Sutiarani, Hasny (2015) DAMPAK KEBERADAAN DUSUN BAMBU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KERTAWANGI-KECAMATAN CISARUA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_MRL_1103492_Title.pdf Download (149kB) | Preview |
|
|
Text
S_MRL_1103492_Abstract.pdf Download (206kB) | Preview |
|
|
Text
S_MRL_1103492_Table_of_content.pdf Download (259kB) | Preview |
|
|
Text
S_MRL_1103492_Chapter1.pdf Download (261kB) | Preview |
|
Text
S_MRL_1103492_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (397kB) |
||
|
Text
S_MRL_1103492_Chapter3.pdf Download (454kB) | Preview |
|
Text
S_MRL_1103492_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
||
|
Text
S_MRL_1103492_Chapter5.pdf Download (144kB) | Preview |
|
|
Text
S_MRL_1103492_Bibliography.pdf Download (234kB) | Preview |
|
Text
S_MRL_1103492_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Desa Kertawangi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Memiliki jumlah populasi sebanyak 11.394. Perkembangan pariwisata di Desa Kertawangi bisa dikatakan sangat tinggi. Pada Januari 2014 telah dibuka kawasan wisata Dusun Bambu yang berada di lingkungan masyarakat Desa Kertawangi. Sejak pertama kali dibuka, kawasan wisata ini langsung dipenuhi oleh banyak pendatang dari berbagai daerah. Sebagian masyarakat merasa terbatas dalam menjalankan aktivitasnya. Namun di sisi lain keberadaan Dusun Bambu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal inilah yang membuat penulis ingin mengetahui dampak keberadaan Dusun Bambu terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif serta menggunakan kuisioner sebagai teknik pengumpulan data di lapangan dengan hasil penelitian. Sampel penelitian ini adalah 100 masyarakat Desa Kertawangi dimana pada teknik perhitungannya menggunakan rumus slovin. Data yang terkumpul diolah menggunakan teknik analisis paired sample t test dibantu menggunakan software SPSS 22. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah kebaradaan Dusun Bambu. Kondisi ekonomi sebelum dengan 19,3 dan sesudah 23,05 hasil tersebut menunjukan peningkatan. Kondisi sosial sebelum dengan 35,8 dan sesudah 30,9 hasil tersebut menunjukan penurunan. Dengan adanya perbedaan tersebut maka dapat dikatan bahwa masyarakat Desa Kertawangi merasakan Dampak positif dan negatif dengan adanya kawasan wisata Dusun Bambu. Pihak pengelola dan masyarakat harus bekerja sama dalam meminimalisir pengendalian dampak, seperti membuat aktivitas wisata yang dapat melibatkan masyarakat dan membuat program wisata untuk pelestarian lingkungan sekitar. Kertawangi is one of a village in Cisarua Regency, West Bandung District, West Java. It has 11.394 citizens. We could say that tourism development in Kertawangi village is very high. Dusun Bambu, a tourism area, is opened inside Kertawangi village community environment, in January 2014. Since the first time, this tourism area is filled by many visitors from many places. Some people feel limited in doing their activities. But in the other side, Dusun Bambu existence creating jobs field for society. This is why writer wants to find out the impact of Dusun Bambu existence on community socio-economic condition in Kertawangi village, Cisarua Regency. This research using descriptive method by quantitative approach and using questionnaire to collecting data in field with observation result. Sampel of this research is 100 people in Kertawangi, which using slovin formula as a counting technique. Collected data processed using paired sample t test analysis technique, helped by software SPSS 22. Based on research result, we know that there’s a different socio-economic condition average number, before and after the existence of Dusun Bambu. Economic condition before Dusun Bambu existence is 19,3 in average and 23,05 in average after Dusun Bambu existence. It shows that economic condition is increasing. Social condition before Dusun Bambu existence is 35,8 and 30,9 in average after Dusun Bambu existence. It shows that social condition is decreasing. With that differences, we could say that Kertawangi village community feel both positive and negative impacts by existence of Dusun Bambu tourism area. Officials and community should cooperate in minimize impact, such as a tourist activity can involve the community and make a tour program for the preservation environment.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : S MRL SUT d-2015; Pembimbing : I. Darsiharjo, II. Fitri Rahmafitria |
Uncontrolled Keywords: | Dampak, Kondisi Sosial Ekonomi, Masyarakat |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GV Recreation Leisure |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Manajemen Resort & Leisure |
Depositing User: | Staff DAM |
Date Deposited: | 04 Nov 2015 03:04 |
Last Modified: | 04 Nov 2015 03:04 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/18625 |
Actions (login required)
View Item |