Yunita, Binta (2016) MODIFIKASI MODEL VISIBILITAS KASTNER UNTUK BENDA LANGIT DI DEKAT MATAHARI DENGAN MODUS PENGAMATAN BERBANTUAN ALAT OPTIK. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_FIS_1201952_Title.pdf Download (89kB) | Preview |
|
|
Text
S_FIS_1201952_Abstract.pdf Download (178kB) | Preview |
|
|
Text
S_FIS_1201952_Table_of_content.pdf Download (217kB) | Preview |
|
|
Text
S_FIS_1201952_Chapter1.pdf Download (212kB) | Preview |
|
Text
S_FIS_1201952_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (472kB) |
||
|
Text
S_FIS_1201952_Chapter3.pdf Download (274kB) | Preview |
|
Text
S_FIS_1201952_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (463kB) |
||
|
Text
S_FIS_1201952_Chapter5.pdf Download (129kB) | Preview |
|
|
Text
S_FIS_1201952_Bibliography.pdf Download (262kB) | Preview |
|
Text
S_FIS_1201952_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (374kB) |
Abstract
Modifikasi model visibilitas Kastner untuk benda langit di dekat Matahari telah dilakukan dengan menguji validitasnya pada kasus awal Ramadhan dan Syawal 1437 H serta tujuh kasus yang menjadi rekor dunia. Modifikasi dilakukan untuk memperoleh prediksi visibilitas hilal (Bulan sabit pertama yang dapat diamati pascakonjungsi setelah terbenamnya Matahari) dalam modus pengamatan dengan mata telanjang maupun dengan bantuan alat optik. Modifikasi dilakukan pada kecerahan langit senja dengan menggunakan algoritma Schaefer yang menyertakan faktor fisiologis, lokasi pengamatan dan meteorologi terhadap efek glare untuk pengamatan mata telanjang. Modifikasi akibat penggunaan alat optik berupa faktor-faktor koreksi yang diterapkan pada kecerahan langit dan kecerahan hilal dengan menggunakan model matematika Schaefer yang berupa faktor transmisi cahaya dalam instrumen optik, faktor penglihatan, faktor perbesaran sudut, faktor koreksi teleskop, dan faktor daya pengumpul cahaya. Prediksi yang dihasilkan model Kastner yang dimodifikasi telah dibandingkan dengan prediksi model lainnya, yaitu model Odeh dan model Sultan. Hasil prediksi visibilitas hilal menggunakan model Kastner yang sudah termodifikasi bersesuaian dengan model Sultan dan model Odeh bahwa hilal tidak dapat diamati untuk kasus awal Ramadhan 1437 H dengan modus pengamatan mata telanjang, namun hilal dapat diamati berdasarkan prediksi model Kastner dengan modus pengamatan berbantuan teleskop. Pada kasus awal Syawal 1437 H, hasil yang diperoleh model Kastner bersesuaian dengan model Sultan dan model Odeh bahwa hilal dapat diamati dengan modus pengamatan baik mata telanjang maupun berbantuan teleskop. Pada lima kasus rekor dunia, model Kastner bersesuaian dengan model Sultan dan Odeh. Hanya pada dua kasus hilal yang menjadi rekor dunia, prediksi model Kastner berlawanan dengan prediksi model Sultan namun bersesuaian dengan prediksi model Odeh. Perbedaan yang terjadi tersebut dapat dijelaskan untuk salah satu kasus hasil pengamatan Ashdod bahwa pada model Kastner diterapkan faktor akuitas (ketajaman mata pengamat) sebesar 0,15 agar hilal dapat diamati.;---Modification of Kastner visibility model for celestial object near the sun was performed by testing the validity in case of the start of Ramadan and Syawal 1437 H as well as seven case that became world records. Modifications was done to obtain the crescent visibility predictions (first crescent moon can be observed-post conjungtion after the sunset) in the naked eye-observation and optical aid-observation. Modifications was done on the brightness of the sky at dusk using Schaefer algorithm which including physiological factors, location of observation, and meteorology to the effects of glare on the naked eye-observation. Modifications due to use of optical devices such as the application of correction factors for the brightness of the sky and the brightness of the hilal with using Schaefer mathematical model in the form of factor of light transmission in optical instruments, visual factors, magnification factor of the telescope, telescope correction factor, the light-gathering power factor. Resulting of prediction of the hilal using model Kastner that modified has been compared with the predictions of other models, Odeh model and Sultan model. Results of visibility prediction of the hilal using Kastner model that modified corresponded to the Sultan model and Odeh model that the moon could not be observed in case of the beginning of Ramadan 1437 H with the mode of eye naked observation, but the hilal could be observed based on the prediction model Kastner by using telescopic-mode observation. At the beginning of Shawwal 1437 H, the results are consistent with Kastner model, Sultan models and Odeh model that the hilal could be observed with both the naked eye-mode observation and telescopic-mode observation. In five cases of world record, Kastner model corresponded to the Sultan model and Odeh model. However, for the two case of a world record, Kastner model contrary to the Sultan model, but consistent with a model of the Odeh. Differences that occur can be explained to one of the cases the observations Ashdod that the Kastner models applied factor acuity (sharpness of the eye of the observer) of 0.15 so that the hilal could be observed.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : S FIS YUN m-2016; Pembimbing : I. Judhistira, II. Waslaluddin. |
Uncontrolled Keywords: | visibilitas hilal, model Kastner, model Sultan, model Odeh, kecerahan langit, teleskop, hilal visibility, Kastner model, Sultan model, Odeh model, sky brightness, telescope. |
Subjects: | Q Science > QC Physics |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Fisika > Program Studi Fisika (non kependidikan) |
Depositing User: | Mr mhsinf 2017 |
Date Deposited: | 13 Oct 2017 06:56 |
Last Modified: | 13 Oct 2017 06:56 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/27279 |
Actions (login required)
View Item |