Sumardi Taram, - (2012) KAJIAN VISUAL DAN MAKNA SIMBOLIK BUROQ DI DESA PAKUSAMBEN KECAMATAN BABAKAN KABUPATEN CIREBON. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_psr_0800596_table_of_content.pdf Download (217kB) |
|
Text
s_psr_0800596_chapter1.pdf Download (282kB) |
|
Text
s_psr_0800596_chapter3.pdf Download (462kB) |
|
Text
s_psr_0800596_chapter5.pdf Download (268kB) |
|
Text
s_psr_0800596_bibliography.pdf Download (121kB) |
Abstract
Buroq merupakan salah satu media seni pertunjukan masyarakat Islam di wilayah Cirebon bagian Timur. Kehadiran Buroq penting artinya, karena ia merupakan proses ritual (khitanan). Peneliti mengangkat Buroq yang berada di Desa Pakusamben Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon, sebagai objek kajian untuk karya tulis ilmiah sebagai bentuk dedikasi terhadap warisan budaya Islam dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa visualisasi Buroq mempunyai makna simbolik. Masalah yang diangkat adalah 1) bagaimanakah visual Buroq di Desa Pakusamben. 2) Bagaimanakah makna simbolik Buroq di Desa Pakusamben. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan dan pengolahan data diperoleh dari narasumber, buku sumber, serta foto/dokumentasi Buroq di Desa Pakusamben. Buroq berasal dari gambar binatang dalam lukisan kaca Cirebon yang bertemakan legenda atau mitologi, mahkluk itu dianggap sebagai hewan “sakti” dan sering diceritakan sebagai kendaraan para kesatria atau dewa-dewi. Gambaran mengenai makhluk ini sudah ada sejak zaman Dunia Lama (Yunani, Persia, Arab, India, Cina). Kesenian Buroq muncul pertama kali sekitar tahun 1934 dari para seniman Badawang yang kebetulan pembuat boneka-boneka besar di wilayah Cirebon, Buroq yang semula dimaksudkan sebagai salah satu sarana syiar Islam ini lambat laun menyebar ke daerah-daerah lainnya di sekitar Cirebon, seperti Losari, Brebes, Banjarharja, Kuningan, dan Indramayu. Karya tulis ini disusun dengan menitik beratkan kepada kajian visual dan makna simbolik Buroq. Buroq yang diteliti terbagi dari dua bagian diantaranya : kepala dan tubuh, yang didalamnya terdapat aksesoris tambahan seperti mahkota, anting, selendang, syal, spanduk dan pelana. Begitu pula dari segi visualisasi dan makna sebagai berikut. 1) Dari segi visual, pada topeng Buroq mempunyai bentuk yang dipengaruhi oleh budaya Hindu-India dianggap sebagai sosok Dewi Anjani, sayap dipengaruhi oleh burung garuda pada kereta kencana Singabarong, serta tubuh Buroq memiliki bentuk kuda yang berkaki manusia. 2) Dari segi makna simbolik, Buroq dimaknai sebagai kendaraan yang dijadikan simbol-simbol kekuatan kesatria dan dewa-dewa bagi si anak yang menungganginya, dikarenakan Buroq disini mendapat pengaruh dari Budaya Islam, Hindu-India. Adapun aksesoris tambahan seperti mahkota, anting, selendang, syal, spanduk dan pelana, yang difungsikan sebagai pelengkap dan tidak mewakili makna simbolik apapun didalamnya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Buroq adalah boneka berukuran besar yang difungsikan sebagai media seni pertunjukan dalam segi tradisi masyarakat Islam daerah Cirebon bagian Timur.Kata Kunci : Kajian Visual dan Makna Simbolik Buroq
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID Sinta Dosen Pembimbing: YULIA PUSPITA: 5995496 |
Uncontrolled Keywords: | Cirebon, Buroq, Kajian Visual, Kajian Makna |
Subjects: | H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Seni Rupa |
Depositing User: | Nanda Khaerunnisa Syafitri |
Date Deposited: | 13 Jul 2023 16:26 |
Last Modified: | 13 Jul 2023 16:26 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/92862 |
Actions (login required)
View Item |