Intan Nurhasanah, - (2011) KANDAGA KECAP DINA KASENIAN BÉNJANG DI DÉSA CIPORÉAT KACAMATAN CILÉNGKRANG KABUPATÉN BANDUNG PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP1). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
s_bd_0705972_table_of_content.pdf Download (245kB) |
|
Text
s_bd_0705972_chapter1.pdf Download (268kB) |
|
Text
s_bd_0705972_chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (348kB) |
|
Text
s_bd_0705972_chapter3.pdf Download (286kB) |
|
Text
s_bd_0705972_chapter5.pdf Download (254kB) |
|
Text
s_bd_0705972_bibliography.pdf Download (241kB) |
Abstract
Penelitian ini berjudul ”Kandaga Kecap dina Kasenian Bénjang di Désa Ciporéat Kacamatan Ciléngkrang Kabupatén Bandung pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMP”. Adapun yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah kesenian dalam perkembangannya terpengaruh oleh keadaan lingkungan dan tuntutan zaman, di tengah lingkungan yang serba modern kesenian Sunda khususnya kesenian Bénjang, semakin terasing dan kurang dikenali oleh generasi muda kini, hanya diminati serta diapresiasi masyarakat sekitarnya, juga kurangnya sumber bacaan yang membahas kasenian ini tidak cukup untuk memperkenalkan kesenian ini pada masyarakat luas. Untuk itu, kesenian Bénjang diperkenalkan kembali dengan cara didéskripsikan dan didokuméntasikan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai kesenian Bénjang, mengetahui istilah-istilah yang dipakai dalam kesenian ini, serta implikasinya terhadap bahan pengajaran di sekolah setingkat SMP. Métode yang digunakan dalam penelitian ini adalah métode deskriptif analitik, dengan menggunakan teknik wawancara, teknik observasi, telaah pustaka, dan studi dokumentasi. Berdasarkan temuan yang didapat: (1) Ujungberung merupakan salahsatu daérah yang terkenal masih memelihara kesenian tradisionalnya yaitu Bénjang. Kesenian Bénjang ini awal mulanya hanya seni béladiri yang memiliki unsur olahraga murni, seperti gulat, yudo, dan pencak silat. Seiring perkembangan zaman, kemudian berkembang menjadi Bénjang arak-arakan serta ditambah dengan topéng Bénjang. Bénjang arak-arakan diadakan untuk mengarak anak khitanan yang berlandaskan pada ajaran agama Islam, tetapi dalam pertunjukannya kesenian ini sangat kental dengan unsur mistisnya; (2) hasil data ditemukan 94 istilah (100%) yang digunakan dalam kasenian Bénjang, dianalisis berdasarkan arti kamus dan lapangan; (3) warna kecap yang ditemukan adalah warna kecap lulugu, yang termasuk warna kecap lulugu subwarna kecap barang 51 istilah (54,2%), subwarna kecap pagawéan 39 istilah (41,5%), subwarna kecap sifat 3 istilah (3,1%), sedangkan yang merupakan wangun kecap salancar 49 istilah (52,1%), wangun kecap rundayan 12 istilah (12,9%), wangun kecap rajékan 12 istilah (12,9%), dan wangun kecap kantétan 20 istilah (21,5%); (4) berdasarkan widang istilahnya, istilah waditra ditemukan sebanyak 12 istilah (12,9%), istilah pakakas 10 istilah (9,5%), istilah pakéan 14 istilah (14,9%), istilah téhnik/gerak 24 istilah (24,9%), istilah ibingan 8 istilah (8,6%), istilah ngaran gelar 11 istilah (11,8%), istilah yang berkaitan dengan kasenian Bénjang terdapat 14 istilah (15,1%); (5) istilah-istilah yang ditemukan serta dianalisis ini diimplikasikan pada bahan pengajaran bahasa Sunda, sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di SMP.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No Panggil SBD NUR k-2011 |
Uncontrolled Keywords: | Kasenian Benjang, Kecap, Pangajaran Maca |
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah |
Depositing User: | Rizki Melinda Sari |
Date Deposited: | 04 Aug 2023 03:53 |
Last Modified: | 04 Aug 2023 03:53 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/96321 |
Actions (login required)
View Item |