PENGARUH PERSAINGAN DAN ORGANISASI BELAJAR (LEARNING ORGANIZATION) TERHADAP PROSES TRANSFORMASI KOMPETENSI INTELEKTUAL INDIVIDU MENJADI MODAL INTELEKTUAL ORGANISASI : Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung

Moedjadi, - (2005) PENGARUH PERSAINGAN DAN ORGANISASI BELAJAR (LEARNING ORGANIZATION) TERHADAP PROSES TRANSFORMASI KOMPETENSI INTELEKTUAL INDIVIDU MENJADI MODAL INTELEKTUAL ORGANISASI : Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Bandung. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
d_adp_019834_table_of_content(1).pdf

Download (431kB) | Preview
[img]
Preview
Text
d_adp_019834_chapter1(1).pdf

Download (899kB) | Preview
[img]
Preview
Text
d_adp_019834_chapter5(1).pdf

Download (510kB) | Preview
[img]
Preview
Text
d_adp_019834_bibliography(1).pdf

Download (217kB) | Preview
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis seberapa jauh pengaruh persaingan dan organisasi belajar, sebagai variabel independen, pada proses transformasi kompetensi intelektual individu, menjadi modal intelektual organisasi, sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif analisis kuantitatif. Sebagai sampel ialah dosen-dosen yang bekerja di empat universitas di Bandung, yaitu Universitas Pasundan, Universitas Widyatama, Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katholik Parahyangan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik kuantitatif dengan perangkat lunak SPSS versi 11 dan Lisrel versi 8,30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi intelektual individu dosen di Universitas Pasundan masuk dalam kategori baik (skor rata-rata 78,4 %), Universitas Widyatama, baik (skor rata-rata 80,8 %), Universitas Kristen Maranatha, baik (skor rata-rata 78,6 %), dan Univeritas Katholik Parahyangan, baik (skor rata-rata 79,6 %). Secara keseluruhan kompetensi intelektual individu dosen masuk dalam kategori baik (skor rata-rata 79,36 %). Modal intelektual organisasi yang dimiliki kelompok dosen Universitas Pasundan masuk dalam kategori baik (skor rata-rata 75,9 %), Universitas Widyatama, sedang (skor rata-rata 73,2 %), Universitas Kristen Maranatha, sedang (skor rata-rata 67,8 %), dan Universitas Katholik Parahyangan, sedang (skor rata-rata 73,9 %). Secara keseluruhan modal intelektual organisasi di universitas yang diteliti masuk dalam kategori sedang (skor rata-rata 72,70 %). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas lingkungan belajar yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar untuk Universitas Pasundan masuk dalam kategori cukup baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif dan signifikan), Universitas Widyatama, cukup baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif dan signifikan), Universitas Kristen Maranatha, baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif, signifikan, dan > 0,5), dan Universitas Katholik Parahyangan, kurang baik (korelasi antar disiplin dalam organisasi belajar positif sebagian tidak signifikan). Pengaruh variabel kompetensi intelektual individu terhadap variabel dependen modal intelektual organisasi memberikan hasil sebagai berikut. Untuk keempat universitas, pengaruhnya sangat lemah (koefisien jalur p < 0,1) dan tidak signifikan.. Pengaruh variabel organisasi belajar terhadap variabel modal intelektual organisasi terjadi sebagai berikut. Pada Universitas Pasundan, pengaruhnya kuat (p = 0,43), Universitas Widyatama, sangat kuat (p = 0,72), Universitas Kristen Maranatha, sangat kuat (p = 0,78), dan Universitas Katholik Parahyangan, kuat (p = 0,37). Pengaruh variabel persaingan terhadap variabel modal intelektual organisasi terjadi sebagai berikut. Pada Universitas Pasundan, pengaruhnya kuat (p = 0,42) dan signifikan; Universitas Widyatama, sedang (p = 0,16) dan tidak signifikan; Universitas Kristen Maranatha, sedang (p = 0,11) dan tidak signifikan; dan Universitas Katholik Parahyangan, kuat (p = 0,38) dan signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel organisasi belajar dan persaingan terhadap variabel kompetensi intelektual individu berbeda untuk jabatan akademik dosen yang berbeda dan tingkat pendidikan dosen yang berbeda, namun perbedaan ini tidak signifikan. Sedangkan pengalaman kerja dosen memberikan pengaruh yang berbeda dan signifikan. Pengaruh masing-masing disiplin organisasi belajar terhadap variabel kompetensi intelektual individu tidak sama. Yang terkuat ialah disiplin personal mastery, sedangkan pengaruhnya terhadap variabel modal intelektual organisasi yang terkuat ialah disiplin shared vision. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah: 1) Di masing-masing universitas yang diteliti, sudah ada organisasi belajar, namun kualitasnya masih belum optimal. 2) Organisasi belajar dan persaingan, sebagai variabel independen, memberikan pengaruh yang sedang sampai dengan sangat kuat terhadap kompetensi intelektual individu dan modal intelektual organisasi. 3) Pengaruh total organisasi belajar dan persaingan terhadap modal intelektual organisasi terjadi dengan sedang sampai dengan sangat kuat di keempat universitas, sedangkan pengaruh tidak langsungnya terjadi dengan lemah. 4) Personal Mastery merupakan disiplin organisasi belajar yang memberikan pengaruh paling kuat terhadap kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi. Sedangkan Shared Vision memberikan pengaruh paling kuat terhadap modal intelektual organisasi. Implikasi dari hasil penelitian: 1) Kompetensi intelektual individu merupakan modal dasar organisasi dalam membangun dan mengembangkan organisasi, namun modal dasar ini perlu ditransformasikan menjadi modal intelektual organisai guna menghadapi persaingan. 2) Untuk mentransformasikan modal dasar ini perlu lingkungan yang kondusif yaitu organisasi belajar. Oleh karena itu organisasi harus menjadi organisasi yang belajar. 3) Persaingan antar perguruan tinggi makin lama makin ketat. Untuk memenangkan persaingan ini perguruan tinggi harus bermutu, terutama mutu dosen. Karena itu mutu dosen yang tercermin dalam kompetensi intelektualnya perlu dan harus ditingkatkan. Rekomendasi: (1) Dosen PTS harus meningkatkan kompetensi intelektual individunya karena kompetensi merupakan modal dasar dalam pembentukan modal intelektual organisasi, (2) Lingkungan belajar yang dicerminkan dalam organisasi belajar hendaknya selalu diusahakan dan dijaga tetap kondusif, (3) Para dosen PTS perlu memahami dan menyadari bahwa terjadi persaingan yang ketat dalam pengelolaan PTS untuk dapat survive dan berkembang, dan 4) Perlu dilakukan studi lanjut tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi transformasi kompetensi intelektual individu menjadi modal intelektual organisasi.

Item Type: Thesis (S2)
Additional Information: No Panggil ADPEN MOE p-2005
Uncontrolled Keywords: Organisasi Belajar
Subjects: L Education > LC Special aspects of education
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Pendidikan S-2
Depositing User: Staf Koordinator 3
Date Deposited: 19 Jun 2014 01:18
Last Modified: 19 Jun 2014 01:18
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/7897

Actions (login required)

View Item View Item