PEMETAAN TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN TSUNAMI UNTUK MENENTUKAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PESISIR KOTA BENGKULU

Hana Taqiyyah Fachri, - (2022) PEMETAAN TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN TSUNAMI UNTUK MENENTUKAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PESISIR KOTA BENGKULU. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SIG_1804333_Title.pdf

Download (707kB)
[img] Text
S_SIG_1804333_Chapter1.pdf

Download (254kB)
[img] Text
S_SIG_1804333_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (740kB)
[img] Text
S_SIG_1804333_Chapter3.pdf

Download (959kB)
[img] Text
S_SIG_1804333_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (11MB)
[img] Text
S_SIG_1804333_Chapter5.pdf

Download (184kB)
[img] Text
S_SIG_1804333_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (4MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Provinsi Bengkulu merupakan daerah dengan potensi tsunami tinggi, khususnya di Kota Bengkulu. Hal ini disebabkan oleh letak wilayah Bengkulu yang berdiri tepat di atas kawasan subduksi Lempeng Eurasia dan Indo Australia dengan pergerakan 4 sampai 6 cm per tahun. Pergerakan lempeng tersebut menyebabkan Kota Bengkulu sering kali mengalami gempa bumi jenis tektonik. Menurut data historis yang tercatat, Kota Bengkulu umumnya mengalami kejadian gempa bumi dengan kekuatan di atas 7 Skala Richter yang dapat menimbulkan bahaya ikutan berupa gelombang tsunami dengan ketinggian prediksi 15 meter. Tingginya potensi bencana tsunami di Kota Bengkulu nyatanya belum diiringi dengan kesiapsiagaan yang baik. Pada RPJMD Kota Bengkulu tahun 2019 – 2023, disebutkan bahwa kesiapsiagaan Kota Bengkulu dalam menghadapi bencana tsunami belum terlalu optimal. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menentukan jalur evakuasi tercepat menuju shelter evakuasi berdasarkan tingkat bahaya dan kerentanan tsunami di Pesisir Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode Sistem Informasi Geografis berupa overlay pembobotan dan skoring beserta analisis jaringan (network analysis) yang dideskripsikan melalui pendekatan spasial. Hasil penelitian menujukan bahwa Kota Bengkulu memiliki tingkat bahaya dari rendah hingga tinggi dengan dominasi pada wilayah administrasi kelurahan yang berbatasan langsung dengan garis pantai. Kota Bengkulu juga teridentifikasi memiliki tingkat kerentanan sedang hingga tinggi, dengan rincian nilai kerentanan tertinggi berada di Kelurahan Lingkar Barat dan nilai kerentanan terendah berada di Kelurahan Teluk Sepang. Dalam proses evakuasi, penduduk dapat menggunakan 26 shelter evakuasi dan 68 jalur evakuasi dengan rata-rata jarak 1047,38 Meter serta waktu tempuh selama 16 menit berjalan kaki atau 7 menit jika menggunakan kendaraan. Bengkulu Province has high tsunami potential, especially in Bengkulu City. The cause of the high potential for tsunamis is the location of the Bengkulu region which stands right above the subduction area of the Eurasian and Indo-Australian Plates with a fairly large movement, which is 4 to 6 cm per year. The movement of these plates causes Bengkulu City to experience tectonic earthquakes often. According to recorded historical data, Bengkulu City generally experiences earthquakes with a strength above seven on the Richter Scale, which can cause secondary hazards in the form of tsunami waves with a predicted height of 15 meters. The high potential for a tsunami disaster in Bengkulu City has not been accompanied by good preparedness. In the Bengkulu City RPJMD for 2019-2023, it was stated that Bengkulu City's preparedness in dealing with the tsunami disaster was not yet optimal. The main objective of this research is to determine the fastest evacuation route to the evacuation shelter based on the level of tsunami hazard and vulnerability in the Coastal City of Bengkulu. This study uses the Geographic Information System method in the form of overlay weighting and scoring along with network analysis described through a spatial approach. The study results show that Bengkulu City has a hazard level from low to high with dominance in the administrative area of the village, which is directly adjacent to the coastline. Bengkulu City was also identified as having a moderate to the high level of vulnerability, with details of the highest vulnerability value being in Lingkar Barat Village and the lowest vulnerability value being in Teluk Sepang Village. In the evacuation process, residents can use 26 evacuation shelters and 68 evacuation routes with an average distance of 1047.38 meters and a travel time of 16 minutes on foot or 7 minutes if using a vehicle.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Tsunami, Bahaya, Kerentanan, Shelter Evakuasi, Jalur Evakuasi, Sistem Informasi Geografis.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sains Informasi Geografi
Depositing User: Hana Taqiyyah Fachri
Date Deposited: 25 Apr 2022 02:57
Last Modified: 25 Apr 2022 02:57
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/72051

Actions (login required)

View Item View Item