Lily Suryani, - (2007) KOLABORASI PANTI ASUHAN DAN SEKOLAH DALAM PENANGANAN PERILAKU AGRESIF ANAK ASUH USIA REMAJA : Studi Kasus pada Panti Asuhan X di Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_PPKH_056127_Title.pdf Download (201kB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Chapter1.pdf Download (263kB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (683kB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Chapter3.pdf Download (194kB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Chapter5.pdf Download (154kB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Bibliography.pdf Download (60kB) |
|
Text
T_PPKH_056127_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (380kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kecenderungan perilaku agresif anak asuh usia remaja yang terjadi di panti asuhan XMataram, Propinsi Nusa Tenggara BaraL Penelitian yang dituang kedalam tesis ini menyoroti "Kolaborasi antara Panti Asuhan dan Sekolah dalam Penanganan Perilaku Agresif Anak Asuh Usia Remaja". Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini meliputi ; Bagaimana gambaran perilaku agresif anak asuh usia remaja yang terjadi di panti asuhan dan di sekolah, dampak dan faktor-faktor penyebab anak asuh usia remaja berperilaku agresif. Permasalahan selanjutnya yang diungkap adalah bagaimana kolaborasi yang terjadi antara panti asuhan dan sekolah meliputi bentuk kolaborasi, pelaksanaan kolaborasi serta faktor pendukung dan faktor penghambat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dengan pendekafrn studi kasus. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara yang dilakukan secara mendalam guna mengungkap permasalahan yang ada, sementara observasi dan dokumentasi hanya sebagai faktor pendukung instrumen penelitian, sedangkan subjek penelitian ini adalah 2 orang peksos dan 3 orangguru BP. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai perilaku agresif anak yaitu membolos, berselisih dengan teman, melanggar peraturan di panti dan di sekolah. Dampak yang ditimbulkan antara lain, dijauhi oleh beberapa teman sebaya, sering mendapat hukuman dari panti maupun sekolah serta mendapat ancaman akan dikeluarkan dari panti maupun dari sekolah sedangkan faktorfaktor penyebab dibagi menjadi dua yaitu faktor interen yang berasal dari diri anak, dan faktor eksternal yang berasal dari pengaruh lingkungan di panti maupun di sekolah. Sementara gambaran bentuk kolaborasi antara panti dan sekolah dalam penanganan perilaku agresif anak asuh usia remaja, bentuk kolaborasi masih bersifat insidental, tidak terprogram secara bersama-sama, non sitematis dan berlangsung tidak formal, pelaksanaan kolaborasi dilihat dari segi tempat, lebih banyak dilakukan di sekolah, intensitas pertemuan 1sampai 2kali dalam sebulan, waktu pertemuaan bersifat sementara (tidak berlanjut) dan isi pertemuan berupa diskusi ataupun saiing tukar informasi antara panti dan sekolah, faktor pendukung antara Iain dukungan dari kepala sekolah dan kepala panti, adanya dukungan dari sebagian guru dan sebagian pegawai panti, tersedianya prasarana tempat berlangsungnya kolaborasi baik di panti maupun di sekolah. Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki peksos dan guru BP dalam teknik penanganan bagi perilaku agresif anak usia remaja, tidak seimbangnya jumlah rasio tenaga peksos dan tenaga guru BP dengan jumlah anak yang ditangani serta keterbatasan dana yang dimiliki guna menunjang pelaksanaan kolaborasi. Sehubungan dengan penelitian ini penulis merekomendasikan kepada panti dan sekolah sebuah konsep rancangan program kolaborasi antara panti asuhan dan sekolah dalam penanganan perilaku agresif anak asuh usia remaja. ----- This research highlated the tendency ofaggressive behaviour toward foster child teen age happens in orphanage x in Mataram, province of NTB. The research title is "Collaboration between orphanage and school in dealing with aggressive behaviour foster child teen age". The focus of this research are giving overview of aggressive behaviour in foster child teen age happens in orphanage and school, drawing the impact and factors that cause aggressive behaviour in foster child teen age. Researcher also highlighted the collaboration between orphanage and school covers the form of collaboration, the implementation of collaboration, supportive and barrier factors. This research is using descriptive method and case study approach. The instrument uses in this research is in-depth interview to discover problems. Meanwhile observation and documentation are only supporting instrument in this research. The subjects ofthe research are 2 social workers and 3 counsellors. The research result shows a description of child aggressive behaviour, that are skipping school, quarrelling with other friends, breaking the school and the orphanage rules. The implications of this behaviour among others are avoidance by peer group, punishment given by the authority of the school and the orphanage in form of warning expelled both from school and the orphanage. There are two factors that cause aggressive behaviour. First, the internal factor that comes from the child. Second, the external factor that comes from the school and the oiphanage environment. Meanwhile the form of collaboration between the school and the orphanage are still incidental, without any systematic programs and over informal situation. Moreover, the implementation of collaborative method mostly held at school, with intensity of meeting once to twice in a month. The timetable for the meeting itself is temporary. The content of meeting is in form of discussion or exchange information between the school and the orphanage. The supportive factors are support from the school principal, the head of the orphanage, some teachers and orphanage staff, the facilities available both at school and orphanage. The barriers come from the lack of social workers and counsellors' knowledge dealing with aggressive behaviour in teen age, imbalance ratio between teachers and counsellor with the amount of teenage that have aggressive behaviour. In addition, the limitation of fund contribute barrier to the implementation ofcollaborative program. Based on the research result, the researcher recommends a concept of collaborative scheme between the school and the orphanage to deal with aggressive behaviour in foster child teen age.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perilaku agresif |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Kebutuhan Khusus S-2 |
Depositing User: | Putri Armeilani Mustofa |
Date Deposited: | 03 Aug 2022 09:19 |
Last Modified: | 03 Aug 2022 09:19 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/75016 |
Actions (login required)
View Item |