Dwi Yulianti Muhardiyani, - (2018) DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI INDUSTRI TERHADAP PUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI PETANI DI KECAMATAN SUKALUYU, KABUPATEN CIANJUR. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_GEO_1400670_Title.pdf Download (282kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Abstract.pdf Download (217kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Table_of_Content.pdf Download (152kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Chapter1.pdf Download (237kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (212kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Chapter3.pdf Download (406kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Chapter5.pdf Download (50kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Bibliography.pdf Download (154kB) |
|
Text
S_GEO_1400670_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (58kB) |
Abstract
Kecamatan Sukaluyu merupakan suatu wilayah yang sebagian besar penggunaan lahannya adalah lahan sawah, akan tetapi wilayah tersebut setelah di tetapkannya Peraturan Daerah No. 17 Tahun 2012 menetapkan Kecamatan Sukaluyu sebagai zona industri. Sehingga lahan pertanian sawah banyak dirubah fungsinya. Adapun desa-desa di Kecamatan Sukaluyu yang lahan sawahnya digunakan industri yaitu Desa Hegarmanah, Selajambe, Sindangraja, dan Sukasirna. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor pendorong alih fungsi lahan menjadi industri dan menganalias dampak alih fungsi lahan terhadap perubahan soaial dan ekonomi. Sampel dalam penelitian ini yaitu petani terkonversi dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis Chi Kuadrat untuk melihat pengaruh alih fungsi lahan terhadap sosial dan ekonomi petani terkonversi. Berdasarkan hasil temuan dilapangan faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan menjadi industri karena: Berdasarkan peraturan daerah, faktor eksternal karena Kecamatan Sukaluyu meruapakan kawasan ideal dan strategis untuk didirikan industri, dan faktor internal karena harga lahan sawah di hargai sangat tinggi. Setelah terjadi alih fungsi lahan sebagian besar responden mengalami perubahan soaial dan ekonomi diantaranya, semakin banyak seorang istri mulai bekerja untuk kebutuhan rumah tangga, gaya hidup juga berubah terhadap hal lebih moderen hal tersebut tidak lepas dari terjadinya perubahan mata pencaharian sehingga berpengaruh terhadap pendapatan dan kepemilikan. Akan tetapi terdapat juga yang menurun kondisi sosial dan ekonominya hal tersebut di pengaruhi oleh umur, skill, dan tidak memilki modal untuk melakukan pekerjaan lain. Oleh karena itu pemerintah daerah selaku pemegang perizinan di harapkan lebih bijak dalam menentukan lokasi suatu industri jangan sampai yang digunakan lahan sawah produktif dan juga bagi investor untuk tidak membangun industri di sepanjang jalan nasional karena menimbulkan kemacetan.;---Sukaluyu Sub-district is an area where most of the land is used as rice field areas. However, those areas are claimed as an industrial zone after the stipulation of Peraturan Daerah No. 17 Year 2012. It makes the agriculture area of rice fields’ function has been changed a lot. There are several villages in Sukaluyu Sub-district whose the agriculture area of rice fields are used to be industrial area such as Hegarmanah Village, Selajambe, Sindangraja, and Sukasirna. The aims of the study are to identify the factor that encourages the change of agriculture area’s function to be industrial area and to analyze the impact of the land’s function conversion towards the change of socio-economic. The sample of the study were converted farmers along with the descriptive quantitative method and chi square analysis to identify the impact of land’s function conversion towards the socio-economic condition of converted farmers. Based on the findings, the factors that contribute the conversion of land’s function to become industrial area because: Based on the local regulation, the external factor due to the area of Sukaluyu Sub-district that is an ideal and strategic area to build industries, and for the internal factor is because the price of rice fields area is very expensive. After having the land’s function conversion, most of the respondents experienced the socio-economic change which are the increasing number of wives who started working for their household needs, the lifestyle also changes to be more modern which cannot be separated from the change of livelihood, so it affects to the income and ownership. However, there is also a decline in the condition of socio-economic which is influenced by age, skill and has no capital to do another work. Therefore, the regional government as the licensing holder is expected to be wiser in determining the location of an industry and not using the productive rice fields and also for the inverstors to not building industries along the national roads due to the traffic jam.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No.Panggil : S GEO DWI d-2018; NIM : 1400670; Nama Pembimbing : I.Wahyu Tridiana II.Asep Mulyadi |
Uncontrolled Keywords: | Alih Fungsi Lahan, Faktor Pendorong Alih Fungsi Lahan, Perubahan Sosial dan Ekonomi, Land’s Function Conversion, The Driving Factor of Land’s Function Conversion, The Change of Socio-economic |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GV Recreation Leisure H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Geografi-S1 |
Depositing User: | Zahra |
Date Deposited: | 13 Feb 2020 07:49 |
Last Modified: | 13 Feb 2020 07:49 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/46082 |
Actions (login required)
View Item |