Hamid, Nuke Dewi Utami (2016) REALISASI TINDAK TUTUR PETUGAS PENERANGAN DAN MASYARAKAT DI KELURAHAN. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
T_LING_1303292_Title.pdf Download (89kB) | Preview |
|
|
Text
T_LING_1303292_Abstract.pdf Download (131kB) | Preview |
|
|
Text
T_LING_1303292_Table_of_content.pdf Download (135kB) | Preview |
|
|
Text
T_LING_1303292_Chapter1.pdf Download (221kB) | Preview |
|
Text
T_LING_1303292_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (257kB) |
||
|
Text
T_LING_1303292_Chapter3.pdf Download (286kB) | Preview |
|
Text
T_LING_1303292_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (373kB) |
||
|
Text
T_LING_1303292_Chapter5.pdf Download (210kB) | Preview |
|
|
Text
T_LING_1303292_Bibliography.pdf Download (288kB) | Preview |
|
Text
T_LING_1303292_Appendix1.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (249kB) |
||
Text
T_LING_1303292_Appendix2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (367kB) |
Abstract
Setiap tuturan pasti memiliki makna di dalamnya. Makna dalam tuturan disebut ilokusi. Setiap interaksi komunikasi akan memiliki berbagai makna dalam tuturannya serta ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah di tempat pelayanan masyarakat. Kelurahan merupakan salah satu tempat pelayanan masyarakat yang seharusnya petugas penerangan memiliki standar dalam melayani masyarakat dan bertutur terhadap masyarakat. Namun pada kenyataanya hal tersebut tidak tercermin pada petugas penerangan di salah satu kelurahan di kawasan Sukajadi Bandung. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam penelitian ini akan mengkaji bagaimana realisasi tindak tutur petugas penerangan saat melayani masyarakat, dengan mengklasifikasikan jenis tindak tutur petugas penerangan ke dalam 5 jenis tindak tutur menurut ilokusinya yaitu, asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Yang kemudian akan dikaji berdasarkan teori kesantunan. Teori kesantunan untuk menilai tingkat kesantunan tuturan petugas penerangan dengan menggunakan teori kesantunan Prinsip Saling Tenggang Rasa (PSTR) . Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik observasi dan perekaman. Didapatkan data sebanyak 419 tuturan petugas penerangan dan 218 tuturan masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) realisasi jenis tindak tutur yang sering muncul adalah jenis tindak tutur direktif bentuk memerintah; 2) alasan petugas penerangan paling banyak menggunakan tuturan direktif adalah variable sosial dan power; 3) tuturan yang dikaji menggunakan teori kesantuanan yang paling sesuai adalah menggunakan teori Prinsip Saling Tenggang Rasa (PSTR) dibandingkan dengan teori Brown &Levinson maupun Leech. Hasil yang ditemukan lebih banyak ditemukan nilai negatif dibandingkan dengan nilai positif, yang artinya tutura petugas penerangan sangat tidak santun. Namun tidak semua tuturan direktif tidak santun, karena dapat dilihat dari konteks kalimat dan melihat adanya downgrades.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Additional Information: | No. panggil : T LING HAM r-2016; Pembimbing : I. Ammudin Aziz. |
Uncontrolled Keywords: | Realisasi, tindak tutur, petugas penerangan. |
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Linguistik S-2 |
Depositing User: | Mr mhsinf 2017 |
Date Deposited: | 30 Aug 2017 09:32 |
Last Modified: | 30 Aug 2017 09:32 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/25492 |
Actions (login required)
View Item |