Dhion Meitreya Vidhiasi, - (2024) REALISASI TUTURAN DALAM WAWANCARA PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL. S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
D_LING_2106636_Title.pdf Download (733kB) |
|
Text
D_LING_2106636_Chapter 1.pdf Download (233kB) |
|
Text
D_LING_2106636_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (682kB) |
|
Text
D_LING_2106636_Chapter 3.pdf Download (265kB) |
|
Text
D_LING_2106636_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
D_LING_2106636_Chapter 5.pdf Download (220kB) |
|
Text
D_LING_2106636_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Disertasi ini fokus pada pembuktian potensi ke(tidak)berpihakan seorang penyidik (dan pendamping) dilihat dari tuturan yang digunakan oleh seorang penyidik, (pendamping), dan anak korban serta dari tipe pertanyaan yang digunakan oleh penyidik (dan pendamping) saat melakukan wawancara penyidikan kasus tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus yang menggunakan data kualitatif berupa tuturan pada wawancara. Data diambil ketika penyidik melakukan wawancara penyidikan di salah satu kantor kepolisian di Cilacap dengan satu orang anak korban TPKS yang disertai oleh seorang pendamping dari salah satu kantor dinas di Cilacap. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap yaitu melihat realisasi tuturan penyidik (dan pendamping), melihat realisasi tuturan korban (dan pendamping), serta melihat makna di balik tipe pertanyaan yang digunakan oleh penyidik (dan pendamping). Berdasarkan hasil analisis yang ada, penyidik fokus pada usaha mencari informasi dari korban dengan adanya dominasi tindak tutur eksploratif. Namun demikian, disimpulkan juga bahwa penyidik menunjukkan kecenderungan terkait ketidakberpihakannya kepada korban dengan banyaknya penggunaan pertanyaan pilihan, mengarahkan, dan parroting. Ketidakberpihakkan tersebut semakin terasa ketika adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pendamping dengan bertindak layaknya seorang penyidik yang ikut menanyai anak korban berupa pertanyaan pilihan dan mengarahkan. Perlu ada evaluasi serta perbaikan baik dari sisi regulasi baik berupa sanksi etik maupun POB Pemeriksaan serta dari sisi pelaksana yaitu penyidik dengan cara memberikan pelatihan yang sistematis dan terstruktur mengenai berbagai macam model serta strategi yang sudah terbukti secara ilmiah (evidence-based) dalam melakukan wawancara penyidikan. Hasil dari penelitian ini dapat membantu pihak kepolisian untuk meningkatkan efektifitas wawancara penyidikan untuk tindak pidana kekerasan seksual dan membangun rasa percaya korban terhadap kepolisian.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.co.id/citations?user=M_9sQFUAAAAJ&hl=en ID SINTA Dosen Pembimbing: Aceng Ruhendi Syaifullah: 6005752 R. Dian Dia-an Muniroh: 5978405 |
Uncontrolled Keywords: | linguistik forensik, tindak pidana kekerasan seksual, tindak tutur, tipe pertanyaan, wawancara penyidikan forensic linguistics, sexual violence, speech act, question types, investigative interview |
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Linguistik S-3 |
Depositing User: | Dhion Meitreya Vidhiasi |
Date Deposited: | 06 Sep 2024 08:39 |
Last Modified: | 06 Sep 2024 08:39 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/122401 |
Actions (login required)
View Item |