Dasep Suprijadi, - (2020) TEACHING PRAGMATIC COMPETENCE IN AN ORAL COMMUNICATION CLASSROOM. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
D_BING_1201371_Title.pdf Download (438kB) |
|
Text
D_BING_1201371_Chapter 1.pdf Download (273kB) |
|
Text
D_BING_1201371_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (613kB) |
|
Text
D_BING_1201371_Chapter 3.pdf Download (815kB) |
|
Text
D_BING_1201371_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
D_BING_1201371_Chapter 5.pdf Download (229kB) |
|
Text
D_BING_1201371_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana kompetensi pragmatis diajarkan dalam mata kuliah komunikasi Bahasa Inggris umum; menilai perkembangan kompetensi pragmatis siswa, dan mengetahui tingkat kompetensi pragmatis siswa setelah dipaparkan pada kegiatan mengajar dosen. Penelitian dilakukan di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung dengan menggunakan studi kasus kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Observasi Kelas dan tes menggunakan Discourse Completion Tasks (DCT). Prosedur yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan melalui observasi terdiri dari tahapan pencatatan kejadian, transkrip, dan pengkodean, sedangkan pengolahan data tes dilakukan dengan bantuan (SPSS) V.24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara kedua guru mengajar kompetensi pragmatis adalah 1) mendorong siswa untuk berkomunikasi secara lisan; 2) memperkenalkan ungkapan-unkapan yang setara; 3) meningkatkan kesadaran siswa tentang kompetensi pragmatis; 4) mengidentifikasi ungkapan-ungkapan dalam konteksnya; 5) memperkenalkan kontinum kesopanan; 6) menugaskan siswa untuk bekerja berpasangan mempraktikkan dialog yang berhubungan dengan tindak tutur, dan 7) memfasilitasi siswa untuk menemukan kelayakan atau kesesuaian dalam komunikasi bahasa Inggris. Sedangkan dari segi perkembangan kompetensi pragmatis siswa, perkembangan mahasiswa B tergolong sedang, sedangkan pengembangan mahasiswa A tergolong rendah. Hal ini dapat dimaklumi karena dosen pengajar class B lebih sering mengajarkan kompetensi pragmatis daripada dosen pengajar class A. Mengenai tingkat kompetensi pragmatis siswa setelah dipaparkan strategi masing-masing dosen, ditemukan bahwa tingkat mahasiswa A dikategorikan 'Sedang, dalam arti Tindak tutur mahasiswa A agak sesuai dalam tingkat keterusterangan, kesopanan, dan formalitas, ungkapan-ungkapan lebih langsung atau tidak langsung daripada yang dibutuhkan situasi. Sedangkan tingkat mahasiswa B berada pada level ‘Baik dalam artian tindak tutur mahasiswa kelas B walaupun kurang sempurna tetapi cukup sesuai pada tingkat keterusterangan, kesantunan, dan formalitas. Ekspresi sedikit melenceng dari target tapi cukup baik. Oleh karena itu, sangat disarankan agar guru menerapkan strategi pengajaran yang berkaitan erat dengan aspek kompetensi pragmatis dalam meningkatkan kompetensi pragmatis peserta didik EFL dalam hal kelas komunikasi lisan mereka. Kata Kunci: Kelas Komunikasi Lisan, Kompetensi Pragmatis ABSTRACT The current study was administered to analyze how pragmatic competence is taught in the speaking for general communication course; to assess the development of the students’ pragmatic competence, and to discover the students’ level of pragmatic competence after being exposed to the teacher’s teaching activities. This study was conducted in a private university in Bandung employing a qualitative case study design. Data were collected through Classroom Observation and tests using Discourse Completion Tasks (DCT). The procedures used to analyze the data collected through observation cover the steps of recording the events, transcribing, and coding, meanwhile the data processing of tests was done using the help of (SPSS) V.24. The findings show that the ways the two teachers teaching pragmatic competence are 1) encouraging students to communicate orally; 2) introducing equivalent expressions; 3) raising Students’ awareness of pragmatic competence; 4) identifying expressions in context; 5) introducing politeness continuum; 6) assigning students to work in pairs practicing dialogue dealing with speech acts, and 7) facilitating the learners to find an appropriateness in English communication. Meanwhile in terms of the students’ pragmatic competence development, class B’s development is moderate, whereas class A’s is low. This is understandable because teacher B teaches pragmatic competence more often than teacher A. Regarding the students level of pragmatic competence after being exposed to each teacher’s strategies, the findings show that class A’ level is fair, in the sense that class A's speech act is somewhat appropriate in the level of directness, politeness, and formality, expressions are more direct or indirect than the situation requires. Meanwhile, class B’ level is Good, in the sense that although class B's speech act is not perfect but it is adequately appropriate in the level of directness, politeness, and formality. The expressions are a little off from target-like but pretty good. For these reasons, it is highly recommended that in teaching pragmatic competence, teachers implement strategies that are closely related to the pragmatic competence aspects in improving EFL learners’ pragmatic competence in case of their oral communication classroom. Keywords: Oral Communication classroom, Pragmatic Competence
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Oral Communication classroom, Pragmatic Competence |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > PE English |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Inggris S-3 |
Depositing User: | Dasep Suprijadi |
Date Deposited: | 27 Jan 2021 02:35 |
Last Modified: | 27 Jan 2021 02:35 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/58585 |
Actions (login required)
View Item |