Siti Nurbayani K, - (2014) FAKTOR DETERMINAN PRAKTIK “HUMANTRAFFICKING” DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN IPS (Studi Kritis terhadap Masalah Sosial di Indonesia). S3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
D_PIPS_0808055_Title.pdf Download (529kB) |
|
Text
D_PIPS_0808055_Chapter1.pdf Download (280kB) |
|
Text
D_PIPS_0808055_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (857kB) |
|
Text
D_PIPS_0808055_Chapter3.pdf Download (179kB) |
|
Text
D_PIPS_0808055_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (771kB) |
|
Text
D_PIPS_0808055_Chapter5.pdf Download (191kB) |
Abstract
Masalah human trafficking dewasa ini terus berkembang dengan modus yang semakin bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan mengenal permasalahan sosial tentang human trafficking, yaitu tentang faktor penyebab, pola perekrutan, sikap self awareness korban, peran keluarga, sikap social awareness masyarakat, serta konstribusi terhadap IPS.Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode studi kasus, dimana peneliti melakukan observasi, studi pustaka, dokumen, dan wawancara mendalam kepada para korban human traffickingdi Jawa Barat dan Kalimantan Barat.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) Faktor terjadinya human traffickingterjadi karena faktor primer seperti kemiskinan dan minimnya pendidikan; dan faktor sekunder seperti gaya hidup dan motivasi untuk mengabdi pada orang tua. Hal tersebut merupakan bauran interaksi budaya lokal, nasional dan global yang mempengaruhi gaya hidup korban sehingga melakukan cara mudah (instan) dalam mengharapkan kekayaan (ekonomi). Kombinasi tersebut kemudian didukung oleh legitimasi kekuasaan yang dimanfaatkan oleh trafficker dengan mengatasnamakan perekrutan tenaga kerja, sehingga trafficker mendapat simbol “pahlawan” bagi mereka yang mencari pekerjaan. (2) Pola rekruitmen yang digunakan trafficker seperti:(a) penipuan dengan atau tanpa kekerasan. (b) pola pengasuhan karena saluran yang digunakan mulai dari orang tua, keluarga, tetangga atau teman dekat serta agen diperkuat dengan media sosial, (c) pola penculikan. (d) pola melalui media sosial (facebook). (3) Self awareness (kesadaran diri) korban humantrafficking ditemukan pada ekspresi diri yang mengandung masalah kerentanan secara psikologis yang mempengaruhi indentitas diri yang kabur dan cenderung bersikap fatalis. (4) Peran preventif keluarga sangat penting yaitu proteksi terhadap korban dalam pergaulannya yang terkait dengan upaya mencari pekerjaan. (5) Social awareness masyarakat sekitar pada umumnya bersifat reaktif terhadap masalah korban humantrafficking. Reaktif dalam arti kesadaran baru muncul setelah kejadian tersebut. (6) Masalah human trafficking bagi IPS merupakan masalah yang dapat dimasukkan sebagai materi perkuliahan dalam IPS, dan kajian yang diharapkan dapat meningkatkan kepekaan sosial calon guru IPS. Sementara itu, metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu metode bervariasi yang menekankan inquiri sosial dalam menggali permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing : Idrus Affandi : 6745710 Nana Supriatna : 5993532 |
Uncontrolled Keywords: | human trafficking, self awarenes, social awareness,keluarga, IPS |
Subjects: | L Education > L Education (General) Q Science > Q Science (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan IPS |
Depositing User: | Rini Indriani |
Date Deposited: | 07 Dec 2023 07:00 |
Last Modified: | 07 Dec 2023 07:00 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/113538 |
Actions (login required)
View Item |