TY - THES A1 - Aldi Yohannes, - A1 - Bambang Abduljabar, - A1 - Salman, - N2 - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pendidikan gerak dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan gerak dasar siswa kelas VII SMPK Pelita Bangsa Bandung. Latar belakang penelitian berangkat dari permasalahan rendahnya variasi dan kualitas gerak dasar siswa akibat pembelajaran PJOK yang masih didominasi pendekatan konvensional, sehingga kreativitas, motivasi, dan eksplorasi gerak terbatas. Model pendidikan gerak dipandang mampu mengoptimalkan kemampuan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif melalui pemahaman konsep gerak yang bervariasi dan menyenangkan. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan desain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sampel penelitian terdiri dari 41 siswa, masing-masing 20 siswa kelompok eksperimen dan 21 siswa kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh perlakuan model pendidikan gerak melalui aktivitas seperti lempar tangkap, menggiring, menembak, berlari, melompat, dan meloncat selama 8 pertemuan. Kelompok kontrol mengikuti pembelajaran konvensional pada materi bola basket dan atletik. Instrumen yang digunakan adalah Barrow Motor Ability Test. Analisis data dilakukan menggunakan Independent Samples T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik model pendidikan gerak maupun pembelajaran konvensional memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar, namun peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (Sig. < 0,05). Model pendidikan gerak terbukti lebih efektif karena memberikan variasi gerak, meningkatkan motivasi, serta mendorong keterlibatan aktif siswa. This study aims to determine the effect of the movement education model compared to the conventional learning model on the basic movement abilities of seventh-grade students of SMPK Pelita Bangsa Bandung. The background of the study departs from the problem of low variation and quality of students' basic movements due to PJOK learning which is still dominated by conventional approaches, so that creativity, motivation, and movement exploration are limited. The movement education model is seen as being able to optimize locomotor, non-locomotor, and manipulative abilities through a varied and enjoyable understanding of movement concepts. The research method used an experiment with a control group design and an experimental group. The research sample consisted of 41 students, each of which was 20 students in the experimental group and 21 students in the control group. The experimental group received treatment with the movement education model through activities such as throwing, catching, dribbling, shooting, running, jumping, and jumping for 8 meetings. The control group followed conventional learning on basketball and athletics materials. The instrument used was the Barrow Motor Ability Test. Data analysis was carried out using the Independent Samples T-Test. The results showed that both the movement education model and conventional learning significantly improved basic motor skills. However, the improvement in the experimental group was significantly higher than in the control group (Sig. <0.05). The movement education model proved more effective because it provided movement variation, increased motivation, and encouraged active student involvement. M1 - other AV - restricted UR - https://repository.upi.edu TI - PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN GERAK TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS VII SMPK PELITA BANGSA KW - pendidikan jasmani KW - model pendidikan gerak KW - kemampuan gerak dasar KW - pembelajaran konvensional KW - SMP. physical education KW - movement education model KW - basic motor skills KW - conventional learning KW - junior high school. N1 - https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=nIvP9X8AAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing: Bambang Abduljabar: 6690150 Salman: 6749997 Y1 - 2025/08/29/ PB - Universitas Pendidikan Indonesia ID - repoupi144899 ER -