TY  - THES
N2  - Pendahuluan: Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang sering disertai dengan halusinasi pendengaran dan penurunan fungsi kognitif. Meskipun terapi farmakologis seperti antipsikotik merupakan pendekatan utama, efeknya terhadap aspek kognitif sering kali terbatas. Oleh karena itu, intervensi non-farmakologis seperti senam aerobik mulai dipertimbangkan sebagai terapi komplementer untuk meningkatkan fungsi kognitif. Tujuan: Mengetahui efektivitas latihan senam aerobik dalam meningkatkan fungsi kognitif pada pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif pada seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun. Intervensi berupa latihan senam aerobik dilakukan lima kali seminggu selama 20?30 menit per sesi, didampingi musik sebagai alat bantu. Fungsi kognitif diukur menggunakan instrumen MMSE sebelum dan sesudah intervensi. Diskusi: Hasil menunjukkan peningkatan skor MMSE dari 14 (gangguan fungsi kognitif sedang) menjadi 23 (gangguan fungsi kognitif ringan), menandakan adanya perbaikan fungsi kognitif. Temuan ini didukung oleh studi terdahulu yang menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat meningkatkan atensi, memori, dan neuroplastisitas pada pasien skizofrenia. Kesimpulan: Senam aerobik terbukti menjadi intervensi komplementer yang efektif dalam meningkatkan fungsi kognitif pada pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran.

Introduction: Schizophrenia is a chronic mental disorder often accompanied by auditory with hallucinations and cognitive decline. Although pharmacological treatments such as antipsychotics are the primary approach, their effect on cognitive function is often limited. Therefore, non-pharmacological interventions like aerobic exercise are increasingly considered as complementary therapies to enhance cognitive function. Objective: To determine the effectiveness of aerobic exercise in improving cognitive function in a patient with schizophrenia experiencing auditory hallucinations. Method: This study used a descriptive case study approach on a 45-year-old male patient. The intervention consisted of aerobic exercise performed five times a week for 20?30 minutes per session, accompanied by music as a supportive tool. Cognitive function was measured using the Mini-Mental State Examination (MMSE) before and after the intervention. Discussion: The results showed an increase in MMSE score from 14 (moderate cognitive impairment) to 23 (mild cognitive impairment), indicating cognitive improvement. This finding is supported by previous studies demonstrating that aerobic exercise can enhance attention, memory, and neuroplasticity in individuals with schizophrenia. Conclusion: Aerobic exercise proves to be an effective complementary intervention for improving cognitive function in patients with schizophrenia experiencing auditory hallucinations.
ID  - repoupi145742
Y1  - 2025/06/02/
TI  - PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN  SKIZOFRENIA: Studi Kasus
KW  - Fungsi Kognitif
KW  -  Halusinasi Pendengaran
KW  -  Senam Aerobik
KW  -  Skizofrenia

Aerobic Exercise
KW  -  Auditory Hallucinations
KW  -  Cognitive Function
KW  -  Schizophrenia.
A1  - Ghina Novianti Rhamdina Fawziyah, -
A1  - Sri Sumartini, -
UR  - https://repository.upi.edu/
N1  - https://scholar.google.com/citations?view_op=new_profile&hl=id

ID SINTA Dosen Pembimbing:
Sri Sumartini: 6141086
M1  - other
AV  - restricted
PB  - Universitas Pendidikan Indonesia
ER  -