TY - THES PB - Universitas Pendidikan Indonesia N2 - Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan latar belakang masalah yang penulis temukan pada objek penelitian, yaitu: (1) kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa kelas 2 SD di BIS belum ideal karena masih ditemukan kesalahan dalam stuktur bahasa Indonesia, pemilihan kata yang kurang tepat, dan pelafalan yang kurang lancar, (2) siswa kelas 2 SD di BIS masih melakukan campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dan (3) pengetahuan siswa terhadap legenda cerita rakyat Indonesia masih kurang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengupayakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia dalam menceritakan legenda. Penelitian Tindakan Kelas atau lebih sering disebut PTK ini mendeskripsikan secara objektif permasalahan yang terjadi pada siswa kelas 2 SD di BIS guna meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia dalam menceritakan legenda. Pelaksanaannya dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif antara penulis, siswa, dan pengamat. Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, analisis data hasil observasi, analisis kemampuan siswa berbicara dalam menceritakan legenda, dan refleksi. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama tiga siklus berturut-turut, yang terdiri dari siklus 1 dengan teknik charade, siklus 2 dengan media wayang kartun dan instrumen, dan siklus 3 teknik dengar-kerjakan. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan yang siginifikan pada jumlah rata-rata pemerolehan nilai akhir kemampuan siswa: (1) siklus 1 dengan rata-rata 62,23 yang tergolong cukup, (2) siklus 2 dengan rata-rata 75,05 yang tergolong baik, dan (3) siklus 3 dengan rata-rata 92,82 yang tergolong sangat baik. Peningkatan kemampuan berbicara yang terjadi pada siswa dengan menggunakan metode bermain peran pada setiap siklus ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Ternyata, fakta membuktikan bahwa teori konstruktivisme lebih tepat digunakan pada pembelajar BIPA anak-anak dibandingkan dengan teori gestalt. Metode bermain peran dengan teknik dengar-kerjakan yang memenggal-menggal cerita sesuai teori konstruktivisme dapat lebih cepat melekat pada diri siswa dibandingkan dengan cerita yang disampaikan secara menyeluruh dengan teori gestalt. Selain itu dengan teknik dengar-kerjakan ini siswa dapat mengembangkan visual, auditorial, dan kinestetik pada saat pembelajaran sehingga pemahaman siswa dapat bertahan dalam jangka panjang. TI - UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BIPA ANAK-ANAK DALAM MENCERITAKAN LEGENDA DENGAN METODE BERMAIN PERAN : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA KELAS 2 SEKOLAH DASAR DI BANDUNG INTERNATIONAL SCHOOL TAHUN AJARAN 2009/2010 AV - public ID - repoupi95599 M1 - other Y1 - 2010/06/30/ KW - KEMAMPUAN BERBICARA KW - PEMBELAJAR BIPA ANAK-ANAK KW - LEGENDA KW - METODE BERMAIN PERAN KW - Kelas 2 KW - Sekolah Dasar KW - Bandung International School N1 - ID SINTA Dosen Pembimbing ANDOYO SASTROMIHARJO: 5987306 NUNY SULISTIANY IDRIS: 6682825 UR - http://repository.upi.edu A1 - Gilang Hanita Mayasari, - ER -