KANDUNGAN METABOLIT CASCARA KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) KULTIVAR TYPICA DAN SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN PERBEDAAN METODE PENGERINGAN

Zaki Fahreza Sururi, - (2024) KANDUNGAN METABOLIT CASCARA KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) KULTIVAR TYPICA DAN SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN PERBEDAAN METODE PENGERINGAN. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_BIO_2005024_Title.pdf

Download (659kB)
[img] Text
S_BIO_2005024_Chapter1.pdf

Download (267kB)
[img] Text
S_BIO_2005024_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (382kB)
[img] Text
S_BIO_2005024_Chapter3.pdf

Download (926kB)
[img] Text
S_BIO_2005024_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_BIO_2005024_Chapter5.pdf

Download (65kB)
[img] Text
S_BIO_2005024_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: https://repository.upi.edu/

Abstract

Kopi arabika (Coffea arabica L.) adalah komoditas unggulan Indonesia, dengan Kabupaten Bandung menjadi produsen tertinggi di Jawa Barat. Bagian eksokarp dan mesokarp buah kopi (cascara) berpotensi menjadi bahan minuman dengan manfaat kesehatan, namun kadar air yang tinggi memerlukan proses pengeringan yang biasanya dilakukan menggunakan matahari langsung yang rentan perubahan kondisi cuaca dan kontaminasi. Pengeringan menggunakan dehidrator dapat memberikan kondisi yang lebih terkontrol dan diperkirakan dapat mempertahankan kandungan metabolit. Saat ini belum terdapat penelitian mengenai kandungan metabolit cascara dari kultivar kopi lokal di Kabupaten Bandung yang dikeringkan menggunakan matahari langsung dan dehidrator. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kandungan metabolit pada cascara kopi arabika kultivar Typica dan Sunda yang dikeringkan menggunakan matahari langsung dan dehidrator. Cascara diambil dari Kebun Kopi Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, dan diekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol p. a. 70%. Kandungan metabolit dianalisis menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan cascara kultivar Typica yang dikeringkan menggunakan matahari langsung memiliki 6 metabolit, sedangkan pengeringan dehidrator memiliki 15 metabolit. Kultivar Sunda pengeringan matahari langsung memiliki 4 metabolit, sedangkan pengeringan dehidrator memiliki 25 metabolit. Seluruh ekstrak didominasi oleh senyawa alkaloid kafeina (Typica matahari langsung: 46,61%; Typica dehidrator: 24,44%; Sunda matahari langsung: 66,68%; Sunda dehidrator: 26,44%). Penelitian ini menunjukkan perbedaan kandungan metabolit pada cascara kultivar Typica dan Sunda dengan metode pengeringan berbeda. Pengeringan menggunakan dehidrator menghasilkan lebih banyak metabolit dibandingkan pengeringan matahari langsung. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis kandungan metabolit non-volatil pada cascara kultivar Typica dan Sunda untuk melengkapi data kandungan metabolit. Arabica coffee (Coffea arabica L.) is a leading commodity in Indonesia, particularly in Bandung Regency, West Java. The exocarp and mesocarp of the coffee fruit (cascara) can be used to make health-beneficial beverages, but their high moisture content necessitates drying, typically done using direct sunlight. This method is susceptible to weather changes and contamination. Dehydrator drying offers controlled conditions and may better preserve metabolite content. Currently, there is no research on the metabolite content of local coffee cultivars in Bandung Regency dried using direct sunlight versus a dehydrator. This study aims to content the metabolites in Typica and Sunda cascara cultivars using both drying methods. Cascara was collected from Gunung Puntang Coffee Plantation, Bandung Regency, and extracted using maceration with 70% ethanol p. a. solvent. Metabolite content was analyzed using Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Results showed that Typica cultivar cascara dried using direct sunlight contained 6 metabolites, while dehydrator drying yielded 15 metabolites. Sunda cultivar cascara dried using direct sunlight had 4 metabolites, whereas dehydrator drying produced 25 metabolites. All extracts were dominated by caffeine, an alkaloid compound (Typica direct sunlight: 46.61%; Typica dehydrator: 24.44%; Sunda direct sunlight: 66.68%; Sunda dehydrator: 26.44%). This study highlights differences in metabolite content between Typica and Sunda cultivar cascara under different drying methods, with dehydrator drying resulting in more metabolites than direct sunlight drying. Further research is recommended to analyze non-volatile metabolites in cascara of Typica and Sunda cultivars to complete the metabolite content data.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=10UBkV8AAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing Kusdianti: 6041647 Sariwulan Diana: 6035050
Uncontrolled Keywords: Cascara, kultivar kopi arabika, metode pengeringan, kandungan metabolit, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) Cascara, arabica coffee cultivars, drying methods, metabolite content, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)
Subjects: L Education > L Education (General)
Q Science > Q Science (General)
Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Divisions: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Biologi > Program Studi Biologi (non kependidikan)
Depositing User: Zaki Fahreza Sururi
Date Deposited: 22 Aug 2024 03:06
Last Modified: 22 Aug 2024 03:06
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/120654

Actions (login required)

View Item View Item