Suryawati, Ni Made Rahmi (2015) Konseling Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Empati : penelitian eksperimen kuasi terhadap siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
T_BP_1302273_Title.pdf Download (343kB) | Preview |
|
|
Text
T_BP_1302273_Abstrack.pdf Download (210kB) | Preview |
|
|
Text
T_BP_1302273_Table_of_content.pdf Download (155kB) | Preview |
|
|
Text
T_BP_1302273_Chapter1.pdf Download (304kB) | Preview |
|
Text
T_BP_1302273_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (483kB) |
||
|
Text
T_BP_1302273_Chapter3.pdf Download (736kB) | Preview |
|
Text
T_BP_1302273_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (658kB) |
||
|
Text
T_BP_1302273_Chapter5.pdf Download (139kB) | Preview |
|
|
Text
T_BP_1302273_Bibliography.pdf Download (293kB) | Preview |
|
Text
T_BP_1302273_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (885kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya memiliki sikap empati dalam kehidupan sehari-hari. Sikap empati merupakan keterampilan dasar dalam menjalin hubungan sosial yang dapat diajarkan, dikembangkan, dan dilatih. Siswa merasa berharga dan bahagia apabila dapat diterima dalam situasi kelompok oleh sebayanya. Kekurangan hubungan sosial pada siswa mengakibatkan depresi hingga drop out sekolah. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan empati siswa melalui konseling teman sebaya (KTS). Secara khusus, bertujuan untuk (1) mengetahui profil empati siswa sebelum diberikan bantuan KTS, (2) mengetahui rumusan hipotetik program KTS pada siswa, dan (3) mengetahui efektivitas KTS untuk meningkatkan empati siswa. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII dengan jumlah 175 orang yang berlokasi di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi penelitian disebabkan fenomena perilaku siswa yang kurang berempati dapat dilihat dari siswa susah bergaul, tidak akrab dengan teman, tidak peduli, ingin lebih populer, dan merasa tidak memiliki teman. Faktanya, terdapat 40% siswa pada kategori rendah, 45% siswa pada kategori sedang, dan hanya 15% siswa yang berada pada kategori tinggi, serta kurangnya jumlah guru bimbingan dan konseling. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan nonequivalent (pretest-posttest) control group design, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak, untuk mengetahui perbedaan kelompok yang diberikan intervensi dengan kelompok yang tidak diberikan intervensi. Sebelum memberikan intervensi konselor sebaya diberikan pelatihan keterampilan KTS. Setelah intervensi, siswa yang memiliki empati rendah mendapatkan peningkatan skor dan perubahan prilaku yang positif. Sehingga, hasil temuan penelitian menunjukkan konseling teman sebaya efektif untuk meningkatkan empati siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Adapun rekomendasi yang dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya yaitu mempertimbangkan durasi waktu dalam pelatihan konseling teman sebaya dan waktu intervensi agar lebih efektif dan efesien. The background to the research is the necessity of empathy in daily life. Empathy is the basic skill of social interaction that can be taught, developed, and trained. To be accepted by a group of peers will make a student feel worthy and happy. Students who lack social interaction will be more prone to depression and school dropout. Hence, in general the research aims to increase students’ empathy through peer counseling. More specifically, it aims to: (1) Find the profile of students’ empathy treated with peer counseling; (2) Find the hypothetical formulation for student peer counseling; and (3) Find the effectiveness of peer counseling in increasing students’ empathy. The SMP of UPI Laboratory School Bandung has been selected as the research location, with 175 seventh grade students as the research population. The school was selected because some of its students showed a lack of empathy, causing them to have difficulty to socialize, become distant from their friends, lack social awareness, have a desire to be more popular, and feel alienated. In fact, it was found that 40% of the students were at the low category of empathy, 45% of them were at the medium category, and only 15% were at the high category. This fact was ameliorated by the lack of guidance and counseling teachers. The research adopted quasi-experimental method with nonequivalent (pretest-posttest) control group design, where the experimental group and control group were not randomly selected in order to find the difference between the group given intervention and the one without intervention. Before intervention, students were trained with peer counseling. After intervention, students who had low empathy experienced an increase in their test scores, and they showed positive behavioral changes. Therefore, it can be concluded that peer counseling was effective to increase the empathy of the seventh grade students of SMP of UPI Laboratory School Bandung School Year 2014-2015. As for the recommendations to be carried out by further research that is considering the length of time in the training of peer counseling and intervention time to be more effective and efficient.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : T BP SUR k-2015; Pembimbing : I. Juntika Nuriksan, II. Cece Rakhmat |
Uncontrolled Keywords: | konseling teman sebaya (KTS), konseling kelompok, empati |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology L Education > L Education (General) |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Bimbingan dan Konseling S-2 |
Depositing User: | Staff DAM |
Date Deposited: | 16 Oct 2015 01:46 |
Last Modified: | 16 Oct 2015 01:46 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/18046 |
Actions (login required)
View Item |