%0 Thesis %9 S1 %A Rika Ramdhaniar Sulistiawati Sidik, - %A Usep Surahman, - %A Agara Dama Gaputra, - %B KODEPRODI23201#Arsitektur_S1 %D 2025 %F repoupi:142449 %I Universitas Pendidikan Indonesia %K museum teh, choreographed spatial journey, architectural promenade tea museum, choreographed spatial journey, architectural promenade %T MUSEUM TEH DI KABUPATEN SUBANG %U http://repository.upi.edu/142449/ %X Perkebunan teh merupakan salah satu komoditas unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, luas areal dan tingkat produksi mengalami penurunan akibat alih fungsi lahan, berkurangnya tenaga kerja, serta keterbatasan pengolahan produk. Kabupaten Subang, sebagai daerah dengan potensi perkebunan teh yang besar, memiliki peluang mengembangkan sektor ini melalui ekowisata berkelanjutan. Di sisi lain, Subang hanya memiliki satu museum yang memenuhi standar, sehingga dibutuhkan fasilitas baru yang mampu berfungsi sebagai sarana edukasi sesuai karakter daerah. Perancangan Museum Teh di Kabupaten Subang ini mengusung konsep choreographed spatial journey, yang berakar pada teori architectural promenade Le Corbusier. Konsep ini mengkoreografi pergerakan pengunjung melalui pengalaman spasial berkesinambungan dengan sistem sirkulasi linear chaining. Setiap zona pameran terhubung secara bertahap, sehingga pengunjung diarahkan oleh konfigurasi ruang, bukan semata penanda eksplisit. Sistem wayfinding tetap digunakan secara selektif di titik-titik strategis untuk mencegah disorientasi tanpa mengganggu kontinuitas perjalanan. Rancangan museum mencakup zona-zona pameran yang membentuk narasi spasial dari pengenalan hingga eksplorasi mendalam. Perjalanan dirancang untuk memicu keterlibatan indera, memperkuat koneksi emosional dengan pameran, sekaligus menghadirkan pengalaman edukatif yang imersif. Hasil perancangan diharapkan menjadi ikon wisata edukatif serta pusat riset dan pemberdayaan masyarakat, mendukung pelestarian budaya teh, dan memperkuat identitas Subang sebagai daerah penghasil teh berdaya saing tinggi. Tea plantations are one of the leading agricultural commodities that contribute significantly to Indonesia’s economy. However, in recent years, both plantation area and production levels have declined due to land conversion, decreasing labor availability, and limitations in product processing. Subang Regency, as a region with considerable potential for tea cultivation, holds opportunities to revitalize this sector through sustainable ecotourism. On the other hand, Subang currently has only one museum that meets proper standards, indicating the need for a new facility that can serve as an educational medium aligned with the local identity. The design of the Tea Museum in Subang adopts the concept of a choreographed spatial journey, rooted in Le Corbusier’s theory of the architectural promenade. This concept choreographs visitors’ movement through a continuous spatial experience using a linear chaining circulation system. Each exhibition zone is connected sequentially, guiding visitors through spatial configuration rather than relying solely on explicit signage. Wayfinding elements are still integrated selectively at strategic points to prevent disorientation while maintaining the continuity of the journey. The museum design encompasses both open and enclosed exhibition zones that construct a spatial narrative from introduction to in-depth exploration. The journey is intended to stimulate sensory engagement, strengthen emotional connection with the exhibits, and deliver an immersive educational experience. The outcome is expected to establish the museum as an educational tourism icon as well as a center for research and community empowerment, supporting the preservation of tea culture and reinforcing Subang’s identity as a competitive tea-producing region. %Z SINTA ID DOSEN PEMBIMBING Usep Surahman: 5978237 Agara Dama Gaputra: 6745709