UPAYA PEMBINA PALANG MERAII REMAJA (PMR) DALAM MENANAMKAN KESETIAKAWANAN SOSIAL ANGGOTANYA MELALUI LATIHAN RUTIN PMR : Suatu Studi tentang Pembinaan Kesetiakawanan Sosial di SMK Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka

Haryanto, Singgih Setyo (2013) UPAYA PEMBINA PALANG MERAII REMAJA (PMR) DALAM MENANAMKAN KESETIAKAWANAN SOSIAL ANGGOTANYA MELALUI LATIHAN RUTIN PMR : Suatu Studi tentang Pembinaan Kesetiakawanan Sosial di SMK Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Title.pdf

Download (209kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Abstract.pdf

Download (313kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Table_Of_Content.pdf

Download (232kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Chapter1.pdf

Download (811kB) | Preview
[img] Text
T_PU_9596167_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Chapter3.pdf

Download (635kB) | Preview
[img] Text
T_PU_9596167_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Chapter5.pdf

Download (427kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PU_9596167_Bibliography.pdf

Download (378kB) | Preview
[img] Text
T_PU_9596167_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (301kB)

Abstract

Peneiitian ini bertujuan untuk mengungkap: wawasan para pembina tentang misi kegiatan PMR di sekolah, pemahaman para pembina tentang makna kesetiakawanan sosial yang terkandung dalam kegiatan PMR, lingkup materi kegiatan dan proses operasionalisasi latihan PMR, mengevaluasi perilaku siswa dalam menerapkan nilai kesetiakawanan sosial di lingkungan pergaulan. Sebagai kontrol untuk memperjelas hasil peneiitian dievaluasi pula siswa yang tidak mengikuti kegiatan PMR. Metode peneiitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik: observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan subyek peneiitian tiga orang pembina PMR. Sedangkan untuk mengj- .ungkap/ hasil pembinaan terhadap anggota PMR dengan mengemukakan kecenderungan perilaku kelompok anggota PMR dalam pelaksanaan nilai kesetiakawanan sosial di sekolah. Seba gai tolok ukur perbandingan diungkap pula perilaku kelom pok non anggota PMR. Hasil peneiitian menunjukkan bahwa: (1) Para pembina PMR sependapat bahwa PMR di sekolah mempunyai misi untuk menanamkan jiwa dan semangat kemanusiaan di kalangan siswa melalui pembinaan kepalangmerahan sebagai wujud rasa tanggung jawab kemfisyarakatan-dan kebangsaan. Untuk itu perlu dilakukan upaya pembinaan melalui wadah PMR di kalangan siswa sehingga mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan.(2> Para pembina PMR sepakat bahwa secara umum kesetiakawanan sosial merupakan sifat ikatan sosial yang mengikat individu dengan lingkungannya sebagai akibat dari kontak sosial, dengan ikatan utamanya adalah perasaan senasib dan sepenanggungan dan tanggung jawab bersama. Menurut para pembina, orang yang berjiwa setia kawan sosial adalah orang yang bersikap dan berperilataTyang selalu peduli untuk membantu sesama yang membutuhkan, menjauhkan permusuhan, mempererat persahabatan, dan sanggup bekerja sama dengan sesama warga di lingkungannya dengan d-idasari kepentingan bersama. Sedangkan makn'a kesetiakawanan sosial dalam PMR, para pembina sepakat apabila paira ang'gotanya dalam berperilaku sehari-hari menampilkan nilai kesetiakawanan sosial yang terdapat dalam ketentuan moral PMR, yaitu dalam Janji PMR. (3) Sejumlah materi yang disajikan dalam latihan rutin PMR, antara lain: Sifatdasar kepalangmerahan, P3R atau PPGD, perawatan keluarga, penanggulangan musibah atau bencana, transfusi darah, Tracing and Mailing Service (TMS), pengabdian masyarakat, kesehatan remaja, kepemudaan dan organisasi, dan hubungan antar manusia. Dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan situasi dan jenis materi, antara lain adalah ceramah, tanya jawab, simulasi atau permainan, diskusi, penugasan dan praktek lapangan. Dengan upaya pembelajaran yang menerapkan sistem among. Dalam melaksanakan tugasnya, pembina PMR mempunyai sikap laku: di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan, dan di belakang memberi dorongan. Upaya pembina dalam menanamkan kesetiakawanan sosial anggotanya, didukung dengan pendekatan fungsional dan strategi pembinaan yang partisipatif. (4) Proses pelaksanaan latihan PMR di mulai dengan upacara pembukaan, kemudian kegiatan inti latihan dan diakhiri dengan upacara penutupan. Pada prinsipnya setiap kegiatan latihan diiring-i~ upaya menanamkan kesetiakwanan sosial, dengan berbagai bentuk kegiatan latihan, seperti adanya SKT, praktek di lapangan dengan sistem beregu, bakti sosial, mengadakan kunjungan, hiking, kemah dan Iain-lain. Diharapkan melalui latihan rutin terbentuk individu yang peka terhadap permasalahan ' lingkungan, termasuk di dalamnya adalah menanamkan kesetiakawanan sosial anggotanya.(5) Upaya pembina PMR dalam menanamkan kesetiakawanan sosial anggotanya telah membawa hasil bagi perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku tersebut tampak dari rutinitas dan aktifitas anggota PMR sehari-hari di lingkungan sekolah. Hal ini bisa dilihat dalam uraian data bahawa antara kelompok anggota PMR dan kelompok non anggota PMR banyak memiliki kesamaan dalam berperilaku setia kawan di lingkungan sekolah. Tetapi kelompok anggota PMR cenderung lebih setia kawan sosial dibanding kelompok non PMR meskipun tidak terlalu jauh. . Kenyataan tersebut membuktikan bahwa wadah PMR berperan dalam mengembangkan pribadi utuh sesuai dengan sasaran pendidikan umum.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-2
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-2
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 28 Aug 2013 03:49
Last Modified: 28 Aug 2013 03:49
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/1094

Actions (login required)

View Item View Item