Yosnata, Lea Juliana (2016) ANALISIS VARIASI GENETIK CIPLUKAN(Physalis angulata;SOLANACEAE) MENGGUNAKAN RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_BIO_1202267_Title.pdf Download (326kB) | Preview |
|
|
Text
S_BIO_1202267_Abstract.pdf Download (138kB) | Preview |
|
|
Text
S_BIO_1202267_Table_of_content.pdf Download (155kB) | Preview |
|
|
Text
S_BIO_1202267_Chapter1.pdf Download (212kB) | Preview |
|
Text
S_BIO_1202267_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (742kB) |
||
|
Text
S_BIO_1202267_Chapter3.pdf Download (647kB) | Preview |
|
Text
S_BIO_1202267_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
||
|
Text
S_BIO_1202267_Chapter5.pdf Download (134kB) | Preview |
|
|
Text
S_BIO_1202267_Bibliography.pdf Download (252kB) | Preview |
|
Text
S_BIO_1202267_Appendix1.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (209kB) |
||
Text
S_BIO_1202267_Appendix2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (176kB) |
||
Text
S_BIO_1202267_Appendix3.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (158kB) |
||
Text
S_BIO_1202267_Appendix4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (212kB) |
Abstract
Physalis angulata atau dikenal sebagai ciplukan di Indonesia merupakan semak yang banyak dimanfaatkan untuk makanan dan obat tradisional. Variasi genetik menjadi aspek pertimbangan yang penting bagi masyarakat dalam memanfaatkan ciplukansebagai tanaman obat karenaadanya tingkat variasi genetik yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan khasiat farmakologis. Penelitian ini bertujuanmenganalisis variasi genetik populasiciplukan,sehingga dapatdiketahui strategipemilihan populasi dalampemanfaatan ciplukansebagai tanaman obat oleh masyarakat.Populasiyang dianalisis adalah ciplukan yang berasal dari daerah Bandung, diwakili oleh lima subpopulasi berdasarkan arah mata angin yaitu Bandung Utara, Selatan, Tengah, Timur, dan Barat dengan total 23 individu sebagai sampel.Variasi genetik dianalisis menggunakan RAPD dengan primer acak hasil seleksi yang menghasilkan polimorfisme cukup tinggi yaitu OPA1 dan OPB17. Hasil RAPD diolah untuk analisis klastering menggunakan UPGMA dan PCA,dan estimasi aliran gen.Analisis klastering menunjukkan tidak terdapat pengelompokan sampel berdasarkan lokasi asalnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwapopulasiciplukan di Bandung memiliki komposisi genetik yang seragam yang dapat diamati denganadanya pencampuran individu antar populasi pada klaster. Hasil tersebut diperkuat dengan estimasi aliran gen antar populasiciplukandi Bandungyang cukup tinggi (Nm = 1,3166). Hasil yang diperoleh ini kemungkinan disebabkan oleh sifatself-incompatibledari ciplukan,yang memerlukan cross-pollination, membuat pertukaran gen lebih tinggi dan mengarah padahomogenisasi komposisi genetik.Distribusiciplukan secara luas baik secara alami sebagai tanaman liar maupun pemindahan oleh manusia juga dapat menjelaskan tingginya aliran gen. Analisis varasi genetik ciplukandengan skala yang lebih luas perlu dilakukan pada penelitian berikutnya untuk menjadi dasar strategi pemanfaatan ciplukanyang lebih luas. ; and traditional cure. Genetic variation considered as a necessary aspect for people in obtaining ciplukan in order to use it as medicinal plant because different pharmacological efficacy might result fromdifferent level of genetic variation. The aim of this study is to analyze genetic variation in ciplukan population, therefore strategy in population selection could be known for ciplukan utilization as medicinal plant. The population in this study is ciplukan originates in Bandung which consist of five sub populations based on cardinal direction, northen, southern, center, eastern, and western part of Bandung with total 23 individuals (as sampels). Gentic variation analysis was carried out by RAPD withquite high polymorphism result of arbitraty primers, OPA 1 and OPB17. RAPD result was used for clustering analysis with UPGMA and PCA, and for estimation of gene flow. Clustering analysis did not show any clustering of sampels by geographical origins. The results indicate an uniform genetic composition of ciplukan population in Bandung. This result also supported by the high level of estimated gene flow (Nm = 1,3166) between population of ciplukan in Bandung. This could be result from ciplukan self-incompatible trait which require cross-pollination that caused higer level of gene exchange and lead to homogenization of genetic composition. Furthermore, wide distribution of ciplukan by nature as wild plant or by human transfer could explain the high level of gene flow. Genetic variation analysis should be extended to larger scale in futher study so utilization strategy for broader region could be developed.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | Nomor Panggil : S BIO YOS a-2016 ; Nama Pembimbing : I. Topik Hidayat . II. Didik Priyandoko . |
Uncontrolled Keywords: | variasi genetik, analisis populasi, RAPD, Physalis angulata ; genetic variation, population analysis |
Subjects: | Q Science > QH Natural history > QH301 Biology |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Biologi > Program Studi Pendidikan Biologi |
Depositing User: | Mr mhsinf 2017 |
Date Deposited: | 04 Sep 2017 09:10 |
Last Modified: | 04 Sep 2017 09:10 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/25707 |
Actions (login required)
View Item |