PERKEMBANGAN TRADISI GANTANGAN PADA MASYARAKAT PAGADEN KABUPATEN SUBANG 1980-2010

Didi Sopyan Sutardi, - (2018) PERKEMBANGAN TRADISI GANTANGAN PADA MASYARAKAT PAGADEN KABUPATEN SUBANG 1980-2010. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SEJ_0705811_Title.pdf

Download (5kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Abstract.pdf

Download (254kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Table_Of_Content.pdf

Download (146kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Chapter 1.pdf

Download (224kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (400kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Chapter 3.pdf

Download (291kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Chapter 5.pdf

Download (150kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Bibliography.pdf

Download (132kB)
[img] Text
S_SEJ_0705811_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (6MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Skripsi ini berjudul Perkembangan Tradisi Gantangan Pada Masyarakat Pagaden Kabupaten Subang 1980-2010. Penelitian yang dilakukan terhadap tradisi masyarakat dalam sebuah pesta hajatan baik itu berupa pesta pernikahan ataupun pesta khitanan anak. Tradisi ini hampir sama dengan kondangan pada umumnya, akan tetapi yang membedakan dari tradisi ini adanya unsur timbal-balik (resiprositas) dalam bentuk hutang piutang berupa beras dan uang seperti sistem arisan yang sudah berlangsung selama kurang lebih 30 tahunan, tradisi ini mereka sebut dengan gantangan. Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu mengenai asal-usul tradisi gantangan, perkembangan tradisi gantangan dan dampak tradisi gantangan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Pagaden. Tradisi gantangan menarik untuk diteliti karena seperti yang diketahui masyarakat pada umumnya bahwa sebuah pemberian baik itu berupa uang, beras dan barang atau sesuatu yang berharga berupa kado dalam sebuah pesta hajatan pernikahan, khitanan dan syukuran merupakan sebuah tradisi sumbangan yang sifatnya sukarela akan tetapi dalam tradisi gantangan sumbangan tersebut bersifat pinjaman yang nantinya akan ditagih kembali ketika tamu undangan tersebut mengadakan hajatan yang serupa. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, dengan cara mencari sumber-sumber sejarah berupa sumber tertulis maupun sumber lisan dengan wawancara, memilah sumber-sumber sejarah, mengkritik sumber sejarah, menafsirkan, menjelaskan dan menyajikan sumber-sumber sejarah tersebut ke dalam sebuah penulisan sejarah (historiografi) yang berbentuk skripsi ini. Berdasarkan penelitian, tradisi gantangan yang berkembang pada masyarakat Pagaden lahir akibat dari adanya sistem nyambungan yang ada sebelum dilakukannya pencatatan. Akibat adanya pengaruh kebudayaan dari masyarakat luar Subang bagian utara kemudian tradisi tersebut muncul dan direspons oleh masyarakat Pagaden yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi budaya setempat yang kemudian berkembang menjadi sebuah tradisi gantangan dalam pesta hajatan pada tahun 1980 dengan dimulainya sistem pencatatan. Pada tahun 1990 penyebaran tradisi gantangan semakin meluas akibat dari adanya swasembada beras 1984 dan berkembangnya teknologi penggilingan beras yang tadinya menggunakan peralatan sederhana terbuat dari kayu beralih menggunakan mesin, hampir di setiap desa yang ada di kecamatan Pagaden, masyarakatnya melakukan tradisi gantangan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan buku catatan gantangan yang dibuat pada tahun 90-an. Tradisi gantangan mendapat berbagai tanggapan dari kalangan tokoh masyarakat di Kecamatan Pagaden, ada yang setuju dengan alasan saling tolong menolong dan ada yang tidak setuju karena menambah beban hutang-piutang keluarga terutama terhadap golongan yang kurang mampu. Tradisi Gantangan berdampak terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat berupa saling tolong-menolong dan pada tahun 2010 tradisi tersebut cenderung menjadi sebuah ajang bisnis dengan menunjukan adanya gejala komersialisasi. Dalam tradisi gantangan tolong menolong itu bukan atas asas suka rela melainkan saling adanya balas-membalas hal tersebut sesuai dengan teori pertukaran sosial yaitu adanya prinsip timbal-balik (principle of reciprocity) dengan menunjukan gejala resiprositas sebanding. ;--- This study entitled The History and Transformation of Indonesian “Gantangan” Tradition In rural Communities in Pagaden, Subang, West Java in the period 1980 to 2010. This research was conducted in a traditional celebration party arena, both marriage and child circumcision (khitanan). This tradition is similar to the invitation (kondangan) in general, but the difference is the element of reciprocity in the form of accounts payable (rice and money) that has lasted for more than 30 years, it’s called Gantangan. The purpose of this study was to find out the origins and development of gantangan tradition and its impact on socio-economic conditions of Pagaden’s rural communities. Authors use the historical research methods, by searching historical sources written or unwritten through in-depth interviews, sorting historical sources, historical source criticism, interpret, explain and present the historical sources into a writing of history (historiography). Based on this research Gantangan were born out from the presence of nyambungan (gift) existing system before the date of recording. Due to cultural influence from outside (North Subang) then the tradition emerged in 1980 with the start of the recording system (Gantangan Notebooks). This tradition increasingly widespread In the 1990’s. This is caused by the self-sufficiency of rice in 1984 and development of the rice milling technology that was using simple equipment made of wood turning using the machine. Almost every village in the subdistrict Pagaden doing this tradition. This is evidenced by the many findings of gantangan notebooks made in the 1990s. This tradition got a variety of responses from the community leaders in the District Pagaden, anyone agree with the reasons helping each other and otherwise disagree because it adds debt especially to the poor families. Since 2010 these traditions tend to be a business event to show the symptoms of the economic commercialization. Helping each other (gotong royong) rather than on the principle of voluntary but reciprocal (principle of reciprocity).

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No. Panggil : S SEJ DID p-2018; Nama Pembimbing : I. Ayi Budi Santoso, II. Syarif Moeis; NIM : 0705811;
Uncontrolled Keywords: Tradisi, Gantangan, Resiprositas, Pagaden Subang.
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan IPS
Depositing User: salsabila
Date Deposited: 04 Mar 2020 07:07
Last Modified: 04 Mar 2020 07:07
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/47277

Actions (login required)

View Item View Item