KEHIDUPAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI BATIK TULIS GARUTAN TAHUN 1967-1986: KAJIAN SOSIAL-EKONOMI

Catur Sakti Oktaviyanti, - (2007) KEHIDUPAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI BATIK TULIS GARUTAN TAHUN 1967-1986: KAJIAN SOSIAL-EKONOMI. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SEJ_023783_Title.pdf

Download (121kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Abstract.pdf

Download (301kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Table_Of_Content.pdf

Download (144kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Chapter1.pdf

Download (515kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (514kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Chapter3.pdf

Download (542kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Chapter5.pdf

Download (1MB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Chapter6.pdf

Download (270kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Bibliography.pdf

Download (156kB)
[img] Text
S_SEJ_023783_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

Skripsi ini berjudul "Kehidupan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Batik Tulis Garutan Tahun 1967-1986: Kajian Sosial-Ekonomi". Permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengapa keterlibatan wanita dalam industri batik tulis Garutan selama 19 tahun (1967-1986) masih dianggap pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan suami. Dari permasalahan pokok tersebut, peneliti mencoba menjelaskan secara deskriptif-analitis mengenai kehidupan tenaga kerja wanita industri batik tulis Garutan dan peranannya dalam meningkatkan perekonomian keluarga dilihat dari tingkat kesejahteraan dan pengaruh kultural yang mempengaruhi kehidupan wanita di sana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis meliputi pengumpulan sumber baik lisan maupun tulisan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk memperdalam analisis, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner melalui kajian ilmu sosiologi, ekonomi dan antropologi dengan meminjam konsep-konsep seperti interaksi sosial, peranan sosial, konsep gender, budaya patriarki, dan lain-lain. Penelitian ini sangat tergantung pada penggunaan sejarah lisan (oral history) melalui teknik wawancara, hal tersebut dilakukan karena terbatasnya sumber tertulis yang mengkaji secara langsung permasalahan di atas. Keberadaan industri batik tulis Garutan di kecamatan Garut Kota telah memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat terutama kaum wanita untuk bekerja pada industri tersebut. Wanita merupakan tenaga kerja yang paling banyak direkrut, karena jenis pekerjaan membatik identik dengan sifat domestik wanita, yaitu membutuhkan ketelitian, keuletan, kesabaran yang tinggi dan cita rasa seni yang memadai. Dengan banyaknya kaum wanita yang bekerja pada industri ini memperlihatkan adanya dinamika yang signifikan. Mereka mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan industri tersebut dan juga dapat membantu kehidupan ekonomi keluarga. Terlibatnya kaum wanita sebagai pembatik pada industri batik tulis Garutan bukan merupakan hal yang baru bagi masyarakat Garut Kota karena pekerjaan ini telah ditekuni secara turun-temurun. Namun demikian, faktor utama yang mendorong mereka menekuni jenis pekerjaan ini adalah tuntutan ekonomi. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, membuat mereka mengambil keputusan untuk bekerja di industri batik tulis Garutan. Walaupun upah yang mereka terima hanya dapat memenuhi kebutuhan minimal keluarganya, mereka tetap bertahan bekerja sebagai pembatik sehingga tidak terlalu mengandalkan penghasilan suami. Jika ditinjau dari aspek sosio-kultural Sunda, penghasilan yang diterima oleh tenaga kerja wanita masih dianggap hanya untuk membantu suami, meskipun penghasilan mereka bisa jauh lebih besar dari suami. Kondisi ini disebabkan oleh nilai-nilai budaya setempat yang masih menempatkan wanita sebagai pendamping suami dan ibu rumah tangga dengan segala kewajibannya, sehingga beban mereka semakin bertambah karena selain harus bekerja sebagai pembatik juga harus mengurusi keluarganya. Dalam konteks sosial budaya, bekerjanya kaum wanita pada industri batik tulis Garutan memperlihatkan adanya kesetaraan gender, karena mereka telah terlibat dalam pekerjaan di sektor publik secara langsung. Namun demikian, hal tersebut melahirkan ketimpangan gender karena keterlibatan wanita pada sektor publik untuk membantu suami mencari nafkah tidak diimbangi dengan sikap suami yang masih enggan membantu istrinya dalam pekerjaan rumah tangga. Melekatnya budaya yang memandang tabu seorang suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menyebabkan istri harus menjalankan peran ganda yang sebenarnya merugikan mereka sendiri.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Tenaga Kerja Wanita, Industri Batik Tulis Garutan, Sosial Ekonomi
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
D History General and Old World > DS Asia
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
N Fine Arts > ND Painting
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Fadila Fidini
Date Deposited: 02 Aug 2022 03:40
Last Modified: 14 Sep 2022 02:03
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/75134

Actions (login required)

View Item View Item