga dan mengangkat derajat orang tua khususnya dan umunya suku Nuaulu; 4) Kondisi perilaku masyarakat suku Nuaulu awalnya pemalu tertutup dengan dunia luar sekarang telah terbuka dibuktikan dengan pergaulan mereka dengan komunitas lain, berhubungan baik dengan warga lain tetangga desa; 5) Kendala dan upaya dalam pelestarian nilai-nilai budaya lokal suku Nuaulu di lingkungan masyarakat dan pendidikan formal adalah Sosialisi upacara adat kepada generasi muda kurang. Generasi muda hanya tau ritual tersebut dilakukan tanpa mengerti makna apa yang terkandung didalamnya. Hal ini disebabkan oleh kurang terbukanya pengetahuan dari genarasi tua ke generasi muda dan faktor ekonomi, dalam prosesi ritual budaya lokal memerlukan biaya namun diatasi dengan saling membantu dalam hal persiapan acara pesta.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : T PD SOL a-2015 Pembingbing : I. Phil Ariwidodo, II. Mimin Nurihani K |
Uncontrolled Keywords: | Civic Culture, Pendidikan Formal, Budaya Lokal |
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Dasar S-2 |
Depositing User: | Staff DAM |
Date Deposited: | 04 Nov 2015 03:10 |
Last Modified: | 04 Nov 2015 03:10 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/18718 |
Actions (login required)
View Item |