Shabella Widyastuti, - (2023) ANALISIS KONTRASTIF ABREVIASI WAKAMONO KOTOBA DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
T_BJPN_2105228_Title.pdf Download (865kB) |
|
Text
T_BJPN_2105228_Chapter1.pdf Download (948kB) |
|
Text
T_BJPN_2105228_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_2105228_Chapter3.pdf Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_2105228_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
T_BJPN_2105228_Chapter5.pdf Download (819kB) |
|
Text
T_BJPN_2105228_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan abreviasi wakamono kotoba yang digunakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dengan menggunakan data bahasa tulis dari situs Taberogu dan Pergikuliner serta data bahasa lisan dari acara televisi Ariyoshi Zemi dan Bikin Laper. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode rekam dan catat serta teknik pilah unsur penentu. Selanjutnya, data diklasifikasikan berdasarkan teori karakteristik abreviasi dari Yonekawa (1998) dan She (2021) untuk data wakamono kotoba dalam bahasa Jepang, serta dari Kridalaksana (1992) dan Yule (1996) untuk data bahasa Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat lima jenis proses abreviasi wakamono kotoba dalam bahasa Jepang, yaitu penyingkatan di akhir kata, penghilangan pada akhir kata, penyingkatan kalimat atau frasa, penyingkatan tiga bagian dalam kata majemuk, dan pengekalan huruf sebagai komponen kata. Sementara itu, pada bahasa gaul dalam bahasa Indonesia terdapat lima jenis proses abreviasi, yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Persamaan karakteristik abreviasi wakamono kotoba dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia adalah terdapat beberapa jenis abreviasi yang sama, proses abreviasi dari bahasa lain, perubahan makna yang menghasilkan kosakata baru, abreviasi pada bagian akhir kata, pola abreviasi dalam kata majemuk, pola abreviasi dari tiga kata, penambahan silabel, perubahan bentuk, dan penggabungan dengan bahasa lain. Namun, terdapat beberapa perbedaan, yaitu objek yang mengalami penyingkatan, fokus objek yang mengalami abreviasi, penggunaan bahasa tulis dalam bahasa lisan, abreviasi murni dari bahasa asli atau bahasa asing, proses pembentukan fragmen baru dalam data bahasa Indonesia, serta penghapusan konjungsi dalam data bahasa Indonesia dan partikel dalam data bahasa Jepang. This study aims to analyze the similarities and differences in wakamono kotoba abbreviations used in Japanese and Indonesian, using written language data from the Taberogu and Pergikuliner sites, as well as spoken language data from television shows Ariyoshi Zemi and Bikin Laper. The data for this study were collected through recording and sorting out the determinants. Furthermore, the data is classified based on the characteristic theory of word abbreviations from Yonekawa (1998) and She (2021) for wakamono kotoba data in Japanese. In Indonesian, it is classified based on the abbreviation theory of Kridalaksana (1992) and Yule (1996). The study's results identified five types of wakamono kotoba abbreviation processes in Japanese: abbreviation at the end of the word, omission at the end of each word, abbreviation of sentences or phrases, abbreviation of three parts in compound words, and abbreviations formed from the initial letters of each word. Meanwhile, in Indonesian bahasa gaul, there are five abbreviation processes: shortened words from a combination of letters, acronyms of letters, omission of word parts, combining from two separate forms, and abbreviation as letter symbols. Common characteristics of wakamono kotoba abbreviations in Japanese and Indonesian include having the same types of abbreviation processes, the abbreviation process borrowed from another language, changes in meaning resulting in new vocabulary, abbreviations at the end of words, abbreviation patterns of compound words and three-word abbreviations, the addition of syllables, changing forms, and integration with other languages. However, differences exist in terms of the objects that experience abbreviations, the focus on objects experiencing abbreviations, the use of written language in spoken language, pure abbreviations from native or foreign languages, the process of new fragments in Indonesian data, and the deletion of conjunctions in Indonesian data and particles in Japanese data.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Additional Information: | Link Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=L5T8z18AAAAJ&view_op=list_works&authuser=1&gmla=AOV7GLPrtc7nsP6XqsRgJ8NtCgakRdnXnIutDTvpmsgS6PQts9xrgHtZ9UK9GzbHi5GP1pqe_9UXx9Ph7GHgOiqU ID SINTA Dosen Pembimbing Nuria Haristiani : 5994096 Herniwati : 6005824 |
Uncontrolled Keywords: | Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia, Wakamono Kotoba, Bahasa Gaul, Abreviasi, Sosiolinguistik: Japanese, Indonesian, Slang language, Abbreviation, Sociolinguistics |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang |
Depositing User: | Shabella Widyastuti |
Date Deposited: | 05 Sep 2023 19:08 |
Last Modified: | 12 Sep 2023 06:45 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/102101 |
Actions (login required)
View Item |