Faizal Rizal, - (2011) PERKEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN BATIK DI DESA TRUSMI KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_geo_0608769_title.pdf Download (57kB) |
|
Text
s_geo_0608769_chapter1.pdf Download (54kB) |
|
Text
s_geo_0608769_chapter3.pdf Download (422kB) |
|
Text
s_geo_0608769_chapter5.pdf Download (44kB) |
|
Text
s_geo_0608769_bibliografy.pdf Download (34kB) |
Abstract
Desa Trusmi merupakan daerah sentra industri kerajinan batik di Kabupaten Cirebon, terdapat lebih dari 1000 tenaga kerja atau pengrajin batik. Tenaga kerja batik tersebut berasal dari beberapa daerah yang ada di sekitar Desa Trusmi, seperti dari Desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali dan Kalitengah. Usaha yang bermula dari skala rumahan lama kelamaan menjadi industri kerajinan yang berorientasi bisnis. Industri kerajinan batik yang trdapat di Desa Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon terus berkembang pesat dari tahun ke tahun dan menjadi sumber pendapatan daerah Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan industri kerajinan batik yang terdapat di Desa Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon dilihat dari aspek sejarah, lokasi, bahan mentah, tenaga kerja, dan pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan di RW 1, 2, 3, 5, dan 7 yang berada di Desa Trusmi. Adapun yang menjadi populasi wilayah yaitu seluruh wilayah Desa Trusmi, dan yang menjadi populasi manusia yaitu seluruh pengusaha batik, pengrajin batik, dan konsumen batik. Dari seluruh pengusaha, tenaga kerja, dan konsumen diambil sampel yaitu 47 pemilik usaha, 68 tenaga kerja, dan 100 konsumen. Sampel tersebut diambil secara Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi dokumentasi, wawancara, dan angket. Adapun dalam menganalisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan formula persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan industri batik di Desa Trusmi cukup pesat. Dari aspek sejarah, menunjukan bahwa industri kerajinan batik mulai berkembang pesat pada tahun 2000, terbukti dengan bermunculannya showroom-showroom batik di sepanjang jalan Trusmi dan Panembahan. Sebagian besar asal keterampilan membatik berasal dari orang tua atau turun temurun. Teknik membatik yang dahulu hanya menggunakan teknik tulis, kini berkembang menjadi teknik sablon dan cap. Lokasi industri batik trusmi secara fisik memiliki topografi landai, berdekatan dengan pasar dan jalan Pantura yang menjadi pusat konsentrasi masyarakat, sehingga mudah dijangkau oleh konsumen. Bahan mentah, seperti lilin, kain, dan pewarna mudah didapat karena diproduksi sendiri oleh pengusaha batik. Tenaga kerja diambil dari penduduk Desa Trusmi dan sekitarnya yang memiliki keterampilan membatik, sehingga sangat mudah dalam perekrutan tenaga kerja. Hasil produksi industri kerajinan batik dipasarkan di dalam negeri dan di luar negeri. Pemasaran di dalam negeri sebagian besar dipasarkan ke berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Sumatera, dan Kalimantan, sedangkan pemasaran ke luar negeri dipasarkan ke negara Malaysia, Brunei darusalam, Singapura, Jepang, Belanda dan Amerika.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing Enok Maryani : 0021016004 0021016004 : 0001056102 |
Uncontrolled Keywords: | Tenaga kerja |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Geografi-S1 |
Depositing User: | Wahyu Utama |
Date Deposited: | 18 Jul 2023 02:59 |
Last Modified: | 18 Jul 2023 02:59 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/93550 |
Actions (login required)
View Item |