PENERAPAN MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF BAGI EFEKTIVITAS PENCAPAIAN TUJUAN PELATIHAN PAMONG BELAJAR SKB: Studi Kasus Di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat

Sugito, (2013) PENERAPAN MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF BAGI EFEKTIVITAS PENCAPAIAN TUJUAN PELATIHAN PAMONG BELAJAR SKB: Studi Kasus Di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Title.pdf

Download (230kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Abstract.pdf

Download (350kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Table_Of_Content.pdf

Download (268kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Chapter1.pdf

Download (957kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_989530_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Chapter3.pdf

Download (939kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_989530_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Chapter5.pdf

Download (552kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_PLS_989530_Bibliography.pdf

Download (372kB) | Preview
[img] Text
T_PLS_989530_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (372kB)

Abstract

Ketenagaan di lingkungan Ditjen Diklusepora dari tingkat pusat sampai daerah mempunyai peranan yang strategis dalam mengemban visi dan misi Diklusepora "unggul dalam kreativitas dan prima dalam pelayanan masyarakat" oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pelaksanaan program-program PLS sangat dipengaruhi oleh kualitas ketenagaan di lingkungan Ditjen Diklusepora. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model perencanaan partisipatif bagi efektivitas pencapaian tujuan pelatihan pamong belajar SKB di BPKB Jawa Barat, untuk memperoleh gambaran tersebut penelitian ini mengajukan empat pertanyaan yaitu : 1) Bagaimana penerapan perencanaan partisipatif pada penyusunan perencanaan pelatihan pamong belajar di BPKB ?, 2) Bagaimana penerapan perencanaan partisipatif pada pelaksanaan pelatihan pamong belajar di BPKB?, 3) Bagaimana penerapan perencanaan partisipatif pada evaluasi program pelatihan pamong belajar di BPKB?, 4) Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi penerapan perencanaan partisipatif pada pelatihan pamong belajar diBPKB? Sebagai bahan kajian dan dasar pijakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ada, dalam penelitian ini merujuk pada bahan-bahan pustaka, guna membahas teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti, antara lain Manajemen pendidikan luar sekolah, Teori perencanaan pelatihan, Teori tentang kepelatihan, Teori tentang efektivitas. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, yaitu menuturkan dan menafsirkan data, kemudian dianalisis serta diinterpretasi berdasarkan data yang didapat dari kasus tersebut. Data digali dan dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis dengan cara reduksi data, display data, dan verifikasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan,, peneliti melakukan penggalian informasi dari informan seperti dalam pendekatan antropologi yaitu mengadakan wawancara dengan manusia sumber {human resources), manusia kunci {key person) antara lain kepala BPKB Jawa Barat, tim pengembang program, panitia pelatihan, fasilitator dan peserta pelatihan pamong belajar. Untuk keperluan triangulasi, peneliti memanfaatkan pula para informan, yaitu mereka yang dipandang dapat memberikan informasi penting terhadap masalah yang diteliti. Temuan penelitian menunjukkan bahwa; 1) Pamong belajar sebagai calon peserta pelatihan sudah terlibat dalam proses penyusunan perencanaan program pelatihan. 2) Rekrutmen pamong belajar sebagai calon peserta pelatihan berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh penyelenggara belum seluruhnya tepat. 3) Belum semua fasilitator membuat program kegiatan pembelajaran dan penguasaan terhadap metode pelatihan. 4) Evaluasi terhadap program pelatihan pamong belajar yang dilakukan oleh penyelenggara, hanya sampai pada tahap input, proses, output, sedangkan evaluasi dampak pelatihan belum dilakukan. 5) Penerapan perencanaan partisipatif pada pelatihan pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1) Proses penyusunan perencanaan pelatihan yang mendukung tercapainya pelaksanaan pelatihan pamong belajar adalah perumusan tujuan pelatihan, penyusunan desain program pelatihan, kurikulum pelatihan, instrumen evaluasi pelatihan, penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, pelaksanaan evaluasi program pelatihan, 2) Tujuan yang telah dirumuskan dalam proses perencanaan program pelatihan pamong belajar sudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pamong belajar maupun jajaran Diklusepora dalam melayani kebutuhan masyarakat tentang PLS. 3) Langkah awal yang dilakukan oleh tim pengembang program sebelum menyusun perencanaan program pelatihan pamong belajar adalah identifikasi dan pengkajian kebutuhan. 4) Komponen kurikulum pelatihan pamong belajar sudah dikembangkan sampai sub pokok bahasan, tujuan instruksional, alokasi waktu, metode, media dan evaluasi. 5) Kelima prinsip pembelajaran telah dapat diterapkan dan mendukung proses pelaksanaan pelatihan pamong belajar. 6) Evaluasi program pelatihan pamong belajar pada tahap proses dan output dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan perencanaan program pelatihan pamong belajar yang akan datang. 7) Dalam proses penyusunan perencanaan pelatihan pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun eksternal dan kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. 8) Berbagai upaya BPKB untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pamong belajar dilakukan melalui pelatihan, bimbingan teknis, lokakarya, studi banding. Berkenaan dengan temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukanan beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1) Macam-macam kebutuhan yang telah diidentifikasi oleh tim pengembang program pada tahap persiapan perencanaan pelatihan pamong belajar, hendaknya benar-benar dipergunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan program pelatihan pamong belajar. 2) Keikutsertaan pamong belajar sebagai peserta pelatihan dalam pengambilan keputusan, proses penyusunan desain program pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi program pelatihan adalah penting dan perlu mendapat perhatian. 3) Mengingat pelatihan merupakan salah satu strategi perbaikan dan pengembangan kualitas pamong belajar, untuk itu diperlukan tenaga pengembang program yang tekun, ulet, terampil, memiliki kemampuan, maka hendaknya tenaga fungsional BPKB berusaha terus menerus meningkatkan dan mengembangkan diri. 4) Penyelenggara pelatihan dalam melakukan evaluasi program pelatihanpamongbelajar, hendaknya tidak terbatas hanyapada tahap input, proses, out put saja, akan tetapi sampai pada out-come. 5) SKB sebagai lembaga pengirim peserta pelatihan, dalam pemilihan dan penentuan calon peserta pelatihan hendaknya dilakukan secara obyektif dan transparan. 6) Pamong belajar yang telah mengikuti pelatihan, hendaknya benar-benar menerapkan hasil pelatihan di SKB masing-masing dan menularkan kepada teman sejawat pamong belajar. 7) Fasilitator dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara kuantitatif menunjukkan kinerja yang produktif, sedangkan secara kualitatif masih kurang. 8) Dalam penyusunan perencanaan program pelatihan pamong belajar, penyelenggara sudah melibatkan berbagai unsur terkait, untuk itu hendaknya lebih ditingkatkan lagi.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Sekolah
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Luar Sekolah S-2
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 27 Aug 2013 08:51
Last Modified: 27 Aug 2013 08:51
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/807

Actions (login required)

View Item View Item