MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PEMUDA PRODUKTIF (KPP) MELALUI PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN USAHA KECIL: Studi Kasus di PKBM Nurul Hikmah Kabupaten Garut

Suryaman, E. Dede (2013) MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PEMUDA PRODUKTIF (KPP) MELALUI PENDAMPINGAN DALAM PENGELOLAAN USAHA KECIL: Studi Kasus di PKBM Nurul Hikmah Kabupaten Garut. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Title.pdf

Download (237kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Abstract.pdf

Download (301kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Table_Of_Content.pdf

Download (366kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Chapter1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
T_PLS_959689_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Chapter3.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
T_PLS_959689_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Chapter5.pdf

Download (836kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_959689_Bibliography.pdf

Download (344kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_959689_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (513kB)

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan tentang "Model pembelajaran Kelompok Pemuda Produktif (KPP) melalui pendampingan dalam pengelolaan usaha kecil". Tiga hal yang disingkap yaitu; (1) dasar pemikiran penerapan model pembelajaran, (2) model pembelajaran, meliputi proses dan hasil pembelajaran, (3) faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran KPP melalui pendampingan. Pembelajaran menurut konsep Andragogi harus disadari sepenuhnya bahwa orang dewasa belajar bukan dengan cara digurui, perubahan perilaku orang dewasa bergantung dari perubahan sikap dan penambahan pengetahuan serta keterampilan, AG. Lunandi (1993). Pendidikan Luar Sekolah berperan lebih efektif dan efesien untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, untuk segala strata sosial, dapat memecahkan masalah-masalah kemanusiaan yang mendesak dan meresahkan, Ruwiyanto (1994). Pendidikan Luar Sekolah memiliki peran yang strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan, Philip. H. Coomb dan Manzoor Akhmed (1989) Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus. Data lapangan dihimpun melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, display, dan pengambilan kesimpulan. Data dikumpulkan dari seorang pendamping dan lima orang warga belajar KPP yang dijadikan subjek utama penelitian. Untuk memvalidasi data dilakukan trianggulasi, konfirmasi, dan membandingkan data, yang diperoleh dari seorang pengelola PKBM, KPP, penyelenggara KPP, pemantau, Nara Sumber Teknis masing-masing satu orang dan dua orang lulusan KPP. Hasil penelitian terungkap; (1) penerapan model pembelajaran melalui pendampingan didasarkan pertimbangan; (a) sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran sebelumnya, (b) ada sumber rujukan untuk mendesain proses pembelajaran, (c) tersediannya sarana untuk terlaksananya proses setiap fase pembelajaran (d) tersedianya tenaga kependidikan yang mendukung untuk mengimplementasikan model, seperti nara sumber teknis, penyelenggara, pengelola, warga belajar, dan pendamping, (e) adanya kemampuan dan kesiapan warga belajar untuk mengikuti setiap fase pembelajaran dan optimalisasi peran pendamping, (f) tersediannya waktu yang cukup untuk mengimplementasikan model pembelajaran, (g) karakteristik mated ajar yaitu pengelolaan usaha konveksi (produksi dan pemasaran. (2) Model pembelajaran ini dalam prosesnya terbagi kedalam tiga fase pembelajaran yaitu fase pembekalan, swakarsa, dan swadaya. Pada setiap fase pembelajaran aktivitas warga belajar KPP didampingi oleh seorang pendamping yang berperan sebagai fasilitator, motivator, dan katalisator. Proses ketiga fase pembelajaran tersebut yaitu; (a) fase pembekalan dilakukan melalui latihan, (b)fase swakarsa dilakukan melalui pemagangan yaitu belajar sambil bekerja baik di homehome industri maupun di PKBM, (c)fase swadaya merupakan kegiatan pemandirian peserta, tujuannya adalah implementasi hasil belajar pada fase pembekalan dan pemagangan. Peserta KPP mendirikan dan mengelola usaha secara berkelompok berjumlah lima orang dengan pembagian peran secara jelas, membentuk kepengurusan yang terdiri dari ketua, bagian administrasi dan keuangan bagian pemasaran, dan bagian produksi. Hasil pembelajaran yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan pada warga belajar KPP (3) Faktor pendukung dan penghambat penerapan model adalah; (a) faktor pendukung tersedianya manusia sumber yang memiliki kemampuan dalam mengimplementasikan model (pendamping, penilik, pengelola, penyelenggara tokoh masyarakat dan warga belajar), tersedianya sarana belajar dan berusaha, tersedianya sumber rujukan untuk pengembangan model, kesesuaian dengan jenis keterampilan adanya dana belajar dan usaha, kemampuan warga belajar untuk mengikuti setiap fase pembelajaran, (b) faktor penghambat meliputi belum adanya sarana untuk studi banding, dana pemandinan peserta terbatas, terbatasnya bahan-bahan belajar baik untuk maten umum, inti, maupun penunjang, belum adanya perlindungan bagi industri kecil yang baru berdiri. Implikasi penelitian ini adalah sebagai input dalam perencanaan dan pengembangan program pembelajaran pada KPP dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada dan lingkungan sekitar peran pendamping dan prinsip-prinsip pendampingan dapat dikembangkan pada satuansatuan PLS lainnya, memperkaya model-model pembelajaran, serta dengan keterbatasan penehtian ini memberikan peluang yang lebih luas pada penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Sekolah
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Luar Sekolah S-2
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 27 Aug 2013 08:16
Last Modified: 27 Aug 2013 08:16
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/748

Actions (login required)

View Item View Item