PEMBINAAN ETOS KERJA PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN: Studi Kasus Pola Pembinaan Yang Dilakukan Oleh PPL Terhadap Petani Kecil Di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja - Banjab

Suabuana, Cik (2013) PEMBINAAN ETOS KERJA PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN: Studi Kasus Pola Pembinaan Yang Dilakukan Oleh PPL Terhadap Petani Kecil Di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja - Banjab. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Title.pdf

Download (204kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Abstract.pdf

Download (559kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Table_Of_Content.pdf

Download (265kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Chapter1.pdf

Download (641kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_9132340_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Chapter3.pdf

Download (574kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_9132340_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Chapter5.pdf

Download (511kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_9132340_Bibliography.pdf

Download (395kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_9132340_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (822kB)

Abstract

Sejak masa-masa sebelum PELITA hingga kini telah banyak dilakukan kegiatan pembangunan pedesaan, terutama dengan pembinaan pihak pemerintah. Baik pembinaan berupa penyuluhan dan pendidikan khusus dalam berbagai sektor pembangunan, maupun disertai dengan pelayanan dan pengaturan yang diperlukan. Akan tetapi ternyata bahwa pembinaan oleh. pihak pemerintah itu belum banyak menjangkau lapisan bawah masyarakat pedesaan yang sebagian besar terdiri dari golongan petani kecil. Padahal mereka adalah golongan penduduk yang berpendapatan sangat rendah, malah dapat digolongkan kepada golongan orang-orang miskin. Selain miskin, pada umumnya mereka masih bersikap belum responsif terhadap kemajuan. Sikap ini bertalian erat dengan etos kerja mereka yang belum "dinamis" yang disebabkan karena proses perkembangan 1ingkungannya yang terbentuk dalam waktu yang lama. Karena kurang terjangkau oleh pembinaan itu, keadaan mereka pada umumnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kemajuan yang dapat dicapai oleh golongan rakyat lainnya. Sebenarnya peranan golongan petani kecil sangat penting dalam akselerasi pembangunan, apabila potensi mereka telah berkembang sebagaimana mestinya. Malah peranan mereka itu pada akhirnya dapat menentukan keberhasilan seluruh pembangunan. Hal ini mengingat bahwa golongan petani kecil itu merupakan golongan rakyat Indonesia yang terbesar termasuk di dalamnya "berjuta-juta" angkatan kerja yang seharusnya produktif. Sekarang ini pemerintah mulai mencurahkan perhatiannya terhadap pembinaan lapisan bawah masyarakat pedesaan itu. Salah s'atu usaha pemerintah dalam hal ini ialah menjalankan kegiatan yang disebut PEMBINAAN PETANI KECIL di antaranya adalah dengan mengadakan PEMBINAAN ETOS KERJA PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN. Menyadari hal tersebut, penulis tertarik untuk meng adakan penelitian masalah "Sejauhmana petani di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja melaksanakan fungsi dan peranan pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan dalam rangka mengubah prilaku petani kecil untuk meningkatkan usaha tani mereka?" Secara rinci permasalahan ini akan dituangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan peranan pro gram pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyciluhan oleh PPL? 11 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL? 3) Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkat kan kualitas pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh PPL dalam rangka mengubah prilaku petani kecil untuk meningkatkan usaha tani mereka. Ada dua kegunaan utama yang diharapkan dari peneli tian ini yaitu yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis. - Kegunaan Teoritis: (1) Sumbangan bagi teori pembinaan melalui kegiatan penyuluhan; (2) Sumbangan bagi upaya penemuan dan pengembangan konsep pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan. Dalam hal ini terutama bagi upaya mengembangkan suatu konsep proses pembelajaran yang diperuntukkan bagi sasaran PLS untuk daerah pedesaan. - Kegunaan Praktis: (1) Sebagai masukan bagi pengelola dan pelaksana program pembinaan etos kerja petani kecil, khususnya bagi PPL dalam upaya penyempurnaan pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan; (2) Sebagai bahan pertimbangan bagi perencana, pengambil keputusan dan para pengelola program PLS guna penyempur naan program-program belajar yang sedang dan akan dilaksanakan, terutama bagi sasaran warga belajar di daerah pedesaan. Pendekatan dan metode penelitian adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang didasari bahwa penelitian ini mempelajari fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembi naan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan. Sedangkan metode penelitian adalah metode studi kasus yang bersifat eksploratif, yaitu suatu metode yang dapat digunakan secara intensif untuk mengungkap latar belakang, status sekarang, interaksi dengan 1ingkungannya dari suatu unit seperti individu/kelompok. Teknik pengumpulan data digunakan wawancara, pengamatan langsung, dan Studi Dokumentasi. Sedangkan langkahlangkah penelitian yang ditempuh; (1) Orientasi: guna mendapatkan gambaran umum tentang sasaran penelitian; (2) Ekspiorasi: hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan studi ini; (3) Member check: untuk mempertahankan kebenaran informasi selama penelitian (hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk laporan lapangan diper1ihatkan kepada responden untuk dibaca dan diperiksa kebenarannya); (4) Triangulasi: data yang diberikan oleh seorang responden diperiksa lagi kebenarannya kepada responden lainnya sampai diperoleh persamaannya. Temuan peneli t ian: 1. Terungkap bahwa etos kerja dan kemampuan menyerap materi pembinaan etos kerja ketiga responden, ditentukan oleh tingkat pendidikan sekolah yang diselesaikannya. 2. Ditemukannya ketidaksesuaian antara latar belakang pekerjaan sebelumnya dengan pekerjaan sekarang. 3. Terungkapnya latar belakang ketidakmampuan ekonomi keluarga subyek penelitian. 4. Keberagaman motivasi dalam mengikuti program pembinaan etos kerja petani kecil yang ditunjukkan oleh masingmasing responden, ternyata banyak disebabkan oleh kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. 5. Beberapa responden kurang menyadari betapa pentingnya program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluh an. 6. Ada responden yang tidak memahami maksud dan tujuan diadakannya program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluhan. 7. Partisipasi kedua responden (W dan N) di dalam kegiatan tersebut terbatas hanya sebagai partisipan pasif. 8. Kurangnya antusiasme kedua responden dalam hal mengikuti program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluh an. 9. Terungkap bahwa materi pembinaan etos kerja melalui ke giatan penyuluhan ada yang sesuai dengan kebutuhan pe tani kecil dan ada yang tidak sesuai. 10. Terungkap bahwa proses pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan lebih didominasi oleh prakarsa pihak PPL. 11. Terungkap di dalam proses pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluhan tidak digunakannya media belajar yang diambil dari lingkungan tempat kerja petani kecil. 12. Terungkap bahwa waktu dan tempat pembinaan, nampak belum disesuaikan dengan kondisi petani kecil. 13. Terungkap bahwa kompetensi penyuluh masih terlihat ku rang memadai di mata para petani kecil. 14. Hasil penelitian menunjukkan, ketiga responden mengakui bahwa bagaimanapun juga program pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan ada manfaatnya bagi mereka. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan pendapatan ekonomi keluarga mereka bila dibandingkan sebelum mengikuti program pembinaan etos kerja. 15. Bila dilihat dari etos kerja yang berkaitan dengan sikap mental petani kecil, tentunya masih jauh dari harapan keberhasilan program tersebut. 16. Ternyata peranan konsep diri bagi petani kecil sangatlah penting dalam membentuk etos kerjanya. 17. Petani kecil (responden) memiliki pandangan yang berbeda terhadap arti dari karya manusia. 18. Inovasi yang diperkenalkan PPL kurang berorientasi pada hal-hal yang secara nyata mereka butuhkan dan sebaliknya lebih berorientasi pada hal-hal yang menurut anggapan PPL mereka perlukan. Kes impulan: 1. Secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar inovasi yang diperkenalkan PPL belum dilaksanakan dan dimanfaatkan secara optimal oleh petani kecil bagi peningkatan etos kerjanya (dalam rangka peningkatan usaha taninya). Ini berarti bahwa pembinaan etos kerja petani kecil belum banyak memberikan perubahan prilaku mereka. 2. Bahwa PPL yang membina etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan di Desa Mekarharja secara umum tidak berhasil dalam pelaksanaan pembinaan. 3. KetidakberhasiIan PPL di dalam melaksanakan pembinaan etos kerja petani kecil tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yakni latar belakang diri dan keluarga petani kecil kecil, orientasi nilai budaya, kondisi ekonomi petani kecil, kondisi fisik, kondisi psikologis petani kecil sebagai orang dewasa dan kredibilitas penyuluh. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran dalam pembinaan etos kerja petani kecil me lalui kegiatan penyuluhan: (a) Kesesuaian materi pem binaan etos kerja dengan kebutuhan petani kecil; (b) Metode dan pendekatan; (c) Media pembinaan etos kerja petani kecil; (d) Waktu dan tempat pembinaan; (e) Kridibilitas penyuluh. Secara khusus dari rangkaian penelitian dan pengamatan, diperoleh adanya berbagai kondisi serta prilaku para petani keci1. a. Adanya petani kecil seperti pak Engkoswara yang demikian antusiasnya mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL. Orang yang ulet, mau menanggung resiko, menyadari dirinya serba kekurangan namun mau merubah nasib. Dia dikategorikan mempunyai etos kerja tinggi. b. Adanya petani kecil seperti pak Ngadiman, yang sedikit antusias mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL. Orang yang ulet, kurang mau menanggung re siko, menyadari dirinya serba kekurangan dan keterbelakangan, namun mau merubah nasib. Dia dikategori kan mempunyai etos kerja sedang. c. Adanya petani kecil seperti pak Wiharmi, yang kurang antusias mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL. Orang yang kurang ulet, tidak mau menanggung resiko, menyadari dirinya serba kekurangan dan keterbelakangan, namun ia kurang mau merubah nasib. Dia dikate gorikan mempunyai etos kerja rendah. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa materi pembinaan etos kerja petani kecil yang disajikan dalam penyuluhan oleh PPL, ternyata tidak jauh berbeda dengan penyuluhan-penyuluhan yang biasa dilakukan oleh PPL lainnya. Saran 1. Bagi lembaga terkait dengan upaya perencanaan PLS se perti halnya DIKMAS Tingkat I, II dan Penilik DIKMAS Kecamatan serta- pihak lain yang langsung terkait dengan upaya pengembangan masyarakat pedesaan, dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan; sebelum melak sanakan kegiatan PLS kiranya perlu mengadakan studi awal berkenaan dengan "analisis kebutuhan" terhadap petani kecil. Hal ini dimaksudkan agar program kegiat an yang dilaksanakan akan lebih inovatif, produktif, menyentuh setiap kebutuhan masyarakat. 2. Kepada perancang program pembinaan etos kerja petani kecil, hendaknya menggunakan pola pendekatan yang berpusat pada modifikasi program dengan metode partisipatif dalam menyusun program pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan, agar program belajar tersebut dianggap oleh petani kecil sebagai kebutuhan belajar yang bermanfaat untuk meningkatkan usaha taninya. 3. Perlu adanya kerjasama antara instansi Departemen Pertanian sebagai penyelenggara program pembinaan etos kerja petani kecil dengan instansi lainnya; seperti Depsos, Depkop, Depdagri, Deptrans serta Bank Pemerin tah untuk saling memberikan masukan dalam penanggulangan berbagai hambatan yang dihadapi oleh petani keci1 . 4. Dalam pelaksanaan program pembinaan etos kerja petani kecil perlu dipertimbangkan faktor pendidikan formal dan latar belakang pekerjaan petani kecil sebelumnya dalam proses pembinaan. Dalam pelaksanaan program pembinaan etos kerja petani kecil, perlu adanya tindak lanjut program yang akan berfungsi sebagai monitoring dan pembinaan lanjutan terhadap apa yang telah dibina melalui kegiatan penyu luhan . Kepada PPL yang melaksanakan pembinaan etos kerja ke pada petani kecil: (1) Dalam proses "pembelajaran", di samping menggunakan bentuk "pembinaan massal", perlu juga menggunakan bentuk "pembinaan individual" di tempat para petani kecil melakukan pekerjaan; (2) Hendaknya lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam proses "pembelajaran"; (3) Hendaknya empati terhadap permasalahan petani kecil; (4) Hendak nya menggunakan multi metode dalam proses "pembelajaran"; (5) Hendaknya memanfaatkan sarana-sarana di lingkungan petani untuk media pembelajaran yang kongkrit; (6) Hendaknya menentukan waktu dan tempat pembi naan, disepakati bersama dengan petani kecil; (7) Hendaknya berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut dalam masalah pembinaan etos kerja petani kecil. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan hal-hal se bagai berikut: 7.1. Perlu diadakan penelitian lanjutan berkenaan de ngan penelitian ini, terutama lebih diarahkan pada latar belakang pekerjaan petani kecil dan penyuluh terhadap keberhasilan pengembangan usaha tani. 7.2. Perlu adanya penelitian tentang kredibilitas dan kompetensi PPL dalam pembinaan etos kerja di kalangan petani kecil. 7.3. Perlu diadakan penelitian berkenaan dengan tingkat pendidikan sekolah petani kecil terhadap pengembangan usaha tani di pedesaan.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Sekolah
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Luar Sekolah S-2
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 27 Aug 2013 08:55
Last Modified: 27 Aug 2013 08:55
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/869

Actions (login required)

View Item View Item