ANALISIS UNGKAPAN SAMBUNG –NAGARA, -TSUTSU, -KUSENI SEBAGAI PENGUNGKAP MAKNA PERTENTANGAN DALAM NOVEL SANNENME NO IRISU KARYA GENCHI AKIRA

Faduillah, Hari Firdaus (2013) ANALISIS UNGKAPAN SAMBUNG –NAGARA, -TSUTSU, -KUSENI SEBAGAI PENGUNGKAP MAKNA PERTENTANGAN DALAM NOVEL SANNENME NO IRISU KARYA GENCHI AKIRA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
S_JEP_0902690_TITLE.pdf

Download (369kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_JEP_0902690_TABLLE OF CONTENT.pdf

Download (266kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_JEP_0902690_CHAPTETR1.pdf

Download (320kB) | Preview
[img] Text
S_JEP_0902690_CHAPTER2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (473kB)
[img]
Preview
Text
S_JEP_0902690_CHAPTER3.pdf

Download (304kB) | Preview
[img] Text
S_JEP_0902690_CHAPTER4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (608kB)
[img]
Preview
Text
S_JEP_0902690_CHAPTER5.pdf

Download (248kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_JEP_0902690_BIBLIOGRAPHY.pdf

Download (197kB) | Preview
[img] Text
S_JEP_0902690_APPENDIX.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (399kB)

Abstract

Penelitian ini membahas makna atau kajian makna yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah imi bunseki, dari ungkapan sambung –nagara, -tsutsu, -kuseni. Dalam bahasa Jepang dikenal istilah setsuzoku no hyoogen (ungkapan sambung). Penggunaan ungkapan ini seringkali menimbulkan kesulitan karena tidak sedikit di dalamnya terdapat ungkapan yang sama tapi mempunyai arti berbeda, atau sebaliknya ungkapan yang berbeda tapi mempunyai arti yang sama. Sebagai kata sambung, nagara dalam bahasa Jepang bermakna melakukan dua kegiatan dalam waktu bersamaan juga bermakna pertentangan. Selain nagara, terdapat kata sambung tsutsu dan kuseni yang juga memiliki makna pertentangan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari ketiga kata sambung tersebut, penulis melakukan analisis ungkapan kata sambung nagara, tsutsu dan kuseni sebagai pengungkap makna pertentangan. Dalam bahasa Jepang ketiganya memiliki makna pertentangan namum digunakan dalam kondisi yang berbeda-beda. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan nagara, tsutsu dan kuseni dalam bahasa Jepang. Kemudian mengetahui fungsi ketiganya dan mencari tahu persamaan dan perbedaan dari nagara, tsutsu dan kuseni. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis melakukan penelitian dengan metode deskriptif, yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikannya, menganalisis dan menginterpretasikannya. Data yang terkumpul diolah dan diklasifikasikan berdasarkan masing-masing kata sambung yang terdapat dalam kalimat. Kemudian penulis akan melakukan metode substitusi terhadap nagara, tsutsu dan kuseni untuk memastikan apakah mereka bisa saling menggantikan atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bahasa Jepang nagara, tsusu, kuseni memiliki makna pertentangan. Nagara digunakan untuk menyatakan sesuatu di luar dugaan atau di luar kebiasaan. Tsutsu digunakan untuk mengekspresikan penyesalan, introspeksi diri, atau pengakuan si pembicara terhadap suatu nilai. Kuseni digunakan untuk mengungkapkan ketidaksetujuan, ketidakpuasan,kritikan atau penghinaan terhadap suatu nilai/kebiasaan yang dianggap buruk. Keyword : analisis, ungkapan sambung, nagara, tsutsu, kuseni This research of this thesis is reviewing about Japanese contradiction conjunctive idiom of –nagara, -tsutsu, and –kuseni. The using of this conjunctive idiom is often caused trouble because there are a lot of similar phrase but has different meaning, otherwise the different idiom but has the same meaning. As a conjunctive idiom, -nagara in the Japanese, has a meaning of doing two different things at one time but also has a contradiction meaning. In addition to –nagara, also -tsutsu- and –kuseni has a contradiction meaning too. To find out the sameness and the differences of the third of those conjunctives, so the author does the research of idiom analysis as contradiction conjunctive, -nagara, -tsutsu, and –kuseni which are have the sameness meaning as a contradiction conjunctive but have the differences of conditions. The purpose of this research is to investigate the use of –nagara, --tsutsu, and –kuseni in Japanese. Afterwards, not also to investigate the functions, but to investigate the sameness and the differences of that third of conjunctive too. To achieve those goals, the author conducted research with a descriptive method, which is the method discussed several possibilities to solve the problem by collecting data, classifying data, analyzing and in interpreting data. The data which are collected and then classifying it based on the category in several sentences. Afterward, the author does some substitute method to each sentences with – nagara, -tsutsu, and –kuseni in order to determine whether they are interchangeable or not The result of this research is showing that in Japanese, -nagara, -tsutsu, and –kuseni have contradiction of meaning. –Nagara is used to express surprise or something out of the ordinary. –Tsutsu is used to express regret, self reflection, or the speaker’s confession of something. –Kuseni is used to expressing the dissatisfaction, the contradiction, critics or insult to something that is considered bad. Keyword : analysis, contradiction conjunctive idiom, nagara, tsutsu, kuseni

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 27 Aug 2013 06:40
Last Modified: 27 Aug 2013 06:40
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/271

Actions (login required)

View Item View Item