PERILAKU HANTU WANITA PENCULIK ANAK DALAM CERITA HANTU KALONG WEWE SEBAGAI LEGENDA ALAM GAIB DI KABUPATEN GARUT

Tissa Agita, - (2019) PERILAKU HANTU WANITA PENCULIK ANAK DALAM CERITA HANTU KALONG WEWE SEBAGAI LEGENDA ALAM GAIB DI KABUPATEN GARUT. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_BSI_1501248_Title.pdf

Download (747kB)
[img] Text
S_BSI_1501248_Chapter1.pdf

Download (232kB)
[img] Text
S_BSI_1501248_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (256kB)
[img] Text
S_BSI_1501248_Chapter3.pdf

Download (142kB)
[img] Text
S_BSI_1501248_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_BSI_1501248_Chapter5.pdf

Download (247kB)
[img] Text
S_BSI_1501248_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (536kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Judul penelitian ini adalah “Perilaku hantu wanita penculik anak dalam cerita hantu Kalong Wewe sebagai Legenda Alam Gaib Di Kabupaten Garut.” Cerita hantu Kalong Wewe sebagai legenda alam gaib dalam penelitian ini menggambarkan bagaimana hantu Kalong Wewe semasa hidupnya sampai arwahnya menjadi gentayangan dan suka menculik anak dan cerita pengalaman pribadi seseorang saat berinteraksi dengan Kalong Wewe. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perilaku Kalong Wewe yang sering menculik anak yang masih dipercaya masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan makna yang tercermin dalam cerita Kalong Wewe. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi untuk mendeskripsikan fenomena kebudayaan di masyarakat tempat cerita Kalong Wewe tumbuh dan metode formal untuk mendeskripsikan struktur cerita Kalong Wewe. Dari hasil penelitian terhadap tiga cerita Kalong Wewe, didapatlah hasil seperti berikut: (1) struktur cerita Kalong Wewe yang memunculkan oposisi-oposisi seperti watak tokoh yang takut dan berani saat berinteraksi dengan Kalong Wewe. (2) Penciptaan cerita terjadi secara spontan dengan mengacu pada skema-skema komposisi cerita dan ingatan dari pengalaman penutur. (3) Konteks penuturan pada kebudayaan masyarakat Kabupaten Garut turut berpengaruh pada cerita Kalong Wewe. (4) Fungsi yang terdapat pada cerita Kalong Wewe adalah fungsi pengesah kebudayaan, alat pendidikan anak, dan sebagai hiburan. (5) Makna yang terkandung dalam cerita Kalong Wewe adalah makna kepercayaan masyarakat terhadap makhluk gaib, anggapan masyarakat yang salah bahwa kemandulan merupakan aib, agama di masyarakat Sunda, anggapan masyarakat bahwa kehamilan di luar nikah merupakan aib dan adanya anggapan masyarakat bahwa adzan merupakan waktu munculnya Kalong Wewe; ABSTRACT The title of this research is “The Behaviour of Child Abducting Female Ghost in the Kalong Wewe ghost story as a Supernatural Legend in Garut Regency.” The story of Kalong Wewe as a supernatural legend in this research depict how the Kalong Wewe lives when she was still alive until she becomes a ghost and likes to abduct children and also from the story of someone who has interacted with her. This research is intended to reveal the behaviour of Kalong Wewe who likes to abduct children which still believed by the society. Moreover, this research is intended to reveal the structure, the process in making the story, narrative context, the purpose and meaning which reflected in Kalong Wewe story. This research used a qualitative with ethnographic method to describe the structure of Kalong Wewe story. The results of this research from three different Kalong Wewe stories are: (1) the structure of Kalong Wewe story gives rise to the characterisation of the characters who is afraid and brave when interacting with Kalong Wewe. (2) The creation of the story occurs spontaneously by referring to the composition of the story and memory schemes of the speakers’ experience. (3) The narrative context on the culture of the people of Garut also influence the Kalong Wewe story. (4) The function of the Kalong Wewe story is a function of cultural validators, children’s educational tools, and entertainment. (5) The meaning contained in the Kalong Wewe story is the meaning of society’s trust in supernatural beings, the wrong public opinion that infertility is a disgrace, the religion in Sundanese community, the public opinion that pregnancy outside marriage is a disgrace and the people’s perception that the call to prayer is the time of the emergence of Kalong Wewe. Keywords: Kalong Wewe, Garut Regency

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No Panggil : S BSI TIS p-2019; Pembimbing : I. Memen Durrachman, II. Tedi; NIM : 1501248
Uncontrolled Keywords: Kalong Wewe, Kabupaten Garut
Subjects: L Education > L Education (General)
Z Bibliography. Library Science. Information Resources > Z004 Books. Writing. Paleography
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Depositing User: Tissa Agita
Date Deposited: 11 May 2020 04:43
Last Modified: 22 Jul 2020 06:25
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/41822

Actions (login required)

View Item View Item