Rostati, - (2009) ANALISIS KONTRASTIF SHIRU DAN WAKARU DALAM BAHASA JEPANG DENGAN TAHU DAN PAHAM DALAM BAHASA INDONESIA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_c0551_032794_table_of_content.pdf Download (247kB) |
|
Text
s_c0551_032794_chapter1.pdf Download (291kB) |
|
Text
s_c0551_032794_chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (422kB) |
|
Text
s_c0551_032794_chapter3.pdf Download (262kB) |
|
Text
s_c0551_032794_chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (441kB) |
|
Text
s_c0551_032794_chapter5.pdf Download (262kB) |
|
Text
s_c0551_032794_bibliography.pdf Download (244kB) |
Abstract
Dalam penelitian ini penulis akan mengontraskan verba shiru dan wakaru dalam bahasa Jepang dengan verba tahu dan paham dalam bahasa Indonesia. Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah karena verba shiru, yang diartikan tahu dalam bahasa Indonesia, dan wakaru, yang diartikan paham, sering muncul dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepang atau teks bahasa Jepang. Pembelajar bahasa Jepang juga sering melakukan kesalahan dalam penerjemahan verba tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan verba shiru dan wakaru dalam bahasa Jepang dengan verba tahu dan paham dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode komparatif-kontrastif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa persamaan verba shiru dengan tahu yaitu, subjek yang digunakan sama-sama berupa manusia, sama-sama memiliki makna ‘memiliki pengetahuan/ informasi tentang sesuatu baik yang didapat dari orang lain maupun pengalaman sendiri’, ‘memahami dengan baik arti dan nilai sesungguhnya tentang sesuatu’, ‘sadar/ menyadari tentang sesuatu’, ‘dalam keadaan ingat’, ‘kenal/ mengenal’, ‘ahli / pandai tentang’, ‘peduli’, dan makna ‘biasa’. Selain itu, sama-sama mempunyai bentuk ungkapan keinginan, potensial, dan pasif. Sedangkan perbedaannya adalah, verba shitte morau/ shitte itadaku, yang menunjukkan menerima perlakuan dari orang lain, dalam bahasa Jepang berbentuk aktif, sebaliknya jika ditransfer ke dalam bahasa Indonesia bentuknya menjadi pasif. Dalam bahasa Indonesia subjek wajib tampil, tetapi dalam bahasa Jepang tidak. Kemudian, persamaan verba wakaru dengan paham ialah, subjeknya sama-sama manusia, sama-sama memiliki makna ‘bisa memahami arti, isi, keadaan, dan perbedaan sesuatu serta bisa memahami watak, perasaan dan kedudukan seseorang’, dan sama-sama memiliki bentuk ungkapan kausatif serta kalimat permohonan. Perbedaannya ialah, wakaru mengandung makna ’sesuatu yang awalnya tidak jelas menjadi jelas’, ‘mempertimbangkan’, ‘bisa meramal masa depan’, ‘sesuatu yang asalnya ada menjadi tidak ada’, tidak mempunyai ungkapan pasif (ukemi hyougen), dan ungkapan keinginan (kibou hyougen) serta ungkapan potensial (kanou hyougen), dan tidak mempunyai makna ‘pendapat’ serta ‘aliran’. Dalam wakaru juga subjek tidak wajib tampil, sedangkan verba paham merupakan kebalikannya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing DEDI SUTEDI: 5993118 MELIA DEWI JUDIASRI: 6104059 |
Uncontrolled Keywords: | KONTRASTIF, SHIRU, WAKARU, BAHASA JEPANG, TAHU, PAHAM, BAHASA INDONESIA |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang |
Depositing User: | Hikmal Fajar Fardyan |
Date Deposited: | 25 Aug 2023 08:07 |
Last Modified: | 25 Aug 2023 08:07 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/98695 |
Actions (login required)
View Item |